E n a m

279 50 1
                                    

Ziana tersenyum senang ketika dia berhasil menjawab semua soal matematika dari Pak Andi.

Matanya tak sengaja menangkap Bara yang juga sedang menatap kearah bangkunya. Ziana pikir Bara sedang memperhatikan dirinya, tapi dia salah Bara sedang memperhatikan Vika sambil tersenyum.

"Zi," panggil Raihan setengah berbisik.

Ziana menoleh kearah Raihan sambil mengangkat alis, "Nyontek dong," katanya.

"Mikir dong, punya otak kan?" ucap Ziana lalu menghadap kedepan.

Ziana mendengar Raihan mengumpat tapi dia tak memperdulikannya.

"Pak," panggil Leon tiba-tiba mampu membuat seisi kelas menatap kearahnya.

"Iya kenapa?" tanya Pak Andi sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.

"Tadi, saya ke sekolah niatnya mau ngerjain soal matematika. kok malah matematika yang ngerjain saya," seisi kelas tertawa mendengar pernyataan Leon.

Pak Andi menghela nafas jengah, "Rasain aja kamu, suruh siapa waktu saya ngejelasin kamu malah tidur. Awas aja jangan ada yang ngasih Leon contekan. Biarin dia mikir sendiri."

Leon berdecak kesal sambil menggaruk kepalanya. "Pak izin ke toilet Pak," ucap Leon.

Pak Andi yang sudah tahu akal-akalan murid bengal satu itu langsung menolaknya. "Gak bisa! saya tahu pasti kami gak akan balik lagi."

"Aduh, neraka ini mah," gumanya.

oOo

"Yo ngantin yo," ajak Novita. "Zia ayo elah. belajar bisa belakangan lah sekarang makan dulu," teriak Novita ketika melihat Ziana masih fokus pada bukunya.

"Vik, ayo ngantin," ajak Ziana.

"E-emang gapapa," balas Vika tak enak.

"Lah, kek sama siapa aja, kita kan temenn." ucap Ziana lalu menarik tangan Vika.

"Novita! yang kemaren belum. sekarang lo harus traktir gue mie ayam 3 mangkuk," ucap Ziana menagih hutang Novita kala dia sudah melabrak Nanda.

"Anjirr, janji gue cuman 2." balasnya.

"Emm, hari ini gimana kalo gue yang traktir kalian semua. itung-itung ucapan terimakasi karna kalian mau temenan sama gue," usul Vika.

Semua orang yang ada dikelas langsung lari menghampiri Vika karna mendengar kata traktir.

"Siapa yang mau neraktir? gue ngikut dongg," ucap Bara heboh.

"Gratisan aja lu cepet," desis Ziana.

Setelah sampai dikatin kelas XI IPS 10 menjadi pusat perhatian seisi kantin, memang sudah tak aneh lagi mereka ngantin bersama. Tapi, yang menjadi pusat perhatian ialah Vika si gadis cantik.

"Kursinya gak cukup buat kita," ucap Resa.

Leon celingak-celinguk seperti mencari sesuatu, "Kalo udah makannya jangan gosip disini dong, kita yang baru dateng ga kebagian," kata Leon galak membuat para adik kelas langsung minggat keluar kantin.

"Gausah galak-galak Le, ntar gada yang suka sama lo," beritahu Bara sambil menyatukan meja lainnya agar cukup untuk kelas mereka.

"Masih ada Zia yang suka sama gue," balas Leon dengan pede-nya.

Bara langsung menghentikan aktifitasnya lalu menoleh menatap Leon yang juga sedang menatapnya.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang