E m p a t p u l u h l i m a

200 34 9
                                    

"Si Vika beneran minggat dari sekolah ini?" tanya Novita sambil menatap horor pada Claudia dan Bara.

Keduanya mengangguk. Novita berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Segitunya banget,"

Claudia melipat kedua tangannya didada. "Itu pilihan dia, kita gak usah ikut campur."

Novita menatap Bara dengan mata memicing. "Gue curiga kalo elo, gak beneran sayang sama dia. Dia pergi aja lo gak halang-halangin tuh. Disaat Vika terpuruk kayak gini juga lo malah nyetujuin keputusan Vika buat putus…" seketika mulut Novita membulat dengan mata yang melotot terkejut.

"Jangan-jangan, abis ini lo bakal gandeng Ziana lagi! Oh my god!" pekiknya.

Benar, Bara sudah putus dengan Vika sejak hari dimana foto itu tersebar luas. Disana Bara benar-benar memutuskan hubungannya dengan Vika. Jika boleh jujur, Bara benar-benar menyayangi Vika awalnya, tapi setelah mengetahui Rama memeras keluarganya bahkan dengan segan Vika memerintahnya untuk menjauhi Ziana, Bara sangat terkejut bahkan perasaan yang tadinya cinta kini berubah menjadi membenci gadis itu. Ingin memutuskannya pun tak bisa! karena dirinya sudah berada dibawah kungkungan Rama. Sedikit saja dia membuat kesalahan tak segan Pria itu akan berbuat kejam padanya atau orangtuanya.

Ya. Selama ini Bara hanya berpura-pura mencintai Vika!

Hubungannya benar-benar selesai. Vika dan keluarga sudah meminta maaf pada keluarga Ziana maupun keluarga Bara. Mereka bahkan memutuskan untuk pergi ke Bandung.

Bara menghela nafas. Gosip dari mana yang didengar Novita. "Kalo gak tau permasalahannya gak usah banyak bacot!" ucap Bara dengan nada setengah kesal.

Ketiganya sontak mengalihkan tatapan pada gadis yang mereka tunggu-tunggu. Ziana. Cewe itu menampakan raut cemberut diambang pintu.

Bara menghampiri Ziana diikuti Novita dan Claudia.

"Kenapa lagi?" tanya Bara lembut, suaranya mendayu indah ditelinga bahkan Novita dan Claudia langsung menatap tajam pada cowo itu.

Tak ada jawaban. Ziana hanya manyun dengan wajah sebal lalu merebut tas miliknya yang dipegang oleh Bara. "Mau gue traktir jajan?" tanya Bara seolah membujuk. Karena dia masih ingat betul Ziana suka sekali menguras habis uangnya.

Dugaannya benar. Lihatlah, gadis itu tersenyum semringah sambil mengangguk-angguk kepala bahkan sudah menggandeng tangannya.

"Ide bagus Bar, gue habisin uang lo ya…" katanya sambil menarik Bara keluar kelas.

Novita maupun Claudia saling tatap dengan mata memicing penuh selidik.

"Lo gak pernah berubah, suka banget ngabisin uang gue," ucap Bara sambil mendengus sebal.

Keduanya kini tengah duduk ditaman belakang rumah Ziana. Pulang sekolah gadis itu mengajak Bara untuk jajan ditukang akringan pinggir jalan.

Ziana tak menjawab, malah fokus memakan cilok. Bara kembali mendengus.

"Giliran udah diturutin maunya, gue dicuekin."

Ziana terkekeh kecil, "Ngambekan amat sih, lagian siapa suruh bujuk gue pake segala bawa-bawa traktiran. Gue kan jadi gak bisa nolak," ucapnya lalu tertawa.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang