Rizal Sang Duda Cerai 4

1.8K 67 0
                                    

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Berangkat hari Jumat pagi, balik hari Minggu siang. Dondi menjemput Rizal di apartemennya sebelum mereka berdua ke apartemen Ryan.

"Halo semua," kata Ryan dengan riang sambil masuk ke kursi belakang.

"Kiss dong," kata Dondi, dan mereka berdua pun berciuman sebentar. "Kamu terima kasih nih sama Om Rizal, udah mau nemenin kita."

"Makasih ya Om," kata Ryan sambil menepuk pundak Rizal.

"Oke... Let's go bros," kata Dondi, dan mobilnya melaju ke tol Cikampek. Untungnya hari itu jalan ke Bandung tidak macet, dan setelah dua setengah jam mereka telah sampai. Mereka mampir sebentar di sebuah restoran Sunda untuk makan siang sebelum pergi ke villa.

Villanya tidak terlalu besar, tapi nyaman. Ada dua kamar tidur. Dondi (dan Ryan) memilih kamar di sebelah dapur, sementara Rizal mengambil kamar yang menghadap kolam renang di pekarangan belakang. Pekarangan belakangnya sendiri dikelilingi tembok yang cukup tinggi, jadi tidak ada tetangga yang bisa melihat ke dalam.

"Gue kayaknya mau tidur siang sebentar," kata Rizal sambil menguap.

"Siap bro. Gue kayaknya juga," sahut Dondi sambil mengedipkan mata dengan nakal.

Rizal mengamati sahabatnya menghampiri Ryan.

"Kita ke kamar yuk?" kata Dondi pelan. Dondi dan Ryan pun beranjak ke kamar mereka.

Rizal pergi ke dapur sebentar untuk mengambil minum. Namun ia menyadari bahwa di sebelah dapur ada sebuah gudang kecil. Gudang itu terletak tepat di sebelah kamar tidur Dondi dan Ryan, dan ketika Rizal masuk, ia bisa mendengar suara-suara dari dalam kamar itu.

Dan wow, ternyata Dondi dan Ryan tidak buang-buang waktu. Rizal bisa mendengar suara derit tempat tidur. Ada desahan pelan "Ah... Ah... Ah..." dari Ryan, sementara Dondi sedikit-sedikit bergumam berat "Yeah... Yeah..."

Dateng-dateng langsung ngentot, pikir Rizal. Awalnya Rizal berpikir mau masturbasi sambil mendengar suara-suara seks itu, tapi ia akhirnya merasa terlalu cemburu juga, sehingga ia memutuskan untuk ke kamar saja dan tidur siang.

Bangun-bangun sudah jam 4 sore, dan Rizal bisa mendengar suara TV di ruang tengah. Ketika keluar dari kamar, ia melihat Dondi dan Ryan duduk di sofa sambil berciuman. Tapi kali ini mereka tidak telanjang, melainkan memakai baju santai. Ryan memakai singlet Bir Bintang dan celana boxer pendek, sementara Dondi memakai kaos putih polos dan celana pendek.

"Gimana tidurnya men?" tanya Dondi, menengok ke arah Rizal sambil merangkul Ryan.

"Oke lah bro, enak kasurnya," jawab Rizal sambil menatap dua sejoli itu. Ia pun duduk di sebuah kursi sebelah Dondi.

"Berenang yuk?" ajak Ryan.

"Kamu duluan aja," kata Dondi sambil mengecup bibir Ryan. "Nanti kita nyusul."

Dondi maupun Rizal memperhatikan Ryan beranjak ke halaman belakang. Mata Rizal terbelalak ketika Ryan melepas celana boxernya untuk memperlihatkan celana renang model thong berwarna merah. Pemandangan yang sangat tidak senonoh. Bongkahan pantat Ryan yang montok terlihat jelas.

"Mantep ya bro bodinya..." kata Dondi pelan.

"Atletis ya," kata Rizal, pura-pura tak tertarik.

"Gue ga tahan tadi, langsung gue hajar pantatnya," kata Dondi sambil tertawa mesum. "Doggy style bro. Mantep."

"Wow..." jawab Rizal singkat.

"Gue keluar di mukanya bro. Basah kuyup tadi sama pejuh gue," lanjut Dondi. "Itulah enaknya sama cowok bro. Sama mesumnya. Yang cewek ga mau, cowok pasti mau."

Rizal tertawa. "Gila lo men, udah kayak film porno."

"Serius gue," kata Dondi sambil tersenyum. "Thank you ya bro. Udah mau ikut kesini."

"Santai..."

Dondi dan Rizal akhirnya ikut berenang bersama Ryan. Malam itu mereka memesan sate untuk diantar ke villa. Semalaman penuh Dondi dan Ryan terus PDA. Berpegangan tangan, berangkulan, maupun berpelukan dan berciuman. Semalaman penuh pula Rizal cemburu dan juga ereksi. Akhirnya di kamar ia masturbasi sendirian.

Esok paginya Rizal mendengar seseorang masuk ke kamarnya.

"Masih tidur bro?" kata Dondi pelan.

Rizal tidak menjawab, berpura-pura masih tidur pulas, dan Dondi pun kembali keluar kamar. Lalu Rizal mendengar suara ceburan air di kolam renang. Ia mengintip dari jendela kamar. Ternyata Dondi dan Ryan memulai hari Sabtu ini dengan berenang. Kedua sejoli itu berciuman di dalam kolam.

Lalu Rizal dengan kaget melihat Dondi dan Ryan melepas celana renang masing-masing. Berarti mereka berenang telanjang bulat. Lalu Dondi dan Ryan berciuman sambil berenang ke ujung kolam renang. Sesampainya di ujung, Ryan berbalik badan, memunggungi Dondi. Dondi lalu merapatkan tubuhnya ke punggung Ryan, dan mulai menciumi leher Ryan dari belakang.

Rizal pun sadar. Dondi dan Ryan sedang berhubungan intim di kolam renang.

Tanpa sadar Rizal telah merogoh ke dalam celananya untuk mengocok penisnya. Sementara itu hentakan Dondi sepertinya semakin intens. Rizal melihat sahabatnya melumat telinga Ryan dari belakang. Sampai akhirnya Dondi berhenti dan memeluk Ryan. Ryan pun berbalik badan dan keduanya mulai berciuman lagi.

Tak lama kemudian Rizal klimaks. Spermanya berceceran di lantai. Tak lama setelah itu, Dondi dan Ryan keluar dari kolam renang, dua-duanya telanjang bulat, dan langsung memakai celana berenang mereka. Rizal menonton Dondi menggrepe pantat Ryan sebelum mereka kembali masuk ke ruang tengah.

Rizal buru-buru mengelap ceceran spermanya dengan tisu. Setelah menunggu beberapa menit, ia pun memutuskan untuk keluar kamar, berpura-pura baru bangun tidur.

"Pagi Om," kata Ryan sambil tersenyum sumringah. Sepertinya ia masih memakai celana renang thong saja, tapi badannya tertutup handuk.

"Pagi," balas Rizal. "Dondi kemana?"

"Dapet telepon tuh."

Beberapa saat kemudian Dondi keluar dari kamar tidur sambil memegang HPnya.

"Shit," katanya.

"Kenapa bro?" tanya Rizal.

"Ada kerjaan mendadak," kata Dondi kesal. "Gue harus balik Jakarta."

"Lho, emang ga bisa diurus anak buah?" tanya Ryan.

"Ga bisa baby, cuma aku yang punya akses dokumen ini," jawab Dondi. "Tapi gapapa. Sejam lagi ada kereta, gue naik itu, terus nanti sore balik lagi."

"Ya sudah bro," kata Rizal. "Mau dianterin?"

"Boleh deh. Anterin ke stasiun ya."

Rizal, Dondi, dan Ryan pun masuk ke dalam mobil Dondi, dan meluncur ke stasiun Bandung. Setelah Dondi masuk ke dalam peron, Rizal dan Ryan pun saling bertatapan.

"Ngapain ya kita sekarang?" tanya Rizal.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang