34.Marchel jadian

2.9K 140 3
                                    

🌻 Happy Reading 🌻

Buat kalian yang baca, jangan lupa untuk vote ,komen atuh,kan kalo kalian vote and komen, aku juga senang, hehehe,/bisikin kalian : senyum / jangan lupa rekomendasi ke teman-teman kalian juga ya:v

***

Setelah 1 jam di dalam ruangan laknat bagi siswa kelas 12, akhirnya bel untuk istirahat berbunyi, Revan dan Agatha segera keluar ruangan mereka,dan berjalan ke kantin untuk menunggu teman-temannya,karna mereka semua beda ruangan denganya, entahlah kenapa mereka berpisah, padahal jika mereka bersama, Agatha dan Revan yakin, pasti akan bising di dalam ruangan itu,
Karna sudah tidak heran dengan Suara teman-temannya.

Cukup lama menunggu akhirnya teman-temannya semua sudah muncul,dan mulai memesan makanan,karna mereka sudah terbiasa untuk pesan makan dulu,lalu
Bergosip.

"Ihk tau enggak, gua itu kesal,masa gua sendiri-sendiri di ruangan," omel Ratu.

"Alhamdulillah si,gua ada Revan," pamer Agatha membuat mereka semua memutar bola matanya, iyaiin
Yang udah halal.

"Tha Lo sama Revan pengen kuliah bareng?" tanya Marchel penasaran.

"Enggak," Bukan Agatha yang menjawab melainkan Revan sendiri.

Agatha yang mendengar Revan, spontan balik menghadapnya,dan melihat Revan artinya dia bertanya kenapa.

Revan hanya diam,dia sadar bahkan sangat sadar jika dia di perhatikan oleh istrinya. "Kamu enggak boleh kuliah," jawab Revan menatap balik
Agatha.

"Loh kok enggak boleh Van?" tanya Naya dan Vivi bersamaan.

"Agatha hanya tinggal di rumah, ngurus anak gua nanti," balas Revan tersenyum ke arah Agatha, sedangkan Agatha yang mendengar hanya mencoba untuk menutupi rona merah di pipinya.

Mereka semua hanya tersenyum,jadi
Anti nyamuk deh mereka,tapi enggak papa bukannya mereka semua ada pasangan masing-masing,kec Valerie, Nathan, Justin, dan quinza, katanya mereka tidak ingin pacaran, mereka hanya ingin langsung menikah,kalo Nathan si, katanya sudah ada readers yang baca cerita story Revano ini.

Mengenai tentang Marchel dan Vivi, sebenarnya mereka belum jadian,kata Vivi Marchel sangat tidak peka.

"Oh iya, mumpung hari ini hari yang bagus,gua mau ucapin sesuatu yang gua pendam selama ini," kata Marchel tersenyum ke arah Vivi, sedangkan Vivi hanya menunduk,mana berani memperlihatkan wajahnya yang merah.

"Sebenarnya aku cinta sama kamu Vi,aku enggak mau kamu dekat-dekat dengan orang lain,karna bagi aku kamu adalah milikku,bukan milik orang lain,hm kamu mau enggak jadi pacar aku,jadi ibu dari anak-anak kita nanti,kalo kita udah lulus, aku ingin lamar kamu," lanjut Marchel menggenggam tangan Vivi dengan lembut, sedangkan Vivi hanya bisa tersenyum,dan tanpa dia sadari air matanya telah turun,dia tidak menyangka Marchel akan menyatakan perasaannya di Depan semua orang,di kantin pula.

"Terima,"

"Terima,"

"Terima," sorak semua murid-murid, begitu juga dengan sahabatnya.

Vivi melihat semua sahabatnya,dan melihat mereka menganggukkan kepalanya. "Iya chel aku mau kok,jadi pacar kamu,dan jadi ibu dari anak-anakmu nanti."

Marchel tidak berhenti untuk tersenyum,dia memeluk Vivi dengan lembut,hari ini adalah hari yang sangat bahagia bagi mereka berdua.

"Anjay,kuy traktir gua chel,dan semua anak-anak vangster lainnya," pinta Rangga membuat marchel menelan air liurnya,karna sudah tradisi mereka jika ada yang jadian maka,harus traktir semuanya.

"Halah dengan terpaksa gua traktir lu pada," ucap Marchel, padahal mereka semua sudah makan,namun karna traktiran akhirnya makan lagi.

"Bang,gua pesan banyak ya," ujar Ratu tersenyum,kalo dia tersenyum ke Marchel pasti anak itu luluh, walupun di tatap raja dengan tajam,tapi dia pengen pesan yang banyak, persetan dengan raja, entar juga balik.

"Iya Ra serah, asalkan enggak habisin uang di dompet Abang,ya Ratu memang memanggil semua anak vangster dengan sebutan Abang.

"Chel gua juga ya, kan lo teman gua," ujar Justin segera memesan makanan dengan banyak, bersama rafka,dan Rangga,tau lha mereka sangat kompak mengenai makanan.

"Kasian juga lu chel," sahut Gilang.

"Enggak papa lha,sekali-kali Marchel yang traktir," kata Nathan melanjutkan makanannya.

"ANJIR LU PADA, PESANNYA ENGGAK HARUS BANYAK KALI," omel Marchel, sudah di tebak,pasti temannya ini makan Banyak.

Mereka hanya tertawa, puas sekali bikin Marchel linglung,sekali doang si Marchel mengeluarkan uangnya, padahal Marchel tergolong orang kaya, namun pelit.

Hai guys,ku mau curhat ni,gimana kalo ceritanya gua unpublish aja, soalnya Kalian enggak mau vote akh, padahal vote kalian semangat aku, jadi aku enggak semangat lagi deh:(,ekh kebalik:)

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang