Nginep di Kontrakan 13

207 25 1
                                    

All characters in this story are 18+ and intended for mature readers.

Suasana di ruangan langsung berubah mendengar perkataan Ryan. Semua mata tertuju ke Ryan, yang sedang bertatap-tatapan dengan Taufik.

Taufik hanya menggeleng sambil senyum kecut. Ada ide apa lagi ini anak?

"Maksudnya kangen punya supir gitu yak?" kata Hidayat sambil menatap Ryan.

"Ngga kok. Kangen sama Mas Taufiknya..." kata Ryan. Lalu ia mencium pipi Taufik.

"Wuuuuuu!" ketiga teman Taufik bersorak.

"Kamu mabok, sayang," bisik Taufik ke Ryan.

"Iya. Tapi sadar kok," jawab si pemuda Chindo itu.

"Supir apa supir nih?" ledek Darno.

"Hei hei hei!" seru Taufik kesal.

Ryan tertawa lepas sambil memeluk Taufik dari samping.

"Awas lho, mereka udah pada mabok semua," bisik Taufik.

"Gapapa lah Mas..." jawab Ryan. "Mereka semua pasti sering kepo kan sama Mas? Kita kasih pertunjukan aja..."

"Kamu serius nih?" tanya Taufik was was.

"Aku cuma mau ungkapin perasaanku buat Mas Fik..." bisik Ryan. "Biar ga pada penasaran terus..."

"Saya ikutin kamu aja..."

"Aku belum pernah kayak gini depan orang lain. Tapi aku pengen coba, Mas. Mumpung ada Mas. Mas selalu bikin aku ngerasa aman..."

"Bisik-bisik apa sih ni berdua?" tanya Iwan, yang kemudian dibalas pelototan Taufik.

"Ya udah kalo kamu mau," kata Taufik. "Tapi kamu kasitau dong, mau ngapain?"

"Aku mau make love aja sama Mas Fik... Di sini. Mereka suruh nonton aja," kata Ryan dengan tatapan memohon yang membuat Taufik luluh.

"Ya udah. Mas ikutin kamu aja."

Ryan tersenyum sebelum menengok ke arah Iwan, Darno, dan Hidayat yang dari tadi menonton dengan intens. "Supir apa supirrrrr?" katanya sambil tertawa.

"Lah, kaga dijawab," kata Hidayat bercanda.

"Nih jawabannya," kata Ryan sebelum tangannya menggrepe selangkangan Taufik yang tertutup celana jins.

Ketiga teman Taufik pun makin semangat, dan bersorak lagi ketika Ryan mendaratkan ciuman ke bibir Taufik.

"Ini maksudnya nonton bokep live gitu yak?" kata Darno sambil ketawa.

Taufik awalnya masih agak malu-malu, tapi sambil merasa kontolnya makin tegang, ia pun mulai membalas ciuman Ryan dengan intens.

"Aku sepong ya?" bisik Ryan di antara ciuman.

Taufik hanya mengangguk sambil menatap sang pujaan hati membuka retsletingnya dan mengeluarkan kontolnya yang tegang.

"Wey wey wey..." seru Iwan dengan mata terbelalak.

"Masya Allah..." kata Darno ketika Ryan membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan batang penis Taufik yang besar ke dalam.

Ryan benar-benar totalitas. Ia menjilat batang Taufik dari bawah sampai atas sebelum mulai mengisap. Sesekali ia memainkan kulup Taufik dengan lidahnya. Sambil naik turun di penis kekasihnya, Ryan menatap ketiga teman Taufik. Membuat mereka merasa seakan-akan mereka yang sedang diberi blowjob oleh Ryan.

Taufik mengerang-erang dengan nikmat. Teman-temannya pun mulai meremas-remas selangkangan mereka masing-masing, meskipun semua masih berpakaian lengkap.

"Astagfirullah..." seru Hidayat ketika Ryan berhenti mengisap dan mulai menjilati buah peler Taufik, dan memasukkannya ke dalam mulut.

Tiba-tiba Ryan berhenti dan berdiri membelakangi Darno, Iwan, dan Hidayat. Pelan-pelan ia membuka pakaiannya satu-satu, mulai dari kaos, lalu celana pendek, hingga celana dalam, dengan gerakan sensual seakan-akan menjadi stripper. Ketiga pria pribumi itu bersorak lagi ketika Ryan menurunkan celana dalamnya hingga kedua bongkahan pantatnya yang montok dan putih muncul.

"Boleh pegang ga Fik?" tanya Darno sambil menatap pantat Ryan.

bersambung

Ryan dan Taufik, Supirnya (REDUX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang