D u a p u l u h t i g a

237 38 2
                                    

"Mau eskrim rasa coklat," ucap Ziana. Leon kembali dengan eskrim itu.

"Eh, mending rasa Vanilla aja deh," lagi-lagi Leon kembali memesan, setelah eskrim itu jadi, Ziana berteriak.

"Gak jadi, mau rasa stroberi aja."

Leon mendengus kasar. Dia tidak sebodoh itu untuk Ziana jahili. Leon tersenyum setelah menemukan ide.

"Nih ambil, biar gak musingin," katanya sambil menyerahkan satu wadah berisi eskrim berbagai rasa.

Ziana berdecak sebal. Usahanya gagal menjahili Leon. Dia mengambil wadah itu sambil cemberut. Ziana menilik-nilik ketujuh eskrim berbagai rasa itu. Tapi ada satu yang tidak ada.

"Gak ada rasa durian?" tanya Ziana sambil menyeringai.

Leon terkekeh. "Mau muntah? gak usah gegayaan nanya gitu nyium baunya aja udah muntah duluan."

Ziana membelalakan mata. Apa? Leon mengetahui jika dirinya tidak suka Durian? darimana?

"Oh ya, kok kamu bisa tau semuanya tentang aku? dari mulai yang paling suka sama yang gak disuka?" tanya Ziana penasaran.

Leon bahkan sangat memahami Ziana. Dia tipikal cowo yang sangat peka.

"Karena aku beneran suka sama kamu Zia," jawab Leon.

Ziana terdiam sambil menatap manik mata hitam legam milik Leon. Hatinya menghangat, tanpa dirinya sadari bibirnya melengkung membentuk senyuman.

Leon menyelipkan anak rambut milik Ziana kebelakang telingannya.

"Orang yang udah jatuh cinta, gak akan segan untuk mengulik semua informasi pribadinya, bukan." ucap Leon dengan lembut.

Ziana memandang Leon dengan tatapan bersalahnya. Dia bahkan tidak bisa menafsirkan perasaannya pada Leon.

oOo

"Ayah!" teriak seorang bocah laki-laki dengan sarung kotak-kotak berwarna kuning berkaos putih dan tidak lupa peci hitam yang ia pakai. Sepertinya dia sudah melaksanakan sholat isya.

Gofar tersenyum lebar melihat putra kecilnya. Egel langsung berhambur kepelukan Ayahnya. Sudah satu Minggu ini Gofar tak pulang kerumah karena pekerjaannya.

"Ayah, Egel abis sholat isya," ceritnya.

"Heleh, sombong banget, kalo gak dipaksa sama gue gak bakalan lo sholat!" timpal Leon yang baru saja datang keruang keluarga tempat mereka menghabiskan waktu.

Egel mendelik tajam kemudian melingkarkan tangannya dileher Gofar.

"Sini abang," ucap Gofar pada Leon.

"Yah, abang udah gede gamau dipeluk. Abang minta uang aja," ucap Leon sambil cengengesan.

Gofar mendelik, "Siapa juga yang mau meluk kamu, Ayah cuman minta tolong bukain sepatu Ayah,"

Leon melongo. Jangan tanya Egel, bocah itu sudah tertawa terbahak.

"Ya Allah Ayah, jangan perlakuin anak sendiri kayak babu kenapa sih," gerutunya. Tapi tak ayal, Leon duduk dibawah dan membukakan sepatu pentople Gofar.

"Ehh, ada yang copslay jadi babu nih," celetuk seorang gadis berusia 10 tahun berambut panjang berwarna coklat pemilik manik mata berwarna abu-abu. Dia…sangat cantik.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang