Om Rizal x Ko Alung 5: Jadian

658 40 0
                                    

Ryan terbangun ketika hari masih gelap. Ia melihat HP, ternyata baru jam 6. Rencananya siang itu ia dan Rizal akan pulang ke Jakarta.

Semalaman mereka tidur sambil berpelukan, dan ketika Ryan terbangun, Rizal pun ikut bangun.

"Good morning," kata Ryan sambil tersenyum dan mencium bibir Rizal.

"Morning..." balas Rizal sambil menatap wajah Ryan. "Jadi keinget omongan kita tadi malem..."

"Iya Om..." jawab Ryan. "Aku tersanjung lho Om mau nikahin aku..."

Rizal tergelak. "Bisa aja kamu. Terus satu lagi buat Om tambahin... Om itu cuma pernah berhubungan seks sama dua orang seumur hidup... Mantan istri Om, dan kamu..."

"Beneran Om??" tanya Ryan.

"Iya bener... Om itu orangnya lurus-lurus aja... Bedanya, kalo sama kamu, belum juga nikah, tapi udah keburu kejadian... Udah gitu kejadiannya berkali-kali lagi... Dan ga pernah pake kondom..."

"Untung selama ini ga kebobolan Om," kata Ryan sambil tertawa.

"Kalo kebobolan pasti Om tanggung jawab kok..." balas Rizal. "Kalo kamu... Udah sama berapa orang, Ry? Ini Om ga maksa kamu jawab lho... Kalo kamu mau jawab aja."

"Ehm..." jawab Ryan sambil berpikir. "Tapi jangan dijudge dong..."

"Dah pasti banyak nih..."

"Mungkin... Sekitar... 50 orang kali ya?"

Rizal bersiul kagum. "Banyak juga ya ternyata yang sebelum Om udah pernah nyobain kamu..."

"Kalo udah tau begitu masih mau dinikahin ga nih?" tanya Ryan bercanda.

"Buat yang seganteng, sebaik kamu, ga masalah buat Om..." kata Rizal sambil tertawa. "Kalo sekarang...selain Om...kamu masih ada ketemu cowok lain?"

Mendengar pertanyaan itu, Ryan langsung terpikir Ko Alung, tapi tidak tahu kenapa, ia memilih untuk berbohong. "Sekarang ini cuma sama Om kok..."

"Oke... Jadi Om ada usulan nih... Kamu di Jakarta masih ada 2 bulan gitu kan ya? Nah, gimana kalo kita...gimana ya...kayak pacaran mungkin? Jadi mungkin kadang kamu bisa stay di tempat Om pas hari kerja... Kalo weekend karena Om sering ketemu Dilla, mungkin kamu bisa pulang... Tapi kita bisa lebih sering ketemu... Dan kita bisa spend time lebih banyak... Dibanding yang cuma seminggu sekali... Gimana menurut kamu?"

"Hmm... Yang pasti aku sih juga pengen lebih sering ketemu sama Om juga..." jawab Ryan sambil mengecup bibir Rizal. "Persisnya kapan nginep atau ketemu dimana sih gampang ya..."

"Oke... Jadi jawabannya iya, nih?" tanya Rizal.

"Iya, Om," jawab Ryan sambil tersenyum lebar. Rizal pun ikut tersenyum melihat Ryan.

"Kamu bikin Om happy banget..." katanya pelan, sebelum mengecup bibir Ryan lagi.

"Aku juga mau jujur, Om..." kata Ryan.

"Oh? Silahkan..."

"Seks itu buat aku mungkin udah biasa ya. Tapi aku cuma pernah punya pacar sekali, Om..." kata Ryan. "Yang lainnya mungkin cuma temen ena ena, temen semalem, dan yang begitu... Tapi terus terang, aku akhir-akhir ini juga pengen sama orang yang mungkin punya perasaan sama aku, perasaan yang lebih dalem lah, bukan cuma horny."

Rizal mendengarkan dengan seksama. "Om harap Om bisa kasih itu juga buat kamu... Dan Om juga tau kamu gak selamanya di Jakarta, dan Om gak mau maksain kita long distance apa gimana juga lah kalo kamu udah balik kuliah... Mendingan kita liat dulu aja, dari hari ke hari..."

"Setujuuu Om..." jawab Ryan sambil tersenyum.

"Jadi... Kita resmi jadian yah?" tanya Rizal.

"Resmi Om... Aku resmi pacar Om Rizal..." kata Ryan sambil mengecup bibir Rizal.

"Mungkin... Kamu ga usah panggil Om lagi ya..." kata Rizal. "Aneh rasanya kalo udah pacaran masa panggil Om..."

"Terus apa dong?"

"Gimana kalo panggil Mas Ijal?"

"Oke, boleh Mas Ijal..." kata Ryan. Mereka pun berciuman sebentar.

"Mungkin suatu hari nanti Mas bisa nikahin kamu..." bisik Rizal sambil mengelus wajah Ryan.

Lalu Rizal tiba-tiba beranjak dan keluar dari kemah. Ryan bingung, tapi langsung refleks mengikuti. Ia melihat pacarnya ini membuka koper dan mengambil sebilah pisau. Rizal lalu bergegas ke salah satu pohon yang ada di samping kemah. Di sana ia menggunakan pisaunya untuk memahat:

R ♥︎ R
14 Juni

"Awww... Mas Ijal..." kata Ryan terharu, sambil ambruk ke pelukan Rizal.

"Kapanpun kita balik ke tempat ini, ukiran ini akan selalu ada, Ry..." bisik Rizal. "Mulai sekarang, gunung ini akan selalu Mas sambungin ke kamu..."

"Kita harus foto dong. Biar ada kenang-kenangan," kata Ryan sambil mengambil HPnya. Mereka pun mengambil selfie bersama dengan ukiran Rizal, sekali sambil tersenyum ke arah kamera, dan sekali sambil berciuman.

"Pastiin ga akan bocor tuh foto..." kata Rizal.

"Jangan kuatir Mas..." balas Ryan. "Kita kira-kira mau berangkat jam berapa?"

Rizal mengecek jamnya. "Yah mungkin satu jam lagi kali ya? Mas rasa kalo pagian lebih baik."

"Oh gitu..." bisik Ryan sambil menggelayut di pelukan Rizal. "Soalnya aku baru sadar... Sejak di sini, kita belum pernah lho di kemah..."

"Oh, bener juga..." balas Rizal dengan suara horny. "Eh tapi kemaren kamu pagi-pagi blowjob Mas kan..."

"Bener sih... Tapi kan cuma blowjob Mas... Bukan ML..."

"Ya harus kalo begitu ya? Sebelum kita pulang?" kata Rizal dengan nafas memburu. "Berarti ini pertama kali kita ML setelah resmi pacaran ya..."

Lima menit kemudian, Rizal dan Ryan sudah telanjang bulat, dan tidak bisa berhenti berciuman. Meskipun di luar masih cukup sejuk, udara di dalam kemah pun semakin panas, dan kedua sejoli ini mulai berkeringat. Sudah dua hari penuh mereka tidak mandi, jadi bau badan mereka pun menyeruak di dalam kemah, tapi itu sepertinya malah membuat keduanya semakin horny. Setelah blowjob sebentar, Rizal langsung menyodok lubang pantat pacar barunya di posisi misionaris, sebelum berpindah ke cowboy, dan akhirnya doggy style, favorit mereka. Seperti biasa, Rizal pun crot di dalam lubang pantat Ryan.

* * *

Perjalanan kembali ke Jakarta pun cukup santai. Awalnya Rizal mau mengantar Ryan ke kafe dekat rumahnya, tapi kata Ryan, mendingan sekalian saja ke rumahnya, karena orangtuanya masih di luar kota dan cuma ada pembantu. Setelah mengecek kalau jalanan sepi, Rizal dan Ryan pun berciuman lagi sebelum berpamitan.

"Kapan kita ketemu lagi?" tanya Rizal.

"Kapan ya enaknya? Weekend ini kalo ada yang free kabarin aja Mas," kata Ryan. "Kalo nggak, hari Senin?"

"Sip boleh. Mas jalan dulu..."

"Ati-ati di jalan Mas..."

Mobil Suzuki APV Rizal pun melaju meninggalkan rumah Ryan. Ryan masuk ke dalam rumah, mengambil HPnya.

Pertama, ia mengirim pesan WhatsApp ke Rizal. Miss you already :)

Lalu, ia mengirim pesan WhatsApp satu lagi ke Alung. Ko, sorry banget, aku malem ini ternyata ga bisa dateng...

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang