Om Rizal x Ko Alung 10: Rizal Insecure

549 36 1
                                    

Akhirnya hari Minggu pun datang. Sore hari itu rencananya orangtua Ryan akan terbang meninggalkan Jakarta, dan setelah itu Ryan akan ke apartemen Rizal untuk menginap.

Pagi itu Ryan terbangun ketika HPnya berbunyi. Sepertinya sudah mulai siang. Matahari sudah terang. Ryan melihat jam dan ternyata sudah hampir jam 9.

Ia melihat HP. Ternyata Rizal.

"Halo mas," kata Ryan.

"Hei sayang... Baru bangun ya?"

"Iya nih."

"Sori, Mas bangunin dong?"

"Gapapa, santai aja..." kata Ryan. "Lagi di mana?"

"Di mobil, lagi nungguin Dilla, mau pergi nonton," jawab Rizal.

"Enjoy yah kalian berdua," sahut Ryan.

"Nanti malem jadi nginep kan?"

"Jadiiii dong... Udah kangen banget nih... Kira-kira aku jam berapa kesana?"

"Jam 7 Mas harusnya udah balik abis nganter Dilla ke rumah mamanya."

"Oke siaaap... Sampe nanti sayangku..." kata Ryan.

 "Siap sayang... Oh iya... Mas lupa cerita, beberapa hari lalu abis ketemu Dondi. Terus masa dia nawarin kamu kencan sama Mas."

"Serius???" kata Ryan sambil tertawa. "Bener-bener deh. Terus mas bilang apa?"

"Ya pura-pura ga tau aja. Cuma siap-siap aja kalo dia ngontak kamu."

"Ya elah..." kata Ryan. "Tapi ya, mungkin ada bagusnya juga kali Mas kalo kita kasih tau Om Dondi?"

 "Maksudnya? Kasih tau apa?"

"Tentang kita, Mas. Kalo kita pacaran."

"Ah, ada-ada aja kamu... Masa kita kasih tau Dondi? Nanti kalo dia bilang mantan istri Mas gimana?"

"Ga mungkin lah Om Dondi kaya begitu Mas," kata Ryan. "Yah, aku cuma kepikiran aja sih..."

"Dah ya, Dilla udah ada nih..." kata Rizal pendek.

* * *

Siang itu setelah mandi Ryan ke lantai bawah rumahnya. Rencananya mau makan siang. Tapi ternyata ada tamu.

"Om Dondi?" tanya Ryan kaget.

"Eyyy... Ini dia si anak hilang..." balas Dondi sambil tersenyum lebar.

"Lagi ke sini Om?"

"Iya, mau minta tandatangan papamu sebelum dia berangkat," kata Dondi. "Belum balik ya?"

"Belom nih. Tapi harusnya sih gak lama lagi."

"Ga mau nemenin ngobrol nih?" tanya Dondi sambil mengedipkan matanya.

Ryan pun ikut ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dondi. Sejujurnya, di saat itu Ryan sudah mau meleleh. Dondi terlihat ganteng sekali hari itu. Kemaja putih lengan panjang, celana jeans slim fit, rambut digel modis, dan wangi parfum mahal. Apalagi sudah seminggu Ryan tidak bertemu Rizal. Ditambah penampilan Rizal yang tidak keren seperti Dondi. Siapa juga yang akan menolak bercinta dengan Dondi?

Untungnya di saat itu mereka tidak bisa melakukan apa-apa, karena pembantu Ryan ada di dapur dan orangtuanya sebentar lagi datang. Tapi setelah mengobrol basa basi, pertanyaan Dondi pun mulai menjurus.

"Kok kamu lagi di sini gak nyariin Om sih?" tanya Dondi. "Udah punya pacar nih jangan-jangan."

"Ih, apa sih, nggak kok," ujar Ryan. "Lagi sibuk aja. Lagian Om juga ga nyariin aku."

"Iya, iya, Om juga belom sempet," kata Dondi. "Eh, ngomong-ngomong, kamu inget temen Om yang namanya Rizal?"

"Inget Om, yang waktu itu kita ke Bandung kan?" tanya Ryan pura-pura polos.

"Nah, iya," kata Dondi mulai berbisik. "Om pernah cerita ga ya, dia itu kan duda cerai, Ry. Sampe sekarang belum nikah lagi. Punya pacar aja belum."

"Oh gituuu..."

"Nah, jadi Om mikir, gimana kalo kamu ngedate sama dia?"

"Ngedate? Maksudnya???" tanya Ryan pura-pura bingung.

"Ya ngedate, pergi makan, pergi ke bar," kata Dondi pelan. "Lumayan kan makan gratis. Kamu pilih aja restorannya."

"Ya kali, gratis," ledek Ryan.

"Lah bener... Udah pasti bayarin makan Ry..."

"Iya, tapi kan tetep ada bayarannya... Aku diajak pulang terus disuruh nungging," pungkas Ryan.

Mendengar itu Dondi pun tertawa terbahak-bahak. "Emang kadang kamu kalo ngomong ga ada filter ya."

"Bener kan?"

"Ya kan kalo kamu mau aja... Ga ada yang maksa kamu nungging juga lho..."

"Terus kalo ga nungging apa? Berlutut?"

"Ya terserah kamu itu..." kata Dondi, tersenyum nakal sambil menatap Ryan. "Kalo nggak ya gini. Kan kamu belum terlalu kenal sama Rizal. Jadi kita pergi bertiga aja, sama Om juga."

"Nah, itu pake nungging atau berlutut nggak?" tanya Ryan sambil nyengir.

"Pake dong, tapi buat Om aja... Om Rizal ga usah dipaksa... Kita liat aja enaknya gimana... Paling dia nonton aja, kalo boleh..."

"Yah, aku pikir-pikir dulu lah..." kata Ryan.

"Iya, iya, Om gak maksa lho, cuma ide aja ini buat bantuin temen Om..."

* * *

Rizal sedang di bioskop dengan Dilla ketika HPnya bunyi. WhatsApp dari Ryan.

Ryan: Om dondi lagi di rumahku dong :D

Rizal: Koq bisa?

Ryan: Nganter dokumen. Bener kata mas. Dia tadi ngomongin kencan sama mas

Rizal: Jiahhhhh. Kamu blg apa?

Ryan: Pura2 gak tau aja

Rizal: Bagussss

Ryan: Terus ya, masa dia nawarin threesome

Rizal: Beneran?

Ryan: Katanya kalo aku blm nyaman sm mas ijal, aku sm om dondi bisa ML dulu terus mas ijal nonton. Gila ya hahahhaa

Rizal: Terus kamu bilang apa?

Namun setelah itu Ryan tidak membalas, hanya membaca pesan Rizal, dan Rizal pun tidak bisa lagi konsentrasi di film yang sedang ia tonton bersama Dilla.

Setelah nonton ia dan Dilla pun makan malam, tapi selama itu pun ia tak bisa berhenti memikirkan Ryan. Kenapa pacarnya tiba-tiba menghilang setelah bertemu Dondi? Apakah mereka sedang melakukan sesuatu?

Rizal pun tak bisa menahan diri dan mulai membayangkan malam itu di apartemen Ryan, ketika ia mengintip lewat pintu kamar tidur dan melihat Dondi dan Ryan bersenggama. Atau ketika di Bandung, mendengar suara derit tempat tidur dan desahan Ryan sambil digenjot Dondi. Dan mengintip kolam renang di villa, ketika Dondi mengentot Ryan dari belakang. Lalu foto-foto yang ada di HP Dondi: Ryan memamerkan badan telanjangnya ke Dondi, lalu mengisap penis Dondi, dan akhirnya merasakan sperma pria beristri itu melumuri mukanya.

Setelah mengantar Dilla pulang, Rizal pun kembali ke apartemennya. Sudah pukul 7 dan Ryan masih belum ada kabar.

Rizal: Aku udah di rumah. Kamu dimana?

Akhirnya waktu menunjukkan jam 8, lalu jam 9, dan Ryan masih belum membalas pesan Rizal, hingga akhirnya sang duda itu pun memutuskan untuk tidur saja.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang