🌻 Happy Reading 🌻
Matahari mulai muncul, mengusik ketenangan seseorang yang sedang Berpelukan di bawah selimut yang tebal.
"Van bangun he kita terlambat," ucap Agatha mengguncang badan Revan.
Revan yang ketenangannya di ganggu pun mengucek matanya. "Bentar byy, ngantuk".
"Ihk kita terlambat tau," kesal Agatha berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Revan melihat Agatha dan menyusulnya masuk, mereka lebih baik mandi berdua,karna waktu sudah menunjukkan pukul 07:27,dan sebentar lagi gerbang akan di tutup.
Setelah mandi, Agatha dan Revan memakai baju seragam sekolahnya dan turun ke bawah.
Revan mengambil motornya dan berhenti di hadapan Agatha, Agatha yang melihat Revan sudah ada dihadapannya segera naik ke motor Revan dan memeluknya, Revan segera melajukan motornya dengan cepat.
Saat sampai di sekolah gerbang sudah di tutup oleh satpam dan ternyata mereka tidak berdua, sahabatnya yang lain juga terlambat,bisa barengan gitu ya.
"Lo kalian terlambat juga?" tanya Agatha melihat teman-temannya satu persatu.
"Gara-gara mereka si,masa iya dia datang lama jemputnya," kesal Naya.
"Salahin cowok Lo bego,lama banget," Sahut Justin.
"Loh kalian barengan?" tanya agatha.
"Heem,kita mau ke rumah Lo,tapi mereka bilang Lo enggak tinggal di rumah,jadi ya udah kita enggak jadi jemput," jelas Ratu.
"Gimana enggak di rumah emaknya, kan Revan sama Agatha serumah," ucap Marchel kecoplosan.
"Marchel," panggil Revan geram,kan ini yang dia takuti, Marchel orangnya enggak bisa jaga rahasia.
Agatha yang mendengar hanya menutup matanya, gawat ketahuan sudah.
"Lo Kalian tinggal berdua?" tanya Naya menatap wajah Revan dan Agatha.
"He apa ini, Kalian terlambat semua?" tanya pak Dimas guru killer setelah Bu vara
"Iya pak,kami baru datang," jawab ratu.
"RATU," tegur mereka semua menepuk keningnya bersamaan, tidak Marchel tidak ratu sama aja.
"Gua gorok juga lu berdua," kesal rafka menatap Marchel nyalang.
"DENGAN GAMPANGNYA KALIAN BILANG IYA,MASUK DAN HORMAT DI TIANG BENDERA!" teriak pak Dimas.
"Gerbangnya kan di tutup pak, bapak ngelawak ya," sahut Justin melihat pak Dimas yang mukanya sudah memerah.
"DIAM KAMU JUSTIN," gertak pak Dimas membukakan gerbang untuk mereka.
Mereka berlari masuk sebelum kena pukulan dengan besi yang selalu guru itu bawa.
"PAK DIMAS JANGAN SUKA MARAH-MARAH ATUH, NANTI KEPALANYA TAMBAH BOTAK" teriak Justin berlalu dari hadapan pak dimas.
"JUSTIN KURANG AJAR YA KAMU," teriak pak Dimas mengejar Justin namun anak itu berlindung di belakang Revan.
"Yang di bilang Justin beneran pak,nanti bapak makin tua juga," sahut rafka duduk di tengah lapangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
JugendliteraturWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! *cerita ini murni imajinasi saya sendiri! *Harap tidak plagiat,mohon menghargai karya penulis! [Maaf jika ada kepenulisan yang salah] *** Perjodohan,satu kata yang mampu merebut kabahagian seorang wanita cantik,dia adalah...