PERSONA

295 49 3
                                    

Anita Widyani, gadis kelahiran Garut yang menetap di Jakarta sejak usianya 10 tahun. Saat ini usianya 18 tahun dan harus mengalami kisah sangat mengguncang jiwanya.

Saat ini, Anita sudah dibawa ke tempat perawatan kejiwaan oleh Gita untuk memulihkan psikologisnya.

Gita melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 08:30 pagi.
Ia segera menelepon Nina dengan keadaan yang masih kesal.

"Nin, buat laporan ke polisi soal orang tuanya Anita. Nanti gue nyusul bawa bukti-buktinya-"

Belum selesai Gita bicara, tiba-tiba Devano mengambil alih ponsel Gita.
"Nina, urusin aja soal pencabutan gugatan Gita ke Daffa sekarang."

Gita berusaha merebut kembali ponselnya dari Devano yang jelas-jelas lebih tinggi darinya. Tapi sepatunya yang terselip di pinggir selokan hampir saja membuat Gita terjatuh dan menghantam besi pegangan di sekitar sana, untungnya Devano lagi-lagi tepat waktu memeluk pinggang Gita hingga tangannya harus terjepit dan tergores besi berkarat itu.

Devano berusaha menahan rasa perihnya kemudian menjauhkan Gita dari hadapannya sambil melemparkan ponsel gadis itu ke arahnya.

"Itu salah kamu. Kenapa kamu ganggu saya telepon?"

"Kalau kamu laporin orang tuanya ke polisi, apa kamu pikir anak itu akan baik-baik aja? Biarin polisi fokus untuk penjarain pelaku pemerkosanya." Jawab Devano yang sudah ingin cepat-cepat berangkat ke Wendy's Cafe.

"Kamu pikir orang tua kaya mereka masih berguna buat anaknya?" Tanya Gita seolah menelak Devano yang memang tak suka berdebat apalagi dengan wanita seperti Gita.

"Saya nemuin kamu untuk cabut tuntutan kamu ke Daffa."

"Bukannya kamu ga peduli sama anak itu?"

"Dia adik saya."

"Adik tiri kan?"

Devano benar-benar kehilangan kata-kata menghadapi Gita. Ia tak percaya ada orang yang memiliki kepribadian berbeda dalam satu waktu.

Padahal baru saja ia bersimpati pada Gita yang ternyata menyelamatkan sebuah tindakan menyimpang yang hampir dialami gadis bernama Anita tadi.

Tapi saat ini, Gita seolah berganti menjadi wanita bermulut tajam yang bisa menyakiti siapapun lawan bicaranya.

"Jadi kamu setuju untuk bantu saya bikin bahan tulisan?" Tanya Gita menahan Devano yang sudah menaiki motornya dan baru saja akan memakai helm-nya.

"Bebasin adik saya sekarang. Kalau udah, baru temuin saya di cafe jam 08:00 malem." Jawab Devano kemudian tanpa basa-basi lagi meninggalkan Gita.

Gita kembali ke dalam mobilnya dengan tenang. Ia melirik layar ponselnya yang terus menyala. Nomor tak dikenal yang belakangan ini selalu meneleponnya kembali mengganggunya.

Namun karena kali ini merasa suasana hatinya membaik, akhirnya Gita mau mengangkat telepon itu.

"Saya ga minat buka reke-"

"Gita... Ini benar kamu nak? Ibu dapat nomor kamu dari-" Gita segera mengakhiri sambungan telepon tersebut dan menginjak pedal gas mobilnya.

Mendengar ponselnya kembali menyala, Gita segera mematikan daya ponselnya kemudian melemparnya ke kursi penumpang di sebelah.

Sudah 10 tahun Gita. Kejadiannya sudah 10 tahun tapi kenapa kamu masih terjebak? Pulanglah, nak. Bapak akan memaafkan kamu.

Gita menginjak rem mobilnya dengan tepat waktu sebelum ia menabrak seorang pedagang bakso keliling.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dan suara sirine mobil polisi akhirnya sampai di perkampungan rumah Anita. Ia menebak kalau Nina sudah menyelesaikan perintah pertamanya menganai penangkapan pelaku pemerkosaan Anita yang selama ini sudah diselidiki polisi.

LOVE ME, HEAL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang