Om Rizal x Ko Alung 6: Godaan

743 39 0
                                    

Lagi di rumah?

Esok harinya, sebuah pesan WhatsApp masuk. Dari Rizal.

Ryan: Iya. Knp?

Rizal: Mas lagi di daerahmu. Semalem Dilla nginep di rumah temennya di sini. Lagi mau jemput tapi janjiannya masih sejam lagi. Temenin yuk.

Ryan: Yuuuk mas. Aku siap2 skrg

10 menit kemudian Rizal mengirim pesan berkata bahwa ia sudah di depan rumah Ryan. Ryan pun bergegas keluar, sambil menyuruh pembantunya untuk mengunci pintu, dan masuk ke mobil.

"Haiii..." kata Ryan sambil mengecup bibir Rizal.

"Hai sayang."

"Mau kemana nih?" tanya Ryan.

"Puter-puter dulu kali ya. Mas pikir mau beliin makanan buat Dilla. Dia nginep di apartemen nanti malem."

"Oke... Mau makanan apa?"

"Apa ya. Ada ide?"

"Ada nasi goreng enak sih... Atau ayam geprek?"

"Yah sekalian muter lah," kata Rizal. "Mas ga tahan ga ketemu kamu."

Ryan tertawa kecil. "Aku juga Mas... Padahal baru kemaren..."

Rizal tidak membalas, tapi malah memegang tangan Ryan sambil menyetir, membuat hati Ryan luluh.

"Oh, ini kayaknya enak nih, temen Mas ada yang pernah bilang..." kata Rizal sambil berbelok ke sebuah ruko.

"Apa nih?"

"Ini, martabak."

Ryan terkejut bukan main, dan setelah melihat sekelilingnya, ia sadar bahwa mereka ada di ruko tempat kedai Alung berada. Dan kalau Rizal memang mau membeli martabak...

"Dilla itu sukanya makanan yang manis-manis," kata Rizal. "Martabak manis suka banget. Dan ga bisa sering-sering kan makannya. Jadi Mas usahain kalo lagi ketemu Mas ya bisa makan itu..."

Ryan mau memutar otak mencari alasan untuk pindah tempat, tapi ia terlalu panik dan tidak bisa berkata apa-apa. Lagipula sudah terlanjur. Rizal memarkir mobilnya tepat di sebelah mobil Toyota Innova, yang Ryan tahu adalah milik Alung. Dan benar juga. Ryan bisa melihat Alung duduk di kasir melayani seorang pelanggan.

Baru saja Ryan mau berkata kalau ia akan menunggu di mobil, Rizal langsung mematikan mesin dan keluar. Bisa kasih alasan apa lagi?

Akhirnya Ryan pun pasrah dan turun mengikuti Rizal yang sudah masuk ke dalam ruko, sambil berusaha mengumpet. Tapi baru saja ia mau menunggu dekat pintu keluar, Rizal yang sedang berbicara dengan Alung malah memanggilnya. "Ry?"

Ryan pun tidak ada pilihan lagi. Ia berjalan ke kasir, dengan muka agak memerah. "Ya?"

Ryan bisa merasa Alung sedang menatapnya, meskipun ia berusaha keras untuk tidak menatap balik.

"Kamu mau apa-apa? Sekalian. Mas udah pesen buat Dilla," ujar Rizal.

Alung angkat bicara, mengagetkan Ryan. "Di sini keju coklat enak." Tentu saja ia hafal pesanan Ryan yang biasa. Setiap kali ia berkencan dengan Alung, Ryan selalu pulang dengan martabak keju coklat.

"Mau? Mas beliin 1 ya," kata Rizal. "Boleh Ko, tambah coklat keju satu."

"Oke, ditunggu ya," jawab Alung santai.

"WC di mana ya?" tanya Rizal.

Alung pun menunjukkan arah toilet, dan Rizal meninggalkan Ryan sendiri di sebelah kasir.

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang