Rizal Sang Duda Cerai (Epilog)

1.8K 78 7
                                    

Setelah mengecek HPnya, Rizal pun kembali ke posisi semula, menindih badan Ryan. Penis Rizal menggesek perut Ryan yang berbaring mengangkang, kakinya memeluk punggung Rizal. Sang duda menatap muka pasangannya dengan seksama.

"Dondi setengah jam lagi sampe stasiun," ujarnya. "Gimana ya?"

"Berarti kita ga bisa buang-buang waktu Om," jawab Ryan sambil tersenyum.

Rizal tersenyum balik dan langsung mengecup bibir Ryan, sementara Ryan meraba-raba dada lalu perut Rizal yang agak buncit.

"Sori, Om ga rajin ke gym kayak Om Dondi," kata Rizal agak malu.

"Aku suka kok Om," ujar Ryan. "Dad bod."

Mereka berciuman lagi sebelum Ryan mengambil sebotol pelumas dari meja samping tempat tidur.

"Kondomnya Dondi di mana?" tanya Rizal sambil mengamati Ryan mengoles krim pelumas di lubang pantatnya.

"Ada di bawah tempat tidur," jawab Ryan. "Tapi kalo Om mau... Boleh kok kalo ga pake kondom..."

"Beneran?"

"Beneran," kata Ryan sambil tersenyum.

"Kalo gitu Om mau..." kata Rizal sambil menciumi leher Ryan. "Kalo Om Dondi juga kamu kasih ga pake kondom?"

"Kompetitif amat Om," kata Ryan sambil tertawa. "Tapi Om Dondi selalu pake kondom sama aku..."

"Wah, beruntung juga saya," kata Rizal bercanda. "Udah ada yang pernah giniin kamu tanpa kondom?"

"Cuma mantan pacarku Om."

"Oh, yang lebih tua itu ya?" kata Rizal, sambil menggesek kepala penisnya di bukaan lubang Ryan. "Kamu ready?"

"Ready Om."

"Om masuk ya..." desah Rizal sambil pelan-pelan mendorong penisnya masuk ke dalam lubang Ryan. "Ufff..."

"Nggg..." erang Ryan. "Terus Om..."

"Om genjot ya... Enak?"

"Enak Om... Terus... Mmmm..."

"Hmmm.... Hmmmm..."

"Aahhh... Aaaahh... Om Rizaaalll... Om Rizaaaallll... Aaaaahhhh..."

"Yes... Yes... Enak? Hmm? Enak?"

"Enak... Aaaahhh... Ommmm..."

"Kamu suka ya... Dientot Om Rizal... Ooohhhh... Hmmm..."

"Suka Om... Aaahhh..."

"Lebih enak siapa... Om Rizal... Apa Om Dondi..."

"Lebih enak Om Rizal... Mmmmhhhh..."

"Gedean kontol siapa?"

"Gedean kontol Om Rizal..."

"Ooouuhhh... Om sebentar lagi keluar..."

"Keluarin di dalem aku Om..."

"Kamu mau Om hamilin? Hmm?"

"Mau Om... Hamilin aku..."

"Ahh... Ahh... OOOUUUHHHH..." erang Rizal. Cairan sperma menyembur berkali-kali, membanjiri liang pantat Ryan.

Mereka pun berciuman.

"Makasih ya," kata Rizal pelan. "Spektakuler."

"Beneran Om?" tanya Ryan manja.

"Iya. Beda lah sama orang sepengalaman kamu."

Ryan tertawa lepas sebelum mereka berciuman lagi.

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang