IBLIS BERWUJUD MANUSIA

227 48 1
                                    

Rainawati. Gadis yang memiliki wajah oriental dengan kedua mata cerah dan rambut yang hitam berkilau itu berusia 25 tahun saat itu.

Gadis polos yang sehari-hari bekerja sebagai buruk di sebuah pabrik tekstil besar Jakarta.

Orangnya sangat pemalu dan sulit berbaur. Semua itu terjadi setelah perundungan yang ia alami ketika SMP. Dimana teman-temannya sering meledek fisiknya yang kurus. Walaupun terdengar sepele, lama-lama hal itu menjadi sebuah kebiasaan hingga kejahilan yang cukup parah.

Sayangnya, sikap itu membuatnya sulit didekati oleh pria manapun. Sementara seluruh tetangga sibuk membicarakannya dan mulai sering menyindirnya dengan sebutan perawan tua.

Hal itu sudah cukup membuat Raina tertekan. Begitu juga dengan keluarganya yang terkena imbasnya.

Gadis itu menarik diri dari keramaian. Ia membatasi pergaulannya. Sementara orang tuanya terus membanding-bandingkan dirinya dengan para gadis lain seusia-nya yang sudah menikah.

"Jadi, karena itu Raina stress dan akhirnya dipasung?" Tanya Gita sambil sibuk menulis di buku catatannya.

Seorang pelayan Wendy's Cafe membawakannya dua cangkir kopi pesanannya kemudian berjalan pergi.

"Bukan, dia itu ga stress. Tapi sampe sekarang dia kerasukan." Jawab Hani sambil meraih cangkir kopinya.

"Dia itu setiap abis denger suara adzan pasti langsung teriak-teriak nangis. Terus dia bisa nyerang orang-orang yang ada di sekitarnya. Makanya orang tua kita ngurung dia di tempat penyimpanan rumput untuk pangan sapi. Kata dukun yang ngobatin, itu cara supaya jin yang ada di badan Rania tenang. Sampai bulan purnama nanti diadain ritual pengusiran gitu." Jelas Hani lagi menceritakan dengan sangat lugas.

Gita mendengarkannya dengan tenang sementara tangannya terus menulis di atas kertas.

Sebenarnya, ia juga bisa merekam cerita dari Hani. Namun ia lebih suka menulisnya langsung menggunakan gaya bahasanya sendiri.

"Kenapa dia bisa sampe kerasukan?" Tanya Gita.

"Ga tahu sih. Waktu itu, bapak nyuruh mbak Rania ketemu sama dukun yang bisa bantu dia untuk cepet ketemu jodoh gitu. Terus dia ga pulang semalem padahal kata mbah Ijo dia seharusnya udah pulang sorenya. Pas besoknya, mbak Rania tiba-tiba udah di kamarnya dan keadaannya berantakan banget kaya orang gila. Dia nangis di kamar berhari-hari dan ga mau ketemu sama siapapun, ga mau ngomong apapun." Ucap Hani kemudian ia menghela napas panjang.

"Bapak sama ibu langsung manggil mbah Ijo ke rumah untuk meriksa keadaan mbak Rania. Tapi, mbak Rania makin parah, dan tiba-tiba nusuk mbah Ijo pake gunting kuku sampe sebagian pipinya mbah Ijo berdarah-darah! Mereka langsung ngiket mbak Rania."

"Apa yang dukun itu bilang setelah kejadian itu?" Tanya Gita masih menulis di kertasnya berusaha dengan tenang.

"Dia bilang, mbak Rania sepertinya diculik makhluk halus yang ga suka sama mbah Ijo waktu pulang dari rumahnya. Jin laki-laki di dalem badan mbak Rania itu sulit dikeluarin dan bisa bunuh orang sekampung. Makanya, Mbah Ijo minta mbak Rania dikurung dan dipasung di tempat yang gelap sendirian sampai mbah Ijo menyelesaikan ajiannya di bulan purnama."

Gita menganggukkan kepalanya mengerti. Walaupun sudah mengetahui hampir 80% kisahnya, Gita masih merasa belum cukup jika ia tak menemui orang itu langsung dan melihat penampakannya dengan jelas.

"Kita bisa lihat Rania?" Tanya Gita.

"Sebenernya, bapak sama ibu ngelarang. Karena bahaya."

"Saya perlu liat kondisi dia yang sekarang untuk bisa dapet feel ceritanya."

LOVE ME, HEAL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang