Abang Bengkel Aki 2

579 29 0
                                    

Bang Agam mencium bibir gue dengan lembut. Dan ciumannya pun gue bales. Bang Agam tambah semangat. Lidahnya pun masuk ke mulut gue dan kita mulai bercumbu. Makin lama makin panas. Dan dengan refleks gue pun meraba selangkangan Bang Agam.

Udah keras.

Bang Agam pun tertawa kecil sambil terus cumbuin gue. Tangannya pun masuk ke dalam celana gue buat ngeraba bongkahan pantat gue.

"Mau di sini aja Bang?" tanya gue pelan.

"Ke rumah kamu bisa?" balas Bang Agam sambil terus menciumi gue.

Gue pun mengangguk.

"Ya udah, saya bawa motor ya," kata Bang Agam.

Gue pun ngeluarin mobil dari dalem bengkel, dan setelah Bang Agam mengunci bengkel, dia pun ngikutin gue pake motornya.

Pas sampe deket kompleks rumah, gue melipir ke ruko. Bang Agam nyamperin gue.

"Kok ke sini dulu?" tanyanya.

Gue menatap dia dengan muka merah. "Beli kondom dulu," kata gue pelan.

Bang Agam tertawa terbahak. "Kamu ini nakal banget."

Gue menabok dia dengan bercanda sebelum masuk ke Alfamart. Untung kasirnya gak terlalu peduli.

10 menit kemudian kita udah sampe rumah gue. Bang Agam ngikutin gue jalan lewat ruang tamu, ruang makan, dan naik ke lantai atas.

"Ini kamarku," kata gue singkat sambil membuka pintu. Gue liat Bang Agam terdiam sambil ngeliat sekelilingnya.

"Ini... Saya butuh mandi dulu?" tanyanya agak kikuk.

"Nggak juga gak papa sih," jawab gue. "Tapi kalo mau cuci muka, kamar mandinya di sini."

Gue denger Bang Agam kencing di toilet dan cuci tangan sebelum balik ke kamar. Dan kita pun bercumbu lagi.

* * *

Gue kebangun jam 6 pagi dengan lengan Bang Agam yang memeluk gue dari belakang. Masih tidur nyenyak. Gue mengintip ke balik selimut. Kita berdua masih sama-sama telanjang bulat.

Kondom bekas Bang Agam, penuh dengan cairan putih spermanya, tergeletak di lantai kamar gue.

Satu jam lagi gue harus berangkat ke wawancara kerja. Jadilah gue pelan-pelan bangun dan mulai mandi. Setelah siap dengan pakaian rapi, wangi parfum, dan rambut distyle, gue menatap Bang Agam yang masih tidur sebelum keluar kamar dan turun ke bawah untuk bikin kopi.

Gue buatin satu cangkir juga untuk Bang Agam dengan mesin espresso gue.

Baru aja kopinya jadi, Bang Agam turun ke bawah, dengan baju mekaniknya yang bekas kemarin.

"Selamat pagi," kata gue sambil tertawa melihat wajahnya yang masih ngantuk.

"Alhamdulillah, dapet rejeki kopi," jawabnya.

"Aku bentar lagi musti jalan nih," kata gue. "Mau wawancara kerja."

"Siap, siap," katanya. "Maap nih, saya malah ketiduran, jadinya nginep."

"Santai aja," jawab gue. "Langsung ke bengkel lagi nih?"

"Kaga, nanti baru shift jam 12."

Gue ngecek Google Maps. Masih ada 15 menit sebelum gue harus jalan. Gue pun menghampiri Bang Agam dan mengecup bibirnya sebelum berbisik.

"Mau aku blowjob?"

Bang Agam cuma bisa mengangguk diam sambil ngeliatin gue, dengan pakaian eksmud gue, pelan-pelan berlutut di depannya, ngebuka celananya, dan mulai ngisep kontolnya.

Ga sampe 5 menit dia pun crot di mulut gue.

Gue pelan-pelan berdiri. Bang Agam menatap gue sambil gue ngebuka mulut gue, ngasih liat spermanya yang cair.

Lalu gue telen spermanya.

"Anjing..." bisik Bang Agam kagum.

Lalu kita berdua pun keluar dari rumah.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang