🌻 Happy Reading 🌻
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari ini adalah di mana Agatha harus merelakan masa mudanya dan menikah dengan anak sahabat bundanya entah definisi apa yang harus dia gambarkan saat ini, apakah dia harus bahagia,atau bersedih.
"Anak bunda cantik banget ya," puji Helena melihat anaknya sudah ingin menjadi istri dari anak sahabatnya.
"Inikan yang bunda mau,liat,liat anak bunda, cantik bukan," geram Agatha yang kecewa akan bundanya.
"Maaf sayang,tapi ini janji kami," ucap Helena menundukkan kepalanya, apakah dia merebut kebahagiaan anaknya.
"Agatha udah capek bun, Agatha udah capek denger kata maaf itu, Agatha muak sama semuanya, dan Agatha benci!" Tangis yang sadari tadi di bendung pun keluar semua,dia hanya ingin memilih pasangannya sendiri,dia masih sekolah,dia enggak mau rusak masa depannya.
"Hust udah dek,ini kan hari bahagia kamu, jangan sedih ya," sahut Radhit yang baru saja masuk ke ruang di mana adiknya berada.
"Apa, bahagia! di mana kebahagiaan itu,kalo kalian semua sudah merebutnya!" murka Agatha yang masih tidak percaya hari ini adalah hari pernikahan yang tidak ada dalam kamus kehidupannya.
Radhit pun memeluk adiknya dan menenangkannya. "udah ya cantik,mau enggak mau,kamu harus tetap nikah hari ini,kita turun ya, mempelai pria sudah nunggu," ujar Radhit menghapus air mata adiknya.
"Agatha enggak mau bang," tolak Agatha yang masih menangis saat ini.
"Udah sayang,kita turun ya,nanti enggak cantik lagi dong," ajak Helena tersenyum ke arah anaknya.
Agatha pun seakan Nurut pada bundanya melepaskan pelukan abangnya.
"Radhit tuntun adik kamu ya," Senyum Helena.
"Iya Bun,ayok dek," ucap Radhit, Agatha pun melihat Abangnya dan berjalan beriringan dengan Radhit.
"Gua titip adek gua bro," ujar Radhit menepuk pundak Revan.
"Pasti bang," sahut Revan dan mengulurkan tangannya.
Agatha pun menatap Revan dengan tatapan benci,dan menyambut uluran tangan Revan dengan perasaan yang kacau.
"Silahkan duduk,dan mempelai pria silahkan jabat tangan saya," ucap penghulu yang berada di depan mereka.
Revan refleks melihat Agatha dan menjabat tangan penghulu itu dengan senyum tipis.
"Revano Avendra Pramana saya nikahkan engkau dengan Agatha cristina Miller dan mahar 150 juta dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Saya terima nikahnya Agatha cristina Miller dan mahar 150 juta dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Satu kali hembusan mengucapkan janji suci itu, Revan menatap Agatha dengan tersenyum namun apa yang di dapat,dia hanya melihat raut wajah kesedihan dari wanita itu.
"Alhamdulillah, bagaimana para saksi," ucap sang penghulu pada saksi pernahkah mereka.
"Sah."
"Alhamdulillah."
"Revan silahkan pakaikan cincin di jari manis istri mu, begitu pun sebaliknya," sahut penghulu memberikan arahan untuk pasangan suami istri di depannya.
Revan pun tersenyum dan memakaikan cincin pada jari manis Agatha, begitu pun sebaliknya.
"Silahkan minta restu ke orang tua kalian masing-masing," ujar penghulu itu.
Mereka pun meminta restu ke orang tuanya masing-masing.
"Apakah anda puas nyonya," bisik Agatha di telinga bundanya saat memeluknya.
"Nak, apa yang kamu maksud," heran Helena yang melihat anaknya berubah drastis saat ini.
Agatha hanya tersenyum tipis dan menghampiri ayahnya dan memeluknya.
"Anak ayah sudah jadi istri sekarang, sekarang kamu bukan tanggung jawab ayah lagi,tapi kamu akan jadi tanggung jawab suami mu,dan pesan ayah, kamu harus menghormati dia, selayaknya kamu menghormati orang tuamu," nasehat Arga.
"Iya ayah, Agatha akan mencoba semuanya," ujar Agatha.
"Ya udah kalian bersih-bersih dulu, nanti malam harus ada resepsi pernikahan kalian," ucap Laras yang bahagia akhirnya anaknya dan Agatha sudah menikah.
"Revan,bawa istri kamu ke kamar, untuk membersihkan badannya," lanjut Laras memberi tahu putranya.
"Iya Bun,ayok tha," ajak Revan, berjalan ke kamar mereka, tidak menyangka hari ini di sudah merubah status nya menjadi seorang suami.
Setelah sampai di kamar mereka,Revan segera menutup pintu dan ingin membersihkan badannya.
"Jangan harap gua bakalan cinta sama Lo Van," ujar Agatha melihat Revan dengan sinis."gua benci sama Lo!" lanjutnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Tapi gua bakalan cinta sama Lo tha," ucap Revan dalam hatinya,dia akan belajar mencintai istrinya,entah kemana sifat dinginnya itu ketika bersama Agatha, seakan-akan lenyap begitu saja.
"Mandi!" perintah Agatha keluar dari kamar mandi dan menyuruh Revan membersihkan badannya juga.
"Iya," ucap Revan masuk ke dalam kamar mandi.
Agatha yang melihat Revan sudah tidak ada pun, mengganti pakaiannya dengan gaun pernikahan yang begitu indah di pandang.
Cantik,satu kata yang menggambarkan gaun pernikahan Agatha sekarang.
Revan yang baru saja keluar dari kamar mandi pun terpaku akan istrinya, tidak salah lagi bunda menjodohkan,dan dia bertekad akan mencintai Agatha sekarang.
Jangan lupa follow Ig aku,dan Ig vangster juga ya!Cieee akhirnya Revan dan Agatha resmi sekarang, bagaimana akan part ini,semoga suka,dan jangan lupa ninggalin jejak ya,see you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! *cerita ini murni imajinasi saya sendiri! *Harap tidak plagiat,mohon menghargai karya penulis! [Maaf jika ada kepenulisan yang salah] *** Perjodohan,satu kata yang mampu merebut kabahagian seorang wanita cantik,dia adalah...