Om Rizal x Ko Alung 11: Ribut

574 38 2
                                    

Rizal terbangun ketika hari masih subuh, dan ia pelan-pelan menyadari kalau di tempat tidurnya ada seseorang: Ryan, masih tidur pulas. Apapun yang ia pikirkan tadi malam seakan-akan langsung terlupakan. Hatinya berbunga-bunga. Ryan, pujaan hatinya, akhirnya ada di sisinya, setelah satu minggu tidak bertemu.

Penis Rizal pun ikut terbangun.

Ia mulai menciumi pipi, leher, dan pundak Ryan sambil meremas bongkahan pantatnya yang hanya tertutup celana dalam. Ryan pun akhirnya mulai menggeliat dan bangun.

"Pagi, sayang..." bisik Rizal. Mereka pun mulai berciuman.

"Duuuh, belom sikat gigi..." jawab Ryan bercanda.

"Ah, kamu suka juga kan..." balas Rizal. "Sayang, aku ga tahan lagi... ML yuk?"

Ryan hanya tersenyum sambil melepas celana dalam dan membuka pahanya, memperlihatkan lubang pantatnya yang berwarna pink. Rizal pun mengoleskan pelumas di pantat Ryan serta di batang penisnya.

"Fuck me, Mas Ijal..." bisik Ryan sambil menatap wajah Rizal. Penis sang duda itu menggesek-gesek lubang pantat Ryan, dan pelan-pelan masuk. "Uuuuuuhhhh..."

Mereka pun bersenggama di posisi misionaris dengan diam sambil terus berciuman. 

"Aku kangen kontol mas..." bisik Ryan.

"Aku kangen pantatmu..." balas Rizal. "Mas ga bisa tahan lama, sayang..."

"Iya... Gapapa mas..." kata Ryan. "Keluarin aja mas..."

"Nanti kita lagi yuk sayang?"

"Ayoo mas..."

"Mas mau keluar..."

"Fuck me... Fuck me..."

"Oh... Ohhhh... OHHHHH..."

* * *

"Mau kopi?" tanya Rizal sambil memakai celana pendek.

"Boleh..." jawab Ryan sambil stretching.

Ryan mengikuti Rizal ke ruang tengah, tapi bedanya ia tetap telanjang bulat. Rizal lalu memberikan secangkir kopi hangat, dan mereka berdua duduk di sofa sambil menyalakan televisi.

"I miss you banget mas..." kata Ryan sambil tersenyum.

"Mas juga kangen banget."

Mereka pun berciuman di sofa.

"Kamu rencana mau ngapain hari ini?" tanya Rizal.

"Gak tau. Di sini aja kali," kata Ryan. "Cuciin baju pacar."

Rizal tersenyum sambil membelai muka Ryan. "Thank you, sayang..."

Lalu HP Rizal berbunyi. Ada pesan masuk. Namun ketika membaca pesan itu, wajahnya langsung berubah.

"Bangsat. Dini ada di sini. Lagi ke atas."

"Hah? Dini?" tanya Ryan kebingungan.

"Iya, iya. Anjing. Ga bisa dia ngeliat kamu di sini."

Rizal pun menarik Ryan hingga berdiri dan menggeretnya ke arah balkon.

"Kamu tunggu di balkon dulu ya?" kata Rizal sambil membuka pintu.

"Mas? Mas serius? Mas? Aku telanjang gini di suruh ke balkon?" kata Ryan gelagapan. "Aku ambil baju dulu dong?"

"Ga ada waktu Ry. Jongkok aja biar ga keliatan. Oke? Sori."

Rizal pun mendorong Ryan ke balkon, menutup dan mengunci pintunya sebelum menutup horden. Ryan kelabakan di balkon, cepat-cepat berjongkok sambil mencoba menutupi badannya sebisa mungkin.

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang