Nginep di Kontrakan 5

341 33 3
                                    

All characters in this story are 18+ and intended for mature readers.

Hari Sabtu pagi gue kebangun ketika gue ngedenger suara nafas Taufik yang memburu deket gue. Ketika gue buka mata, depan muka gue ada HP Taufik.

"Jiah... Apaan ini..." kata gue masih setengah ngantuk. "Lagi direkam banget?"

"Soalnya kamu kalo tidur udah kayak putri tidur... Damai banget, ga berdosa," kata Taufik.

"Jiahhhh... Jangan samain sama cewek dong..."

"Mas pengen kenang-kenangan..." bisik Taufik lirih.

Ah. Begitu cepatnya waktu berlalu, pikir gue. Sebentar lagi gue harus pulang ke rumah, dan gak lama setelah itu, gue akan pindah benua. Mata gue berkaca-kaca. Dan langsunglah gue cium bibir Taufik.

* * *

Hari itu Darno shift pagi. Ia sudah tiba di bengkel tempatnya bekerja, namun masih ada 30 menit sebelum jam kerja mulai. Darno pun beli kopi di warkop seberang, menyalakan sebatang rokok, dan duduk di emperan.

Di saat itulah ada notifikasi. Di WA grup kontrakan, Taufik baru saja mengirim video.

Hati Darno berdebar-debar sambil memencet play.

Ryan muncul di layar. Memakai kaus putih tipis dan celana pendek boxer. Rambut agak acak-acakan baru bangun tidur. Duduk di ranjang Taufik sambil tersenyum ke arah kamera.

"Hayo, perkenalkan diri dulu," muncul suara Taufik dari belakang kamera.

"Kenalin apa? Udah kenal kan?"

"Ya, misalnya kamu belum kenal Mas. Bilangnya gimana?"

"Namaku Ryan. Umur 18. Tinggal di Jakarta. Baru lulus SMA. Lagi mau kuliah."

"Dipanggil Koko Ryan boleh ga nih?" tanya Taufik.

"Boleh aja..."

"Wah, udah umur 18 ya Koko Ryan..."

"Udah dong," kata Ryan sambil ketawa.

"Umur 18 udah punya pacar dong?"

"Udah..."

"Siapa dia? Temen sekolah kamu?"

"Bukan..."

"Temen les?"

"Lah terus?"

"Supir aku..." kata Ryan dengan muka malu-malu.

"Lah... Supir?" muncul muka Taufik dengan ekspresi bingung. "Masa Koko Ryan ganteng begini pacaran sama supir sih?"

"Iya beneran..."

"Bukannya kamu anak bos?"

"Ya sukanya sama supir gimana?"

"Oh begitu..." kata Taufik masih dengan ekspresi sok heran. "Supir kamu cewek apa cowok emangnya?"

"Cowok..."

"Oh... Koko Ryan sukanya cowok ya?"

"Iya..."

"Waduh... Supirnya ini... Umur berapa?"

"Umur 31."

"Wow... Lebih tua ya... Supirnya Chindo juga?"

"Bukan... Pribumi..."

"Wow... Jadi kamu sukanya cowok lebih tua yang pribumi ya..."

Ryan tertawa lepas.

"Hati-hati lho," kata Taufik. "Cowok lebih tua biasanya lebih berani..."

"Berani apa?"

"Ya... Berani pegang tangan kamu," kata Taufik sambil meraih tangan Ryan yang putih bersih. "Udah pernah pegangan tangan belum sama pacar kamu?"

"Udah dong."

"Kalo pelukan?"

"Udah juga."

"Ooh... Tapi cium bibir belum pernah dong?"

"Udah!"

"Masa? Contohin ke saya."

Ryan pun mengecup bibir Taufik.

"Oh, ciuman manis gitu aja ya," kata Taufik. "Kirain pake lidah."

"Sering itu."

"Ya contohin lah."

Taufik dan Ryan pun mulai bersilat lidah dengan hot. Hingga Darno merasakan celananya sempit.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang