Nginep di Kontrakan 15

244 22 1
                                    

All characters in this story are 18+ and intended for mature readers.

Mendengar itu Ryan pun melepas pelukan Hidayat dan merangkak ke arah Taufik. Ia bisa merasa ketiga teman Taufik menatap lubang pantatnya yang sepertinya terlihat jelas.

Ryan pun masuk ke pelukan pacarnya. "Cemburu gak?"

"Sedikit," kata Taufik sambil tersenyum.

"Gapapa lah Mas. Yang penting cuma Mas yang aku sepong." Lalu ia mengecup bibir Taufik. "Cuma Mas yang boleh entotin aku." Kecup lagi. "Cuma Mas yang pejuhnya aku telen atau dikeluarin di pantatku." Kecup.

Taufik menutup mata sambil mengerang nafsu. Sudah dua kali di hari ini ia ejakulasi. Tapi melihat Ryan seperti ini, kelihatannya buah zakarnya bekerja ekstra keras untuk memberi suplai sperma.

"Fuck me, Mas..." bisik Ryan.

Mendengar itu Taufik seakan-akan berubah menjadi binatang buas. Ia meludah di tangannya dan mengoles ludah itu di lubang pantat Ryan. Ryan pun mengambil posisi reverse cowboy, ia pelan-pelan duduk di kontol Taufik yang tegak dan berdenyut-denyut namun menghadap ke arah Darno, Iwan, dan Hidayat.

"Auuuwwww... Ngggggghhhh... Mmmmmmhhhhhh... Kontol Mas Fik gede banget... Koko Ryan suka bangeeettt... Aaaahhhhhh..." desah Ryan sambil menatap ketiga teman Taufik. Akhirnya mereka semua sudah tidak tahan dan mengeluarkan kontol pribumi mereka yang sawo matang. Namun Ryan dengan puas menyadari kalau kontol Taufik lah yang paling besar.

"Aaaahhhhhh... Enakkkk... Enak bangetttt... Fuck me, Mas Fik... Fuck me..." racau Ryan. Taufik mengecup leher Ryan sambil tertawa kecil. Biasa kekasihnya ini tidak pernah seberisik ini. Tapi mungkin kali ini ia mau berpura-pura jadi bintang porno.

Lalu Ryan berbisik di telinga Taufik. "Boleh ga kalo aku pegang kontol mereka? Buat dicoliin aja."

"Terserah kamu, sayang," jawab Taufik. Lalu ia memanggil dua temannya dulu. "No, Wan, sini."

Darno dan Iwan pun mendekati Taufik dan Ryan yang masih bersenggama dengan tatapan bertanya.

"Koko Ryan mau pegang kontol elu pada," kata Taufik.

"Boleh gak?" tanya Ryan dengan tatapan memohon.

"Bangsatttt..." kata Iwan pelan.

Iwan pun berdiri di kiri Ryan dan Darno di kanannya. Kontol mereka masing-masing sudah tegak lurus. Tanpa berhenti naik turun di kontol Taufik, Ryan pun langsung memegang kedua kontol itu dan mulai mengocok.

Ia bisa merasakan kontol Iwan agak basah karena tadi sudah keburu ejakulasi saat menggrepe Ryan. Namun Darno sepertinya tidak bakal lama.

"S-saya... Dah mau keluar..." racau Darno.

"Keluarin di badanku, Mas Darno..." kata Ryan sambil menatap Darno.

Darno melihat Ryan dan langsung merasakan spermanya naik. Bagaimana tidak? Pemuda Chindo ini sudah telanjang bulat, sedang disenggama oleh pacarnya, sambil memegang dua kontol pria lain di tangannya. Salah satunya kontol Darno.

"Ooooooohhhhhhhhhh..." seru Darno sambil penisnya menembakkan sperma ke sekujur dada Ryan.

"Dayat, sini, Dayat," kata Taufik ketika Darno kembali duduk.

"Kirain gua ga dikasih," kata Hidayat sambil mendekat dengan penisnya. Meskipun tidak sebesar punya Taufik, penis Hidayat lebih besar dari punya Iwan dan Darno, dan bahkan cenderung lebih gemuk. Ryan melihat kulupnya sudah basah dengan precum.

Tiba-tiba Ryan merasa cairan hangat di dada kirinya. Ternyata Iwan sudah ejakulasi lagi, meskipun pejuhnya sekarang sedikit dan sangat cair.

"Tinggal Mas Dayat," kata Ryan sambil menatap Hidayat.

"Ya..." jawab Hidayat singkat dengan suara serak. Ia pun memejamkan matanya sambil bersiap penisnya dikocok oleh Ryan.

Tapi ia malah merasakan penisnya masuk ke sesuatu yang hangat dan basah. Hidayat membuka mata.

Ternyata Ryan sedang mengisap penis Hidayat.

Kontolnya yang berurat dan berwarna gelap, saking gemuknya, bahkan sampai mengharuskan Ryan melebarkan mulutnya. Bibirnya kelihatan semakin pink ketika mendekati ujung batang Hidayat.

Melihat itu, Hidayat pun tak tahan. "Hooooosssshhhhhhhh gua keluarrrrrrr..." kata Hidayat panik. Sperma putih kental langsung menyembur keluar dari ujung penisnya, sedikit masuk ke mulut Ryan namun sisanya mengenai pipi dan pundak Ryan.

Sementara itu, Ryan merasakan genjotan Taufik semakin cepat dan akhirnya sang supirnya itu mengerang panjang. Senjatanya sudah menembakkan air maninya di dalam lubang Ryan.

Setelah itu mereka berlima hanya diam saja sambil berusaha bernafas normal. Lalu Ryan menengok ke Taufik. "Fotoin Mas."

Taufik pun mengambil HPnya dan mengambil sebuah selfie. Ada Ryan, berbaring di tengah-tengah, telanjang bulat, dengan paha terbuka dan badan berlumuran sperma, dikelilingi empat pria pribumi dan penis mereka masing-masing, yang sudah tidak setegang tadi, tetapi belum benar-benar lemas.

bersambung 

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang