T u j u h b e l a s

250 47 5
                                    

"Mah, kalo aku nikah sama Ziana Mamah setuju gak?" pertanyaan Leon sontak membuat raut wajah Karina menjadi garang siap mengomeli anaknya.

"Apa ngomong nikah-nikah! sekolah yang bener!" timpal Gofar yang baru saja sampai didapur dengan pakaian kantoran.

Leon nyengir lebar. "Ya, nikahnya hari Minggu, senin sekolah lagi." balas Leon ngawur.

Gofar geleng-geleng kepala mendengar jawaban Leon. "Ngawur," ucap Gofar lalu memasukan roti selai kacang kedalam mulutnya.

"Emang Ziana pacar kamu gitu?" tanya Karina dengan polosnya.

Skak mat! Leon langsung terdiam seribu bahasa.

"Kasian banget kamu Bang, punya muka tampan tapi gak punya pacar," ledek Gofar sambil tertawa pelan.

Leon mengerucutkan bibir, "Enak aja, yang suka sama aku banyak ya. Ayah aja yang gatau." bela Leon.

Egel menuruni tangga dengan pakaian seragam yang sudah rapi. Bocah itu terlihat berkali-kali lebih tampan dan manis.

"Waduhhh, jagoan Ayah udah rapi nih," ucap Gofar.

Egel tersenyum tipis, lalu memasukan tangannya pada saku celana. Dia tampak tak banyak bicara semalaman ada apa dengannya?

Leon menatap Egel dari atas sampai bawah, rambut rapi, baju seragam dengan bagian tangan sengaja bocah itu gulung.

"Kenapa lo gak banyak ngomong?" tanya Leon penasaran.

"Soalnya pacar aku gak suka orang yang banyak ngomong, dia sukanya sama cowo cool,"

Pernyataan Egel membuat ketiga orang itu membulatkan mata terkejut.

"Pacar?" beo ketiganya.

Egel mengangguk lucu, "Iya, Mah, tolong bikinin bekal buat Dira," titahnya.

"Dira, adiknya si Delvin kan?" tanyanya.

Egel mengangguk. "Iya, hari ini aku sama Dira mau makan bardua di ayunan sekolah. Abang jangan iri ya sama Egel." katanya dengan nada menjengkelkan.

Leon meringis dalam hati mendengar penuturan bocah itu.

oOo

Ziana menopang dagu, dari kemarin hingga sekarang dirinya dan Bara saling diam. Bara sepertinya sangat marah pada Ziana. Bahkan tadi, berangkat sekolah pun cowo itu hanya diam tak bersuara.

Disebelahnya ada Vika, gadis itu sedari tadi hanya diam. Entah mengapa semua orang mendadak menjadi pendiam.

"Oy Zi!" panggil Delvin lalu duduk diatas meja Ziana.

"Zi, lo tau ga? gue tuh baru ditolak mentah-mentah sama cewe," cerita Delvin dengan nada sedihnya.

Tiba-tiba Ziana tertawa sangat kencang yang membuat Vika yang ada disebelahnya sampai harus menutup telinganya.

"Mampus lo!" cibir Ziana.

"Jahat banget lo Zi, harusnya lo ikutan sedih. bukannya ngetawain gue," ucap Delvin dramatis.

"Emang lo ditolak karna apa?" tanya Ziana penasaran.

Jika dilihat-lihat Delvin itu lumayan tampan, kalo diajak jalan lumayan lah gabakal bikin malu.

"Katanya sih karna motor gue matic," ungkap Delvin sedih.

Ziana kembali tertawa keras sambil memukul-mukul paha Delvin, "Mampusss! muka lo emang tampan tapi percuma kalo ga tajirrr, gabakal dilirik." ucap Ziana mengolok-olok Delvin.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang