E m p a t p u l u h d u a

224 50 9
                                    

Nunggu 50 komen lama yee, draf udah sampe end mending gas aja kan!

Selamat membaca gaiss!

Vote sama komen yee!

"Selain pencemaran nama baik anda juga seorang koruptor!" tegas Areos terhadap lawan bicaranya.

Rama Rajendra. Pria yang sudah kacau itu membelalakan mata dengan wajah panik.

"A-anda jangan asal bicara Pak!" balasnya sedikit gugup. "Saya tidak pernah melakukan perbu-"

Brak! ucapan Rama terpotong ulah Areos yang menggebrak meja dengan sangat kencang.

"Jangan ngelak! memangnya saya tidak tau haa?! Pak Hartono. Anda yang menyuruhnya untuk mengakui bahwa dialah yang korupsi sebagai ganti hutang-hutangnya! jika tidak...anda akan membunuh kedua anaknya!" paparnya.

Mata Pria itu membulat sempurna. Itu kasus lama, yang ia tutup-tutupi. Dan sekarang...Areos akan membuka kembali?! tidak bisa dibiarkan, Rama jelas tidak ingin tinggal dibalik jeruji besi.

"Saya tidak pernah berbicara tanpa bukti," ucapnya lalu menyeringai.

Rama yang sudah ketakutan langsung bersimpuh memeluk kaki Areos.

"M-maaf kan saya Pak, jangan laporin saya ke polisi.... Kasus lama saya tolong jangan dibuka kembali, saya mohon..." racau Rama. "Saya akan lakuin apapun untuk Bapak, s-saya janji..."

Areos memutar bola matanya malas.

oOo

Leon turun dari motor dengan nafas memburu. Pandangannya kini ia fokuskan pada semua lawannya. Sebagian ada yang membawa senjata. Sialan!

Dia berdecak lalu menggerakan lehernya ke kanan-kiri melemaskan sendi lehernya yang kaku. Tanpa pikir panjang langsung saja dia berlari kearah pertempuran yang sedang berlangsung.

Memukul setiap lawannya membabi buta. "Setan! beraninya lo semua bawa senjata! kalo gak berani pake tangan kosong, gak usah ngajakin gelut lo pada! main boneka sana dirumah!" teriak Leon sambil terus memukuli lawannya.

Matanya kini menangkap Azar yang sudah kewalahan melawan dua orang sekaligus dengan salah satunya membawa sabit. Ketika Azar fokus memukul pemuda yang memakai kaos hitam, temannya yang memakai baju seragam sudah menodongkan sabit kearah leher Azar tanpa sepengetahuan cowo itu.

Leon sontak membogem lawannya sampai terkapar dijalan kemudian berlari kearah Azar dan menendang tangan pria berseragam yang menodongkan sabit yang sedikit lagi menggores leher Azar.

"Goblog lo setan! mati, mati!" teriak Leon sambil terus memukulinya sampai tak bisa lagi melawannya.

"Gema sama Bombom dimana?" tanya Leon.

Bugh.

"Dipinggir jalan. Mereka berdua gak mau dibawa ke rumah sakit, ngeyel. udah tau lagi sekarat juga." balas Azar.

Leon terkekeh sambil terus menangkis setiap pukulan dari lawannya.

Zidan memelintir tangan lawannya lalu ia dorong hingga jatuh. Suara teriakan kesakitan langsung menggema disana. Tenaga panglima tempur itu sudah tak bisa diragukan lagi.

Pemuda bertubuh kekar itu berjalan menghampiri Axel temannya.

"Lagi ngapain lo Cel?" gila! dia malah bertanya.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang