D u a p u l u h s a t u

233 46 6
                                    

Leon tengah berkutat pada laptopnya sedari tadi, entah apa yang ia cari sampai-sampai Gibran dan Delvin bertanya padanya tak ia jawab.

Pletak!

Leon mengaduh kala botol bekas minuman bersoda dilayangkan oleh Gibran tepat dikepalanya.

"Sakit tolol!" sentaknya.

Gibran nyengir lebar. "Kelepasan, btw lo lagi ngapain sih sibuk banget kek nya," ucap Gibran lalu mendekat kearah Leon.

Leon menutup laptop itu dengan cepat. "Aish, pelit amat sih…" tiba-tiba mata cowo itu memicing sambil tersenyum jenaka.

"Ah, lo lagi nyari bokeh ya…ngaku lo, ngaku!" tudingnya.

Leon menggeplak mulut Gibran. "Astagfirullah mulut lo Bran," balasnya sambil geleng-geleng kepala.

Leon bangkit dari atas ranjang lalu mengambil jaket. "Gue cabut dulu ya ges ya! mau malam mingguan," ucapnya.

Leon menatap kedua temannya bergantian lalu tertawa. "HAHA, gak punya pacar ya lo pada, gak laku ya?" ejeknya. "Gue saranin lo berdua ngehomo dulu aja." lanjutnya lawa tertawa.

"Leon setan!!" teriak keduanya namun sayang Leon sudah hilang dibalik pintu.

Delvin dan Gibran saling tatap, kemudian bergidik secara bersamaan.

"Gue normal! jauh-jauh lo bangsat!" ucap Delvin kemudian berlari keluar kamar.

oOo

Gadis cantik dengan rambut dikuncir satu memakai baju tidur karakter panda itu kini tengah fokus pada novel yang sedang ia baca.

Tiba-tiba Alena datang menghampiri. "Sayang, makan malam dulu," ajaknya.

"Masih jam tujuh Mah," balasnya tanpa mengalihkan tatapannya dari novel itu.

Alena merebut novel itu. Ziana menendang-nendang bantal. "Ishh Mamah! lagi baca juga." rengeknya.

"Turun makan!" tegasnya kemudian melengos pergi tanpa meletakan kembali novelnya.

Ziana menguap sambil menuruni tangga. Matanya terfokus pada laki-laki yang ada disofa sedang ngobrol dengan Alena.

"Itu kayak si Leon," gumamnya. Sedetik kemudian matanya melotot.

"Ngapain dia disini anjir!" pekiknya pelan lalu menatap dirinya yang mengenakan baju tidur kemudian rambut dikuncir asal.

Ziana berniat akan kembali ke kamarnya, namun pergerakannya terhenti kala suara cowo itu mengintrupsinya.

"Hai," sapanya sambil tersenyum manis.

Ziana memejamkan matanya sambil berdecak kemudian membalikan tubuhnya. Dia tidak peduli dengan penampilannya. Memangnya siapa Leon?mengapa juga dirinya harus malu.

"Ngapain?" tanya Ziana dengan nada jutek.

"Jadi, Leon mau ajakin kamu buat malam mingguan." balas Alena cepat. Tidak lupa dengan wajah semringah seperti baru pertama kali anak gadisnya diajak malam Mingguan oleh cowo. Memang benar adanya!

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang