L i m a b e l a s

251 36 1
                                    


"Oh, jadi ini wajah aslinya…yang sering kamu lukis itu kan Bang?"

Leon tersenyum canggung. Maksud Karina ini apa? dia ingin mempermalukan Leon begitu? sial! Ziana sudah menatapnya meminta penjelasan.

"Kamu cantik banget," puji Karina.

Ziana tersenyum malu, "Makasih Tante,"

Karina duduk disebelah cewe itu, "Sering-sering ya main kesini," katanya. Ziana hanya tersenyum sebagai balasan. "Tante seneng lho Leon bawa cewe kesini so-"

Leon memotong ucapan Karina sebelum semuanya terbongkar oleh mulut lemes Mamahnya.

"Mah, si mamet malah mau kabur," beritahu Leon.

Egel yang dibicarakan seperti itu hanya berkedip beberapa kali. Apa Leon ini! dirinya daritadi hanya tiduran dilantai tak ada sedikitpun niatan untuk kabur keluar.

Kirana berdecak kesal menatap Egel lalu kembali menatap Ziana. "Santai-santai ya, disini. Tante mau ngurusin Egel dulu," ucapnya.

"Egel ayo bangun," suruh Karina.

Egel tak mendengarkan, dia malah membuang muka. Ziana tak bisa menahan diri untuk tidak menyapa bocah itu. Dia sangat menyukai anak kecil. Apalagi Egel yang sangat manis.

Ziana berdiri menghampiri Egel yang tiduran dilantai. "Egel, ayo sama aku aja belajarnya," ajak Ziana dengan lembut.

"Jangan Zi, dia bakal nyusahin lo." larang Leon.

Ziana tak menggubris ucapan Leon, dia memegang tangan Egel untuk membantunya bangun dan menuntunnya untuk duduk dikursi.

"Yang mana PR nya? biar aku bantu."

Egel menunjukan PR nya pada Ziana tanpa suara.

"Egel, Egel sama yang cantik aja kamu mau," ucap Kirana lalu geleng-geleng kepala dan berlalu pergi.

Ziana dan Egel sudah mulai mengerjakan PR, mereka berhitung bersama kemudian tertawa lepas. Itu tak lepas dari pandangan Leon.

"Selesai!" seru Egel senang.

Ziana membereskan buku-buku anak kecil itu. "Senengkan ngerjain matematika?" tanya Ziana sambil mencubit pelan pipi gembul Egel.

Egel mengangguk, "Seneng banget kalo ngerjainnya bareng Kak Zia," balasnya sambil nyengir lebar.

"Helehh! masih bocah lo met, ngomong gitu gak baik!" celetuk Leon.

"Bilang aja Bang Leon iri sama Egel," katanya lalu memeletkan lidah.

Egel berlari meninggalkan keduanya. Ziana menatap Leon yang pindah duduk disampingnya.

"Lo punya dua adik?" tanya Ziana.

Leon mengangguk. "Yang kedua tuh kelas 6 SD dia gak pernah keluar kamar, pendiem, judes, galak, sedikit tomboy juga," beritahu Leon. "Jago bela diri juga," imbuhnya.

Ziana terkagum-kagum mendengarnya, di usia seperti itu adik prempuan Leon sudah menunjukan bakatnya. Apalagi bela diri tak semua prempuan bisa.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang