Nginep di Kontrakan 7

273 25 0
                                    

All characters in this story are 18+ and intended for mature readers.

Mana lanjutannya?? tulis Iwan di grup WhatsApp.

Taufik nyengir sambil mengetik balasannya. Sori. Kaga ada. Buat konsumsi pribadi.

Jiahhhhh... tulis Darno.

Taufik menyalakan airplane mode, menyalakan rekaman video, dan menaruh HPnya di bangku samping ranjang. Dirinya juga sudah telanjang bulat. Di depannya ada badan telanjang Ryan, di posisi nungging, siap dihajar doggy style.

Sebelum apa-apa, Taufik meraih wajah Ryan dan mereka pun berciuman di depan kamera.

"Mas kayaknya ga bakal tahan lama," ujar Taufik di antara persilatan lidah. "Udah sange banget seharian pengen giniin kamu..."

"Hajar aku Mas Fik..." bisik Ryan sambil merintih.

Kontol Taufik rasanya makin tegang mendengar itu. Ia membalikkan Ryan ke posisi nunggingnya, lalu mulai mendekatkan kontol sawo matangnya ke lubang pink Ryan yang rapat. Pelan-pelan tapi pasti, dibantu pelumas, hingga akhirnya masuk semua, sampai bulu jembut Taufik yang lebat menggelitik bongkahan pantat Ryan yang putih cerah.

"Ouuuhhhhh..." rintih Ryan saat Taufik mulai menggenjot kontolnya. Keluar, masuk. Keluar, masuk.

"Nikmat, Ry?"

"Nikmat banget Mas..."

"Mas pake lubang kamu gapapa ya? Mas ga tahan..."

"Perkosa aku Mas..."

Mendengar itu naluri beringas macho Taufik pun muncul. Pikirannya makin bernafsu melihat penisnya yang cukup besar melonggarkan lubang pantat Ryan.

Gua hajar nih lobang Cina sampe longgar jadi huruf O... Sampe pejuh gua berceceran semua... pikir Taufik.

Ia pun mulai mempercepat gerakan genjotannya.

"Nngggg... Nggggg..." erang Ryan sambil merasakan pantatnya dihajar.

"Pantat Koko Ryan... Punya siapa?" tanya Taufik sambil menggampar pantat Ryan.

"Uuuuwwwhhhh... Punya Mas Fik..."

"Yak... Betul... Punya Mas Fik... Mas Fik yang pertama kali masukin pantat kamu... Jadi ini hak Mas Fik... Bener?"

"Bener Mas... Uuuuwww..."

"Kalo nanti ada cowok lain... Yang masukin lubang kamu... Kamu jangan lupa... Mas Fik yang pertama kali..."

"I-iya Mas... Mmmmhhhh..."

"Kamu soalnya udah mau ke luar negeri... Buat kuliah... Tapi Mas liat... Kamu ada bibit lonte..."

Ryan diam saja mendengar itu.

"Nanti kamu balik sini lagi... Lubang pantatmu udah ga karuan..."

"Janji ngga Mas..." kata Ryan lirih.

"Udah... Jangan janji kalo kamu ga bisa tepatin... Mas mau puasin... Ngehajar lubang kamu... Mumpung rapet..."

Taufik lalu menabok bongkahan pantat Ryan lagi dengan keras. Ryan pun kaget. Biasanya Taufik tak pernah sekasar ini kalau mereka sedang ML.

Sambil menggenjot, Taufik tiba-tiba mendengar suara pintu depan kontrakan dibuka. Ryan rupanya juga mendengar, karena ia langsung menoleh panik ke arah Taufik.

Tapi Taufik tetap lanjut mengentot pantat Ryan. Ia bahkan menekan punggung pacarnya agar mereka tetap lanjut berhubungan intim. Namun Ryan yang tadinya merintih dan mengerang sekarang langsung menahan dirinya untuk tidak bersuara.

"Taufik?" tiba-tiba terdengar suara dari ruangan depan kontrakan. Ternyata Hidayat.

"Ya?" seru Taufik, membuat Ryan kaget.

"Lu di kamar?"

"Napa?" tanya Taufik tanpa berhenti bersenggama.

"Mau pinjem korek."

"Sini aja ambil," jawab Taufik. Mendengar itu Ryan langsung panik. Ia mau berhenti dientot Taufik dan mengambil selimut untuk menutupi badannya yang bugil. Tapi Taufik menahannya. Dan ternyata, meskipun Ryan seorang atlet sekolahan, tetap saja ia kalah kuat dengan otot pekerja kasar seperti sang supir.

Dengan pasrah Ryan pun mendengar suara langkah kaki Hidayat makin dekat. Pintu pun terbuka. Ryan malu sekali, mencoba membuang muka, tapi ia melihat muka Hidayat yang kaget hingga melongo.

"Oh... Lagi sama Koko Ryan..." kata Hidayat pelan sambil menonton temannya menghajar lubang pantat anak majikan.

"Koreknya di kantong celana," kata Taufik santai sambil mengangguk ke arah celananya di lantai. Tapi keberadaan Hidayat menonton Taufik dan Ryan bersenggama membuatnya makin nafsu.

"Aish... Ga pake kondom?" tanya Hidayat pelan.

Taufik cuma nyengir meledek. Tapi tak lama mukanya berubah.

"Ohhh... Ohh... Ohhhh... HOOOOOOHHHHHHHH... ANJINGGGGGGGG..." teriak Taufik sambil orgasme. Ryan merintih merasakan tubuhnya ditiban Taufik. Ia bisa merasakan lubangnya basah oleh pejuh.

Taufik pun meraih HPnya yang dari tadi masih merekam dan mendekatkannya ke pantat Ryan. Pelan-pelan ia keluarkan penisnya. PLOP! Kepala kontolnya basah oleh sperma putih yang lengket.

Lubang Ryan menganga terbuka setelah dihajar, dan basah kuyup oleh pejuh Taufik.

"Gila lo..." bisik Hidayat yang dari tadi menonton.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang