11. Tentang Kita

257 57 3
                                    

Harum daging sapi yang dibakar membara, berhasil menciptakan tingginya asap yang membumbung. Bersama bunyi desisan yang turut serta, potongannya amat sangat menggiur. Dipanggang langsung, Na Jaemin nampak keren dengan apa yang tengah ia lakukan saat ini. Tangannya bergerak lihai, membolak-balikkan potongan dagingnya. Berkali-kali mengudarakan desisan yang beruntun. Makin lama, makin parah aromanya yang benar-benar membutakan nafsu.

Di depannya, seseorang nampak mencondongkan tubuh. Kepalanya nyaris ikut masuk ke dalam panggangan akibat membumbungnya asap yang kelewat menggila. Manik matanya tak pernah bisa dipalingkan. Seolah potongan daging panggang di bawah kendali Jaemin adalah hal terbaik yang ada di dunia.

Sedikit terganggu, Jaemin mengerling. Mata sipit itu benar-benar terpaku pada benda di hadapannya. Terkekeh, pemuda itu cukup berhasil dibuat geli oleh sosok yang lebih muda.

"Jisung, kalau kamu sedekat itu, mukamu bisa ikut kebakar. Duduk aja yang manis, oke?" Seulas senyum menghias. Malu, Jisung beringsut menjauh tanpa melepaskan tatapannya yang terpaut semakin dalam. Hatinya jatuh pada potongan daging itu.

"Hyung, orang tua Hyung mendukung banget ya buat semua ini? Maksud aku, mereka bahkan sampai buang-buang uangnya buat kita makan daging."

Setelah pertarungan pertama digelar meriah, menarik banyak atensi, sukses membuat banyak tagar berkeliaran di SNS, seseorang yang tak pernah disangka-sangka tiba-tiba datang menemui. Itu ibunda dari Na Jaemin.

Jisung masih ingat dengan amat sangat jelas bagaimana seorang perempuan kepala empat di bawah sana bergerak enerjik. Mulutnya tak henti menyebut nama sang anak keras-keras. Bertingkah seolah dirinya adalah penggemar terberatnya Na Jaemin. Lantas di kesempatan berikutnya—ketika acara benar-benar dibubarkan—sosoknya mendekat. Menyelipkan beberapa lembar uang untuk si pangeran kecil yang berhasil menyulap panggung. Kala itu, Jisung pun masih ingat tentang untaian kalimat lembutnya, kalian bertujuh pasti banyak kehilangan energi buat latihan selama ini, kan? Kerja bagus, semuanya memuaskan. Jadi, pakai uang ini buat makan ya. Daging, mungkin? Jangan terpaut terus sama latihan, kalian juga harus bahagia.

Na Jaemin benar-benar dikelilingi oleh banyak orang berhati mulia. Menatap obsidian yang tak pernah kehilangan binar bangga itu, Jisung tahu bahwa Nyonya Na pun tak kalah baiknya dengan si anak.

Lantas, apa yang dirasakan Jisung saat itu?

Tersentuh dan sedikit iri. Ketika sentuhan Jaemin bersama sang ibu benar-benar nyata, ketika itu pula Jisung sedikit merasakan iri yang memenuhi dadanya. Teramat ingin merasakan pelukan hangat sang Mama Papa. Bersentuhan dengan nyata bukannya melalui perantara dan hanya terikat oleh layar yang menampilkan bayangan masing-masing.

"Itu sepele Jisung. Nggak perlu dipikirin." Menepis, Jaemin tak berhasil memenuhi kepuasan Jisung lewat jawabannya.

Menunduk, Jaemin memastikan sekali lagi tentang panggangan dagingnya sendiri. Lantas, senyum tipisnya terulas. 3 potong daging diangkat dari panggangan. Menyajikannya di piring masing-masing. Terkekeh geli, gemas ketika menyaksikan mata itu kembali berbinar bak menemukan galian harta karun yang telah lama terkubur.

"Makasih banyak Jaemin Hyung. Selamat makan." Meraih sumpitnya, Jisung menyuap daging pertamanya. Masuk, lolos melewati rongga mulutnya. Menelisik semua rasa lezat yang bercampur menjadi satu di dalam dagingnya. Membuat letupan bahagia itu tak henti bergelora di dalam mulutnya. Matanya terpejam erat bersama kening yang mengerut. Ketika giginya sibuk menghancurkan daging di dalam mulutnya, ibu jarinya ikut teracung. Memberi sebuah penilaian amat sangat puas atas panggangan daging Na Jaemin.

Kembali terkekeh, Jaemin menoleh. Seseorang lain di sampingnya nampak tak tertarik sama sekali. Walau asap daging telah menyeruak masuk. Tanpa permisi, mengobrak-abrik indera penciumannya. Tapi lidah itu tak kunjung terjulur. Tak ada binar bahagia seterang sorot mata Park Jisung.

Lose Me If You Can ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang