DUNIA GITA

210 46 6
                                    

Pagi ini Nina terbangun lebih pagi, setelah semalam selesai mengerjakan beberapa PR dari editor Gita yang nantinya akan Nina berikan kepada Gita untuk perbaikan naskah yang rencananya akan terbit bulan ini.

Ia harus sampai di kantor asuransi Happy Family untuk pekerjaan sampingannya.

"Mau kemana lo?" Tanya Gita yang memergoki Nina dari atas tangga.

Nina sendiri bingung kenapa Gita sudah bangun sepagi ini. Padahal biasanya, perempuan ini baru akan bangun pada pukul 10:00 siang ke atas.

"Ada kerjaan di luar." Jawab Nina sambil melanjutkan aktifitasnya memakai sepatu.

"Kerja sama si cewek mulut sialan itu?" Tanya Gita melipat kedua tangannya di depan dada.

Sementara Nina tak menyahut. Ia hanya fokus memakai sepatu kets-nya.

"Cewek itu nelepon gue semalem, dan dia bilang lo kerja sama dia sebagai cleaning service."

"Terus kenapa? Kalau lo malu punya manager yang kerja jadi cleaning service, cari manager lain aja." Sahut Nina dengan kesal.

Mendengar jawaban itu, Gita jadi kembali kesal. Baru kali ini Nina berani menyentaknya seperti ini.

"Terus lo ga malu kerja jadi cleaning service di sana?" Tanya Gita menyindir. Ia melangkahkan kakinya menuruni tangga berniat untuk memberikan tablet miliknya pada Nina.

"Gue perlu kerjaan-"

Gita langsung menyodorkan tablet tersebut kepada Nina. Layar tablet yang menyala menunjukkan tampilan microsoft word berisi outline novel romance yang sedang Gita tulis.

"Gue pastiin si bos gendut itu akan bayar gue berkali-kali lipat buat tulisan gue yang ini." Ucap Gita sementara Nina sedang membaca outline tersebut baik-baik.

"Lo... Serius kan sekarang?" Tanya Nina meyakinkan.

"Masih mau lo jadi babu si cewek sialan itu? Ngapain dia ngasih lo posisi cleaning service sementara lo bisa ngisi posisi di bagian kantornya? Dia cuma pengen menghina lo, karena gue." Jawab Gita menjelaskan.

Sebenarnya, Nina juga sempat berpikiran seperti itu. Namun tetap saja keadaan membuatnya tak memiliki pilihan lain.

"Git, terus gue-"

Nina berhenti melanjutkan kalimatnya ketika tiba-tiba saja Gita membuka pintu apartemen mereka. Dan benar saja, seseorang baru menaruh sebuah box kecil di depan pintu mereka kemudian ia segera melarikan diri dari Gita.

Sementara Gita, sudah tak bisa lagi menahan kekesalanya.

Langkah kakinya cepat mengikuti orang berpakaian serba hitam yang memakai topi dan kupluk jaket yang juga berwarna hitam.

"Git! Gita!" Panggil Nina meraih kotak tersebut dan buru-buru mengejar Gita.

Dengan penuh kekesalan dan rasa penasaran meningkat, Gita terus mengikuti orang yang sepertinya menaruh sop daging di depan apartemennya kemarin.

Kemudian ketika sampai di lobby gedung apartemen, Gita semakin mempercepat langkahnya, bahkan ia sampai tak menyadari keberadaan Devano pagi itu yang memang datang menghampirinya.

Devano pikir, Gita memang sedang buru-buru untuk pergi. Dan ia berniat untuk pergi saja dan menemui Gita lain waktu.

Namun saat melihat Nina berlarian sambil memanggil nama Gita dengan panik, Devano berhenti. Ia berbalik dan pandangannya langsung bertemu dengan Nina.

"Eh, kak... Lo kok disini?" Tanya Nina masih dengan nada suara panik.

"Saya mau lanjutin cerita saya yang semalem sekarang. Soalnya 2 jam lagi saya berangkat kerja dan kemungkinan akan lembur sampe tengah malem." Jawab Devano menjelaskan.

LOVE ME, HEAL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang