Pukul 08:30 PM di jam digital Devano. Ia dan seluruh staf dapur sudah membereskan area dapur karena cafe tersebut telah tutup.
"Han, stok udang di chiller tinggal berapa?" Tanya Devano yang sedang menulis daftar menu utama Wendy's Cafe untuk besok.
Farhan yang sedang merapikan stok bahan di dapur pun terdiam sejenak untuk mengingat-ingat.
"Ada 50 ekor, chef." Jawab Farhan terlihat ragu-ragu.
"Yakin? Besok udang jadi menu utama besok lho." Sahut Devano.
"Coba saya cek lagi, chef." Ucap Farhan terkekeh, kemudian berjalan menuju chiller sementara teman-temannya terlihat sudah menyelesaikan tugasnya.
"Astagfirullah, woi! Reza!" Pekik Farhan ketika membuka pintu chiller dan melihat teman satu section-nya itu duduk termenung di dalam chiller.
"Bukannya siap-siap pulang lo..." Omel Farhan yang masih tak terima dibuat kaget oleh Reza.
Namun selama Farhan menghitung stok udang, Reza tak menyahut apa-apa. Pria berusia 24 tahun itu nampak diam sambil terus merenung.
Farhan menggelengkan kepalanya kemudian kembali keluar menghampiri Devano yang juga sudah terlihat bersiap untuk pulang.
"Kenapa Reza?" Tanya Devano.
"Ga tahu chef. Dari kemaren ga jelas gitu sikapnya. Kaya orang kesurupan." Sahut Farhan tertawa. "Oh ya, chef. Udangnya bener 50 ekor." Lanjut Farhan melaporkan.
Devano menganggukkan kepalanya kemudian mengisyaratkan Farhan untuk pulang sementara ia berjalan menghampiri chiller.
"Kamu mau saya kunci di dalem, atau mau keluar?" Tanya Devano pada pria itu yang lebih muda darinya itu.
Namun Reza tak juga bergerak. Ia hanya diam dengan tatapan kosong.
"Reza, saya perlu seret kamu keluar?"
Karena tak mendapat respon lagi dari Reza, akhirnya Devano terpaksa untuk menarik pria itu untuk keluar.
Ia cukup terkejut memegang lengan Reza yang begitu dingin dan sedikit kaku.
"Kamu udah berapa lama di dalem?" Tanya Devano sedikit kesal.
"Saya pulang, chef." Ucap Reza pelan. Kemudian ia berjalan mendahului Devano.
Gita masih memakai earphone mati di telinganya. Ia duduk di meja depan dekat kasir menunggu cafe ini tutup.
"Gue pikir dipake sama Chef Devano..." Bisik Nada kepada Rina.
Sementara Rina hanya tertawa meledek. Hal itu masih bisa didengar oleh Gita karena suasana malam di cafe yang sudah tutup ini.
"Dia siapa sih? Pacarnya chef Devan?"
"Ga tahu... Tapi kayanya... Ga mungkin deh."
Gita menghela napas panjang kemudian melepas earphone tersebut. Ia beranjak dari tempat duduknya dan mengembalikan earphone tersebut ke salah satu kasir.
"Ini punya kamu?" Tanya Gita.
"Eh, iya... Mbak." Ucap Nada merasa tak enak.
"Makasih ya. Tenang aja, saya bukan pacarnya orang itu kok. Dia cuma lagi berhutang sama saya." Ucap Gita mencoba menjelaskan dengan malas.
Ia hanya tak ingin menimbulkan gosip baru menyangkut dirinya. Sudah terlalu malas ia berhubungan dengan banyak orang asing.
Ketika Gita akan berbalik kembali ke mejanya, ia tak sengaja menabrak seorang staf dapur hingga terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME, HEAL ME
RomanceAnggita Wirahma adalah seorang penulis novel horor yang memiliki gangguan emosional dan kesulitan percaya kepada semua orang. Tapi bagi Devano, Anggita adalah perempuan berkepribadian ganda yang selalu jadi trouble maker dimana pun ia berada. Namu...