Om Rizal x Ko Alung 4: Air Terjun

711 44 1
                                    

Rizal terbangun. Kemah sudah terang disinari matahari pagi. Tapi bukan itu alasan ia terbangun.

"Pagi Om," kata Ryan sambil tersenyum lebar, sebelum kembali melumat kepala penis Rizal.

Yap, betul, Rizal bangun tidur karena blowjob Ryan.

"Yaaaa... Terus..." ujar Rizal sambil mengelus rambut Ryan.

Slurp... Slurp... Slurp... Suara basah isapan Ryan menggema di dalam kemah, sampai akhirnya Rizal pun klimaks tanpa peringatan di mulut Ryan.

"Makasih, sayang..." kata Rizal sambil mengusap-usap kepala Ryan. "Memang ini cara favorit laki-laki untuk bangun."

"Sama-sama Om..." jawab Ryan sambil tersenyum. "Pokoknya aku selalu di sini untuk servis Om Rizal kapan aja."

Rizal mengecup pipi Ryan sebelum berlutut dan stretching. "Kamu mau sarapan?"

"Ga gitu laper sih sebenernya," kata Ryan sambil mengikuti Rizal keluar dari kemah. "Wahhh dingin..."

"Baru jam 8 toh ternyata," ujar Rizal sambil melihat sekelilingnya. Masih ada sisa-sisa kabut meskipun sudah berkurang.

"Kalo MCK di mana ya Om?" tanya Ryan.

"Kenapa, kamu mau mandi?" tanya Rizal. "Ada pancuran sih di deket warung kemaren Ry, yang deket Om parkir mobil. Tapi dingin begini gak kedinginan kamu mandi? Ga ada air panas lho."

"Oh, ehm, sebenernya mau cari toilet sih Om," jawab Ryan agak malu.

Rizal pun langsung mengerti maksudnya dan tertawa. "Oh... Mau berak ya? Gak usah malu kali Ry..."

"Iiihh... Iya Om..."

"Kalo waktu sama istri dan anakku sih biasa ke sana. Tapi sebenernya sih di semak-semak sini juga gapapa Ry... Kan langsung di tanah..." kata Rizal menunjuk ke arah semak-semak yang agak jauh dari kemah. "Om udah siapin tisu basah, air, sabun, pokoknya lengkap kok buat cebok."

"Oh... Hmm..." balas Ryan ragu-ragu.

"Gapapa lah, kita berdua sama-sama cowok ini kan," kata Rizal. Lalu ia menggandeng tangan Ryan. "Ayo. Om sebenernya juga mau. Kita barengan aja."

"Nggggg..." kata Ryan masih ragu-ragu, tapi ia mau aja ditarik oleh Rizal yang tertawa terbahak-bahak.

"Gak usah malu laahh..." kata Rizal. "Bayangin kita berdua udah ngapain aja... Buat apa masih malu..."

Ryan pun melihat dengan horor ketika Rizal langsung saja jongkok di salah satu sudut dan melepas celananya. Mukanya terlihat keenakan setelah mengejan sebentar. "Oooohhhh... Enak... Ayo Ry!"

Ryan tadinya berpikir mau pergi ke MCK saja, tapi pada saat itu ia pun juga sudah tidak tahan. Jadilah ia berjongkok juga di dekat Rizal dan membuka celana, dan mulai buang air besar.

"Nahhhh... Bisa kan..." kata Rizal sambil tertawa. "Tuh kan, apa sih yang perlu malu."

"Ehm... Iya Om..." jawab Ryan masih malu, tapi juga lega tidak harus menahan-nahan lagi. Mereka berdua pun buang air besar beberapa menit sebelum akhirnya Rizal duluan yang cebok dengan tisu basah dan air yang telah ia bawa.

Ryan pun selesai, dan ia berdiri setelah cebok dan mencuci tangan berulang kali.

"Wih... Banyak juga..." celoteh Rizal sambil menengok ke belakang.

"Iiiihhhh... Om Rizaaaall... Jangan liat dooongggg..." kata Ryan dengan muka merah padam, membuat Rizal tertawa-tawa.

"Santaiiii aja... Ini kan cuma Om... Buat apa malu..." kata Rizal sebelum mulai mengecup bibir Ryan. Mereka pun berciuman sebentar sebelum duduk lagi di depan kemah.

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang