Nginep di Kontrakan 3

487 32 0
                                    

All characters in this story are 18+ and intended for mature readers.

Gue kebangun sembari bersimbah keringet. Ternyata bener juga ya, gue gak langsung kebiasa tidur tanpa AC. Gue liat jam. Udah 6:45.

Astaga. Gue harus sampe sekolah 45 menit lagi.

Belum selese gue ngumpulin nyawa, pintu kamar tiba-tiba kebuka dan Taufik masuk. Udah keliatan klimis dengan seragam sehari-harinya, yaitu kemeja dan celana jins.

"Jiahhhh... Baru bangun..." kata Taufik tergelak.

Gue mengerang sambil baring di ranjang lagi. "Gila Mas udah bangun dari jam berapa?"

"Saya mah setengah 5 juga udah bangun. Udah sholat, udah makan pagi, udah mandi... Ngambil mobil aja udah. Siap nganterin kamu ke sekolah," katanya sambil memencet hidung gue.

"Duuhhh... Males sekolaaahhh..." rengek gue.

"Ya kalo males, ga usah pergi."

"Kan diabsen. Ga ada pilihan," kata gue memelas.

"Ya udah. Kan jam 12 kamu juga udah pulang," kata Taufik sambil bertolak pinggang depan ranjang. "Nanti kita nonton bioskop aja. Atau apa kek."

Gue menguap sambil duduk di ranjang. "Gimana Mas rasanya tidur sama aku?"

"Ngorok!"

"Dihhh apaan sih, pasti Mas Fik lah yang ngorok," kata gue protes.

Taufik ketawa geli tapi tiba-tiba berhenti ketika gue mulai meraba selangkangannya.

"Nah, nah..." katanya pelan. "Siap tanggung jawab ga?"

"Tanggung jawab apa maksudnya Mas?" tanya gue pura-pura lugu.

"Tanggung jawab kalo punya saya tegang..." kata Taufik.

"Emang kenapa kalo tegang?"

"Ya... Nanti saya ga bisa nyetirin kamu ke sekolah lho."

"Oh gitu," kata gue nyengir sambil ngerasain penis Taufik mengeras di balik celana jinsnya. "Mas kayak gini ganteng banget. Masih fresh."

"Maksudnya biasanya saya buluk gitu?"

Gue ketawa sebentar. Tapi terus menatap dia serius. "Kubuka sletingnya ya Mas?"

Taufik mengangguk pelan. "Isepin ya?"

Gue mengangguk. Gue buka kancing jins Taufik, nurunin retsletingnya, dan melorotin celana dalemnya hingga kontol Taufik menyembul keluar.

"Kangen juga," kata gue.

"Kangen apa?"

"Ngeblowjob Mas Fik."

"Tunggu apa lagi?"

Taufik pun mendesah panjang ketika penisnya masuk ke mulut gue. Seru juga ya kalo bermalam sama pacar. Pagi-paginya bisa diblowjob.

"Gak usah lama-lama ya?" bisik Taufik. "Nanti kamu telat."

Gue ngangguk. Taufik lalu mulai megang kepala gue dan mulai ngegenjot. Istilahnya fucking my face gitu. Ngentotin muka gue, seakan-akan mulut gue cuma lobang. Jembutnya yang lebat ngegelitik hidung gue. Perutnya menepok dahi gue tiap kali Taufik ngegenjot.

Tiba-tiba Taufik berhenti dan ngeluarin kontolnya dari mulut gue. Sedetik kemudian kepala kontolnya melebar dan cairan pejuhnya pun muncrat keluar ngebasahin sekujur muka gue.

"Nnnnggggghhhhhh..." lenguh Mas Taufik sebelum menghela nafas.

"Waktunya cuci muka..." kata gue sambil ngerasain muka gue yang basah kuyup dengan sperma kental Taufik. Supir gue itu cuma ketawa.

Gue pun ngambil handuk dari tas dan bergegas keluar ke kamar mandi. Kontrakan udah sunyi dan kosong. Gue pun ngebuka pintu kamar mandi dan tiba-tiba langsung berhadapan sama Iwan.

"Eeehhhhh... Sori Mas," kata gue gelagapan.

"Oh iya, gapapa Ko Ryan," kata Iwan sambil merhatiin muka gue. "Mau mandi ya?"

"Iya..." kata gue sambil nunduk.

"Silahkan... Pintunya emang ga bisa dikunci Ko. Tapi yang lain udah pada pergi kok."

"Makasih Mas Iwan..." kata gue sambil buru-buru nutup pintu kamar mandi.

* * *

Iwan bergegas ke kamar Taufik. Temannya itu sedang merapikan pakaiannya di depan ranjang.

"Gokil loe gan..." bisik Iwan semangat. "Loe crot di mukanya?"

"Iya lah..." kata Taufik sok cool. "Gua ditantangin sih tadi pagi."

Iwan berdecak kagum. "Gile. Basah kuyup tuh mukanya. Kaget gua ngeliatnya."

"Loe harus liat ini dulu," ujar Taufik sambil memperlihatkan HPnya. Sebuah video bermain di layarnya. Video Ryan mengisap kontol Taufik barusan.

"Wih, dia minta divideoin tuh?" tanya Iwan.

"Kaga. Gua taro HPnya di kantong celana. Nyembul dikit biar kameranya ga ketutupan. Ga nyadar dia..." ujar Taufik.

Iwan menonton layar Taufik seakan-akan terhipnotis hingga akhirnya video tiba di adegan ejakulasi Taufik.

"Bener-bener gila loe Fik..." bisik Iwan sambil meraba selangkangannya.

Taufik mengedipkan mata sebelah sebelum mendorong temannya itu keluar kamar.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang