Oke teman-teman, bagi kalian yang sudah baca Friendzone harap baca ulang! karena saya sudah merubah total semuanya. Dari mulai Judul, Deskripsi, alur cerita bahkan sebagian nama tokoh dan tokoh utama saya ganti.
Seperti: Emmanuel Adit Gemintang= Leonardo Alden Bagaskara.
Note: Diharapkan untuk baca sampai 3 part! jika suka wajib dilanjut! jika tidak? gak mau tau pokoknya harus suka.
Baik, happy reading all:)
Teriknya matahari membuat seorang pemuda jangkung bertubuh tegap berpakaian seragam SMA dengan kancing atas yang sengaja ia buka bermandikan keringat. Tampilannya sangat urakan namun wajahnya amat terlihat sangat tampan. Pemuda itu tengah berdiri dilapangan sambil menghormat pada Bendera Merah Putih.
"Pak, woy! panass!" teriaknya sambil berdecak sebal kala mata tajamnya menangkap Pak Andi yang berdiri di sisi lapangan.
Pak Andi ialah Guru Matematika yang terkenal galak. Namun tidak berlaku bagi Leonardo Alden Bagaskara! cowo nakal dengan segala pesona yang mampu memikat hati setiap gadis.
Pak Andi berjalan menghampiri Leon dengan langkah lebar. "Leon! tanaman stroberi saya rusak gara-gara diinjek kamu!" teriaknya murka. "Saya susah payah nanemnya! kamu dengan entengnya nginjek!"
Leon menurunkan tangannya lalu nyengir lebar, "Maaf Pak gak sengaja ke injek," balasnya.
Dada Pak Andi naik turun, terhitung sudah puluhan kali Leon dan antek-anteknya menghancurkan tanaman miliknya yang ada dibelakang sekolah. Dari mulai menanam sayuran hingga sekarang stroberi yang sebentar lagi berbuah dihancurkan oleh murid bengal yang ada dihadapannya.
"Alasan terus kamu! stroberi saya sebentar lagi mau berbuah Leon, kamu itu..." Pak Andi tak mampu melanjutkan kata-katanya karena merasa sudah cape oleh tingkah Leon, juga ia tahu betul sepanjang apapun dirinya berbicara tidak akan didengarkan olehnya.
Pak Andi menghela nafas jengah, "Saya mau kamu ganti tanaman stroberi saya! masuk kelas!" titahnya dengan nada tajam.
"Siap!" balasnya sambil menghormat pada Pak Andi.
oOo
"Ziana i'm coming!" teriak Leon dengan semangat.
Ziana Qalisya. Panggil saja Zia! Leon senang sekali mengganggu gadis itu. Banyak orang yang beranggapan jika Leon memang menyukai Zia. Ya! sepertinya memang benar, tapi entahlah.
Oh ya, selain cantik Ziana juga termasuk murid yang sangat pintar. Dia selalu mengharumkan nama sekolah karena selalu mendapat juara olimpiade matematika. Banyak piala yang telah ia bawa ke sekolah. Namanya selalu diagung-agungkan bahkan prestasi yang ia dapatkan dari kelas X hingga sekarang kelas XI selalu dibicarakan dengan bangganya oleh Kepala Sekolah dan Guru-Guru.
Namun, ada satu hal yang harus diketahui. Zia memilik sifat yang keras kepala, susah diatur, barbar, bermulut pedas. Walaupun pintar dia tak pernah menunjukan sikaf yang menunjukan siswi teladan itulah kekurangannya. Kerap sekali dia melanggar aturan bahkan melabrak adik kelas hanya karena masalah sepele. Dia juga senang beradu mulut dengan siapa saja.
Siapapun yang berani membuat Zia kesal tak segan dia akan langsung membuat orang itu sakit hati ditempat. Ahh ya~ kecuali Faza Elbarack Hersey Addison.
Tapi Ziana bukan lah seorang badgirl! namun itulah sifat aslinya!
Ziana memutar bola matanya malas. "Gak usah ganggu gue!" desisnya tajam.
Leon tak mendengarkan. Dia malah duduk disamping Ziana dan menatap cewe itu lamat-lamat.
"Ngapain lo liatin gue kayak gitu? ngajak ribut lo haa?" tanyanya dengan sewot.
Leon terkekeh kecil. "Bisa-bisanya lo bilang gitu ketika orang lain pengen di giniin sama gue,"
Ziana tak menyangkal hal itu. Leon memang sangat tampan bahkan sangat populer disekolah. banyak wanita yang menyukainya. Tapi tidak dengan dirinya, karena...
"Pergi dari sini!" usir seorang cowo berperawakan tinggi pada Leon.
Faza Elbarack Hersey Addison. Panggil saja Bara! cowo blasteran Australia-Indonesia. Ini dia, sahabat kecil Ziana. Cowo yang membuatnya tidak ingin menjalin hubungan dengan Pria manapun kecuali Bara. Ya, Ziana terjebak friendzone. Memang benar, apa yang dibilang orang lain, ujian terberat dalam pertemanan lawan jenis ialah perasaan. Kini Ziana mengalaminya!
"Santai bro, gue gak ngapa-ngapain Zia lho," ucap Leon sambil berdiri.
Leon dan Bara memang tak pernah akur. Dan yang selalu menjadi permasalahan ialah Leon yang selalu mendekati Ziana.
Tapi...bisa jadi karena hal lain...
oOo
"Lo mau pesen apa Zi? mie ayam?" tanya Bara ketika dirinya sudah berada dikantin.
Ziana mendudukan bokongnya dikursi kosong, lalu mendongak menatap Bara yang lebih tinggi dari posisinya.
"Kek nya bakso di depan komplek enak," ujar Ziana tak tahu tempat.
"Heh jubaedah! buka mata, ini tuh dikantin bukan komplek," ucap Bara dengan sewot.
Ziana mendelik, "Gue kan cuman curhat," balasnya. "Yaudah sono pesenin gue mie ayam sama jus mangga gak pake lama uangnya dari lo gak mau tau." cerocos Ziana.
"Udah nyuruh, harus sebentar, uangnya dari gue lagi, ga tau malu banget," ucap Bara sambil menggelengkan kepala.
"Berisik banget sih, cepetan ah!" protes gadis itu dengan kesal.
Bara hanya terkekeh kecil melihat temannya kesal, lalu dia mengacak gemas rambut Ziana dan pergi memesan makanan.
Zia tersenyum tipis, hatinya menghangat jantungnya berdebar cepat diperlakukan seperti itu.
"Nih, makan." titah Bara sambil menyodorkan semangkuk mie ayam dengan jus mangga seperti pesanannya tadi.
Ziana dengan cepat menyabar mie ayam itu lalu mengaduknya dan melahapnya seperti orang kelaparan.
"Gak makan berbulan-bulan ya mbak nya?" tanya Bara sambil terkekeh melihat kelakuan Ziana.
Ziana tak menggubris ejekan Bara, dia hanya fokus memakan mie ayam mang ujang yang sangat enak.
"Masih mau mie ayamnya?" tanya Bara ketika Ziana melihat nanar mie ayamnya yang habis.
"Sini gue suapin," Ziana langsung tersenyum lebar lalu membuka mulut untuk menerima suapan dari Bara.
Sebagian murid yang berada dikantin melihat kearah bangku Ziana dan Bara, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat romantis, bahkan banyak wanita yang iri melihat Ziana diperlakukan seperti itu oleh Bara. Tapi nyatanya Ziana dan Bara hanya berteman. ingat berteman! tolong garis bawahi!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Leon King! [SELESAI]
Fiksi RemajaGanti judul. Ganti cover. Ziana mencintai Bara sahabat kecilnya. Namun sepertinya, cintanya akan terus bertepuk sebelah tangan karena Bara sudah menyatakan perasaannya pada Vika Arabella si murid baru. Disisi lain ada Leonardo, cowo ngeselin sedunia...