Prolog

2.2K 179 17
                                    

Orang bilang, ayo kejar mimpi kalian! Buat mimpi sebesar mungkin! Kerja keraslah sampai mimpi itu kalian gapai dengan tangan sendiri. Orang bilang, tidak ada mimpi yang terlalu besar atau terlalu kecil. Pada ujungnya, semua itu sama—sama-sama mimpi yang bisa mengubah skenario hidup di tahun-tahun yang akan datang. Pada ujungnya, hidup yang berawal dari sebuah kegersangan, kekosongan, akan berakhir bersama tumbuhnya bunga-bunga memikat hati. Siapapun yang berhasil menggapai mimpinya, dia tidak akan pernah gagal untuk bahagia.

Jangan menyerah.

Bagi orang-orang itu yang kini tengah memperjuangkan mimpi mereka, dua kata itu bukan lagi suatu kalimat singkat yang asing. Kekuatan, kekokohan, keyakinan diri dan pertahanan ketika menghadapi kerasnya terjangan badai, akan mengantarkan mereka pada garis akhir atas usahanya.

Dunia ini bukan hanya ditinggali oleh kamu seorang diri. Maka ketika ada beberapa orang lainnya yang dengan kebetulan mempunyai mimpi yang sama, jangan pernah melarangnya bermimpi pada satu mimpi yang sama. Jangan pernah berkecil hati ketika orang itu faktanya lebih banyak peluang untuk mencapai mimpinya ketimbang dirimu. Jangan mengkerut. Tetap maju dan terjun ke dalam medan perang. Persaingan. Dunia ini tak lagi asing dengan persaingan. Dalam konteks apapun; pendidikan, rumah tangga, persahabatan, atau penggapaian mimpi sekalipun, semua itu harus selalu berdampingan bersama persaingan.

Kenapa? Kenapa persaingan harus turut ikut serta?

Sebab dunia ini punya banyak kisah. Dunia ini tak hanya berpusat pada dirimu. Dunia ini tak akan bertindak ketika kamu memohon-mohon padanya untuk mewujudkan mimpimu. Dunia hanya akan menyaksikan. Menjadi saksi bisu seberapa kerasnya kamu menghadapi persaingan itu.

Bagi para pengejar mimpi itu, sebuah kesempatan adalah sesuatu yang paling berharga ketimbang apapun.

Lantas ketika seorang wanita kepala tiga menyeruak masuk. Tampil dengan setelan rapi dan sebuah papan nama yang menjuntai dari lehernya, dia menggemakan sesuatu yang bagai sayembara besar-besaran.

"Ada sebuah pengumuman, aku harap kalian simak ini baik-baik." Tatapannya disapukan. Menatap semua para trainee yang berkumpul pada satu titik. Taat menyimak segala sesuatu yang akan meluncur dari belah bibir itu. "Dream Future, boygroup yang seharusnya debut seminggu lagi, terpaksa diundur karena leader mereka meninggalkan grup untuk sebuah alasan. Menjelang debut, dia latihan terlalu keras sampai cedera. Fatalnya, kakinya bener-bener nggak bisa lagi diajak kerja sama buat menari. Jadi atas kondisi ini, agensi minta ke kalian semua supaya berlatih lebih baik. Hanya satu di antara kalian yang hanya akan berhasil debut bersama Dream Future. Biar adil, kalian masuk ke sebuah acara survival. Publik sendiri yang akan memberi keputusan. Jadi, latihan yang lebih sering lagi dan jaga kesehatan kalian."

Ketika untaian kalimat itu mengudara, semua mulut bungkam. Detak jantung berpacu lebih cepat ketimbang apapun. Mata mereka membola, takjub akan sebuah kesempatan besar yang tak disangka-sangka.

Senyum tipis terulas. Seorang pemuda di pojok ruangan nampak menundukkan kepalanya. Menyembunyikan perasaannya namun menyulut api semangatnya. Di sana, kedua tangannya terkepal erat. Menggemakan sebuah kalimat yang berhasil mendengung keras di jiwanya.

Park Jisung, ini kesempatanmu. Kamu harus kerja keras buat berhasil. Buktiin kalau pengorbananmu yang sampai nggak punya temen itu, sesuai hasil yang akan kamu tuai.

Sesuai yang diminta, semuanya berlatih lebih keras dari apapun. Menari, menari, menari dan terus menari. Membasahi sekujur tubuh dengan bulir-bulir perjuangan. Menyiksa diri dengan segala retaknya tulang akibat koreo yang amat sangat berani. Merelakan tubuh itu digelayuti rasa lelahnya di tiap harinya.

Kemudian, hari yang dinanti-nanti pun tiba.

Babak final. Semuanya bergantung dengan waktu terakhir ini. Vote terakhir yang benar-benar akan menjadi hasil atas semua perjuangan selama ini. Gema tepuk tangan yang menggema keras. Satu per satu penampilan dipamerkan. Mencoba memikat hati publik untuk memilih mereka.

Malam itu, semuanya hampir berakhir. Ketika sang pembawa acara menggantungkan kalimatnya, hendak menyebut sebuah nama yang diputuskan keluar sebagai pemenang, tiba-tiba kericuhan terjadi. Teriakan menggema dimana-mana. Sirine polisi meraung-raung. Mengacaukan semuanya di sekitar gedung. Membatalkan aksi penobatan pemenang yang sesungguhnya.

Karena malam itu, dengan debum yang lumayan keras, seorang pemuda jatuh menelungkup di atas tanah. Jas formal hitamnya yang nampak melekat pada dirinya, menambah kesan tampan yang semakin sulit mengendalikan pesona itu, ternodai oleh pekatnya darah. Surai gelap yang tertata rapi itu, berubah warna menjadi merah gelap.

Fakta mengerikannya, si korban dinyatakan sebagai salah satu peserta. Salah satu trainee yang tentunya banyak mengalami masa sulit selama ia berlatih. Sayangnya ketika akhir dari semua perjuangannya sampai di depan mata, dia justru ditemukan mengenaskan.

Ah, apa ini benar-benar sebuah akhir? Atau malah hanya sebuah garis start yang akan memulai semuanya?

(( pyarr! aku bawa yang baru ngihaa! Ditonton ya trailernya, ada dikit spoiler di situ soalnya xixi. Maaf banget kalau jelek, ini pertama kalinya buat trailer ㅠㅠ ))

Lose Me If You Can ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang