Om Rizal x Ko Alung 2

894 52 0
                                    

HP Alung bunyi sekitar jam 10 malam. Ada WhatsApp dari Ryan.

Ryan: Otw nih dari bassura. Kira2 sejam sampe ciledug

"To, saya mau keluar, jaga kasir ya," ujar Alung setelah membaca pesan tersebut.

"Oke bos," balas Toto, salah satu karyawan Alung yang paling senior.

Biasanya Alung selalu "jaga kandang" di kedai martabaknya, tapi di saat yang lebih sepi, Toto sudah mampu menggantinya menjadi kasir. Toto sudah lama bekerja untuk Alung, dan sudah menjadi orang kepercayaan.

Alung masuk ke dalam Toyota Innovanya dan membuka HP.

Alung: Alamat?

Ryan: Apartemen gateway pesanggrahan

Alung: Oke. Gua cari di waze

Dengan itu Alung pun meluncur ke arah jalan tol.

* * *

Tepat di sebelah Apartemen Gateway Pesanggrahan ada sederet ruko yang malam itu sudah kosong. Alung pun memarkir mobilnya di sana. Belum lima menit ia tiba, HPnya bunyi. Ada video call dari Ryan.

Alung mengangkat video call itu, dan seperti yang sudah mereka diskusikan, langsung dimute. Ryan tersenyum melihat Alung sebelum menaruh HPnya di sebuah meja. Lalu Alung menonton Ryan membuka pakaiannya satu per satu hingga bugil, sebelum berbaring di tempat tidur. Semuanya terlihat jelas oleh Alung.

Tak lama setelah itu, seorang pria pribumi gempal pun masuk ke dalam kamar, masih berpakaian lengkap, tapi langsung ke tempat tidur. Ryan dan pria ini pun langsung berciuman, dan pria itu mulai satu per satu melepas pakaiannya. Alung bisa mendengar mereka mengobrol, namun kurang jelas. Ia hanya bisa mendengar suara tertawa dari kedua sejoli ini yang dilanjutkan dengan suara-suara ciuman basah.

Alung pun tidak tahan. Penisnya sudah tegang. Ia membuka retsleting celananya hingga kepala penisnya menyembul keluar dan mulai onani. Untung saja kaca film mobilnya gelap.

Awalnya Alung mengira pria ini akan meminta blowjob dari Ryan. Tapi ternyata ia malah mengambil sebotol pelumas dari samping tempat tidur. Beberapa lama kemudian, Alung mulai mendengar rintihan-rintihan Ryan. Ia menonton sang pria itu mulai menggenjot alat vitalnya ke dalam tubuh Tionghoa Ryan, dengan posisi misionaris.

Cairan precum pun mulai keluar dari penis Alung. Jarang-jarang bisa menonton film porno siaran langsung.

Setelah beberapa lama bersanggama, Ryan dan pria itu pun berganti posisi. Kali ini posisinya duduk. Alung mengamati pria itu mencengkeram bongkahan pantat Ryan yang bohay sementara sang pemuda Cina itu naik turun di penisnya. Sepertinya posisi ini nikmat, pikir Alung sambil onani.

Lalu terdengar suara erangan keras dari video. Sepertinya pasangan Ryan sedang klimaks. Alung menutup mata, membayangkan sperma yang ditembakkan dari batang pria pribumi itu, membanjiri lubang pantat Ryan, dan sang bos martabak ini pun ikut orgasme.

* * *

Selesai onani, Alung lalu mengakhiri video call itu dan mengetik pesan untuk Ryan.

Alung: Gua di ruko samping apartemen

Ia pun menyalakan sebatang rokok sambil menunggu Ryan. Rasanya pemuda itu akan menunggu pasangannya tertidur sebelum bisa menemui Alung.

Dan betul, hampir setengah jam Alung menunggu ketika Ryan akhirnya membuka pintu mobilnya dan masuk.

"Gimana, seru gak nontonnya?" tanya Ryan dengan senyuman nakal.

Bukannya menjawab, Alung malah melempar segumpal tisu yang tadi ia pakai untuk mengelap penisnya yang basah oleh sperma.

"Iiihhh... Coli ya tadi!" seru Ryan sambil tertawa dan mengendus tisunya. "Iya nih bau pejuh!"

"Seru tontonannya soalnya," jawab Alung.

"Baru mau nawarin..." kata Ryan genit.

"Nawarin apa?"

"Yaaah... Mau nyoba masukin aku boleh... Mau blowjob juga boleh..."

"Susah lah mau sodok-sodokan di dalem mobil begini," ujar Alung. "Loe mending pindah jok belakang dah."

Ryan menurut, dan Alung pun ikut pindah ke belakang. Tapi baru saja Ryan mau membuka kancing celana Alung, si bos martabak menyetopnya.

"Loe nungging deh," katanya.

Lagi-lagi Ryan menurut, meskipun agak bingung. Alung pun memeloroti celana Ryan, memperlihatkan celana dalam putihnya yang terlihat mulai ada bercak basah di area pantat. Berikutnya celana dalam pun dipeloroti, hingga Ryan telanjang hanya dari pinggang ke bawah.

Baru saja Ryan mau bertanya apa yang ingin Alung lakukan, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang basah di lubang pantatnya.

Ternyata lidah Alung.

"Ooououuuuhhhhh..." erang Ryan sambil merasakan kedua tangan Alung mencengkeram bongkahan pantatnya - persis seperti Rizal tadi - sementara pria itu menjilati lubang pantatnya.

"Nggghhhh... Nggghhh..." Ryan tidak bisa berhenti mengerang, karena lidah Alung benar-benar agresif memasuki lubangnya, hingga tanpa ia sadari air liur Alung membuat lubangnya licin hingga sperma Rizal mulai menetes keluar. "Ouuuuuuuuhhhh..."

Namun Alung sepertinya justru ingin merasakan sperma Rizal, karena jilatannya makin ganas. Ryan pun sampai di puncak kenikmatan ketika satu tangan Alung meraih penisnya dan mulai mengocok hingga Ryan pun tidak tahan dan akhirnya orgasme. "Aaaaaauuuwwwhhhhh..."

Sperma Ryan pun tercecer di jok belakang Alung. Untungnya jok kulit.

Lalu Alung berhenti menjilati lubang pantat Ryan, dan langsung mengecup bibirnya. Mereka pun bersilat lidah sambil merasakan sperma Rizal berpindah dari mulut Alung ke mulut Ryan dan sebaliknya...

"Loe pulang abis ini?" tanya Alung sambil bersih-bersih.

"Besok pagi kayanya," jawab Ryan yang sudah berpakaian lengkap lagi. "Anaknya besok ga ke apartemen."

"Oh gitu. Ya sudah."

"Duluan, Ko," tutur Ryan sambil keluar dari mobil dan berjalan balik ke apartemen Rizal.

* * *

Rizal bangun duluan ketika kamar sudah diterangi matahari pagi. Ia menatap ke arah Ryan yang masih tidur, lalu bergegas ke kamar mandi untuk kencing dan sikat gigi. Seselesainya ia kembali ke kamar tidur, dan ternyata Ryan sudah bangun, sedang main HP.

"Aku abis ini pulang ya Om," ujar pemuda itu.

"Oke..." kata Rizal sambil mendekati sisi Ryan di tempat tidur. "Tapi..."

Ryan menengok, dan tepat di depan wajahnya adalah penis Rizal yang sudah ereksi. Ryan tertawa kecil sambil menatap muka Rizal, dan sambil terus menatap Rizal, mulai mengisap penisnya.

Rasanya tidak sampai semenit sejak Ryan memulai blowjob, Rizal pun mengerang sambil menembakkan cairan spermanya langsung ke mulut Ryan. Kali ini cukup encer dan tidak sebanyak tadi malam.

"Makasih ya," ujar Rizal sambil mengecup pipi Ryan.

"Anytime Om," jawab Ryan sambil tertawa, dan mulai berpakaian. Rizal duduk di tempat tidur sambil menonton.

"Tadi kepikiran..." mulai Rizal.

"Hmm?"

"Om pengen ngajak kamu camping."

"Camping?" tanya Ryan heran.

"Iya. Salah satu hobi Om. Weekend aja lah, kita berduaan," kata Rizal. "Kamu mau?"

"Boleh-boleh aja sih Om," kata Ryan sambil tersenyum. "Kayaknya seru."

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang