E m p a t

362 55 4
                                    

"Oke guys, kita masukan sedikit kaldu jamur agar rasanya makin mantap," cerocos Ziana dengan wajan dan spatula ditangannya.

Rasanya tak pernah lengkap jika sedang masak sendiri tanpa berlaga layaknya youtober.

"Tadaaa! udah jadi masakannya." ucap Ziana lalu menaruhnya dimeja makan.

"Eumm, wanginya enak bangett." ujar Sintia ketika masuk ke dapur.

Memang sore ini, Ziana bermain dirumah Bara untuk memasak makanan untuknya. Ahh ya, rumah mereka berhadapan, walaupun rumah Ziana tak sebesar rumah Bara.

Ziana tersipu malu, dia memejamkan matanya senang. Dia berharap kali ini Sintia akan memujinya seperti di cerita Novel yang ia baca.

"Makin jago yah kamu masaknya, seneng banget tante." ucap Sintia memuji Ziana sambil mengelus rambut Ziana.

Ziana melunturkan senyumnya. "Kamu tunggu aja disini, biar tante yang manggil Bara," katanya lagi lalu diangguki oleh Ziana.

"Anak sama emak, gak ada yang peka. kalo di novel-novel kan mujinya tuh kek jadi pengen jadiin kamu menantu. ini mah masa kek gitu doang," gerutu Ziana pelan.

oOo

Leonardo Alden Bagaskara. Panggil saja Leon, dia terlahir dari keluarga berada juga harmonis. Ayahnya ialah seorang Arsitek sekaligus pemilik hotel berbintang. Gofar Bagaskara namanya dan Ibunya Karina Lovely Bagaskara ia adalah seorang Ibu rumah tangga.

"Gue mau nonton sinetron," ujar Leon lalu merebut remot yang dipegang oleh Egel yang sedang menonton kartun kesukaannya.

Eagle Jonathan Bagaskara. Panggil saja Egel, dia adalah anak ketiga dari Gofar dan Karina. Sedangkan anak keduanya yaitu Zakia Aurora Bagaskara.

Usia Aurora ialah 10 tahun, dia masih duduk dibangku kelas 6 SD begitupun dengan Egel yang berusia 6 tahun, dan duduk dibangku kelas 1 SD.

Jika dipikir-pikir entah ada masalah apa Ayahnya sampai memberikan nama berdasarkan binatang kepada Leon dan Egel! dan alasanya ternyata… "Gapapa, pengen aja," sungguh jawaban yang tak memuaskan. Lalu, jika bertanya pada Ibunya Karina jawabannya adalah… "Gatau Mamah, mungkin Ayah kamu pengen ngerubah binatang jadi manusia kali, soalnya dulu dia punya cita-cita gitu." orang tua macam apa Ayahnya ini!

"Heh, gak bisa! aku duluan yang ada disini, balikin!" Egel merebut kembali remot ditangan Bara.

"Apaann si, lo! anak kecil gak baik nonton kartun, sinetron lebih mendidik,"

"Egel baru sadar, ternyata Egel sama abang itu lebih pinteran Egel," ucap bocah itu sambil menggelengkan kepala.

"Berani lo ngatain gue bodoh?!" teriak Leon.

"Egel gak bilang gitu, abang sendiri yang ngomong," balasnya lalu melipat kedua tangan didada.

"Dasar anak pungut!"

"Mamah!! abang bilang Egel anak pungut!" teriak Egel sambil menendang-nendang camilan didepannya.

"Huhh, laki kok beraninya ngadu sih, cemen lo," ejek Leon.

Hidung bocah itu kembang kempis menahan amarah. "Gapapa lah, orang masih kecil," sinisnya.

Leon memasukan camilan kedalam mulutnya. "Gue dulu gak gitu, malahan nih ya waktu gue segede lo, gue pernah tarung sama anak SMA," beritahu Leon dengan nada bangga.

Egel tampak tak percaya, "Bohong, mana mungkin badan sekecil itu ngelawan anak SMA,"

"Ya bisa lah, buktinya kan gue. Laki banget deh gue." kata Leon.

"Gak nyesel Ayah namain gue Leon, kekuatan gue seperti singa, yang bener-bener kuat" katanya lagi.

Egel terdiam, dari wajahnya dia mulai percaya dengan apa yang dikatakan Leon.

"Eagle, apaan Elang, elang cuman bisa terbang doangan gak bisa tarung." ejeknya. "Palingan kalo tarung pasti beraninya terbang menjauh dari musuh." lanjutnya membohongi Egel.

Leon memegang bahu adiknya, "Dengerin gue yah, kalo misalkan Ayah sayang sama lo, dia bakal ngasih nama Tiger biar sama kuatnya kaya Leon," ucap Leon mengompori Egel.

"Dari sini lo paham kan kalo lo itu anak pungut, jadi dikasih nama itu." kata Leon menyimpulkan.

Egel mengerucutkan bibirnya, dia tidak terima dengan apa yang diucapkan Leon. Tapi… bocah itu juga memercayai kakaknya yang berbohong.

Egel tiba-tiba menangis histeris, lalu pergi sambil menghentakan kakinya menuju dapur dimana Karina sedang memasak.

oOo

"Dandan lama amat, percuma dandan cantik-cantik kalo lo jalan sama gue, ya gabakal ada yang ngelirik," ucap Bara lalu tertawa.

Ziana bangkit dan mendelik kearah Bara. "Yaudah gue jalan sendiri aja," balas Ziana acuh tak acuh.

"Jangan gitu dong, sebelum gue punya pacar mending kita habis-habisin waktu jalan berdua," ucap Bara dengan kekehannya.

Ziana mengatupkan bibir, moodnya tiba-tiba hancur ketika Bara berkata seperti itu. Secara tidak langsung Bara tidak akan ada waktu bersama Ziana lagi ketika sudah punya pacar.

Ziana menekuk wajahnya. Dia berjalan kearah ranjang lalu membanting tubuhnya.

Bara mengernyit heran, "Lah, malah tidur. jadi pergi gak sih? keburu tutup nih yang jualan dijalan, atau lo sengaja mau pergi larut biar gue gak jajan pake uang lo." tuding Bara dengan raut kesalnya.

Kebetulan malam Minggu ini ada pasar malam.
Seperti janji Ziana dia akan meneraktir Bara untuk malam ini. Tapi, perkataan Bara tadi merubah semuanya. tadinya dia ingin bemanja-manja dan menikmati malam bersama Bara. buktinya Ziana sudah dandan secantik ini.

"Lo mah pelit Zi, ayo dong pergi gue mau abisin uang lo." rengek Bara sambil menarik-narik tangan Ziana.

Ziana berdecak kesal, "Males ah gue," katanya.

"Gabisa gitu dong Zi, janji itu harus ditepati gimana sih lo!" tukas Bara.

Ziana mendelik tajam, Bara memang cowo yang tidak peka. "Yaudah sih lain kali aja," ujar Ziana lalu bangkit dan membuka lemari untuk mengambil baju tidur.

Bara mendengus kesal. "Kenapa sih lo?" tanyanya.

"Gapapa," balas Ziana singkat.

"Cewe mah gitu, ditanya kenapa malah jawab gapapa padahal lagi kenapa-napa. masih mending kalo cowonya ngerti kalo ngga kan endingnya pasti berantem," jelas Bara seraya duduk di kasur.

Ziana menghentikan pergerakannya saat akan menutup pintu lemari, "Lo kan bukan cowo gue," balasnya sambil tersenyum getir.

Bara terdiam, sebelum akhirnya membuka suara kembali, "Hm, iya juga kenapa gue bilang gitu? tapi kan sama aja lo itu sahabat gue,"

Ziana menghela nafas, mau bagaimana pun Bara tetaplah Bara yang tak akan berhenti berdebat juga mengalah dan tidak peka. "Tapi pacar sama sahabat itu beda Bara!" tegas Ziana yang sudah kesal sendiri.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang