SEMU

243 46 0
                                        


"Mbak Gita sekarang pergi deh. Udah selesai kan?" Usir Hani yang terlihat masih panik karena kali ini Rania menangis lebih lama dan lebih histeris.

Gita melangkahkan kakinya mundur. Kemudian, pintu kembali di buka. Muncullah sepasang suami istri yang terlihat sama paniknya dengan Hani.

"Pak..."

"Kenapa bisa begini lagi sih?"

"Cepat kamu bawakan ramuannya."

Gita melipat kedua tangannya di depan dada melihat mereka bertiga yang sibuk menenangkan Rania.

"Anak kalian ga perlu itu. Saya akan bawa dia untuk visum ke rumah sakit." Ucap Gita mengalihkan perhatian orang-orang disana.

"Siapa kamu, hah? Ngomong seenaknya aja!"

"Siapa dia ndo?" Tanya ibunya kepada Hani.

"Dia... Temen Hani."

Sementara itu, Gita mengeluarkan ponselnya untuk menelepon ambulance dan membawa Rania ke rumah sakit.

"Tolong ambulance ke alamat Kampung Rangu RT 03 RW 07. Ada perempuan yang perlu-"

Bapak Subandi mengambil alih ponsel Gita dan membantingnya ke lantai dengan kesal.

"Jangan macam-macam kamu ya. Pergi sana!"

"Saya ga akan pergi sebelum saya bawa Rania ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit, hah?!"

"Karena kepercayaan kalian yang disalahgunain orang lain, anak kalian jadi korban."

"Ngomong apa sih kamu? Sudah sana keluar!" Bentak Pak Subandi kasar. Ia menarik paksa Gita keluar dari pagar rumahnya dengan kesal.

Sementara Gita tak bergerak dari sana. Hani berjalan keluar dari rumahnya kemudian menghampiri Gita.

"Mbak... Maaf, kayanya mbak pulang aja deh." Ucap Hani.

"Kamu kenal Mbah Ijo itu? Dimana dia tinggal? Dan dari mana orang tua kamu tahu mereka?"

Hani menggelengkan kepalanya dengan panik. Ia terlihat mencoba untuk menghindar dari Gita dan langsung masuk kembali ke rumahnya.

Gita tak menyerah, ia menggedor-gedor pagar rumah Hani bahkan hingga menendangnya beberapa kali.

"Sial. Harusnya langsung gue seret aja Rania keluar." Gerutu Gita sambil mengeluarkan ponselnya. Ia berusaha untuk menelepon Nina dan melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Namun entah mengapa anak itu belum juga mengangkat teleponnya.
Gita tak bisa meninggalkan tempat itu dan tetap berdiri di depan pagar rumah Hani.

Ia yakin kedua orang tua Raina sedang merencanakan sesuatu untuk membawa Rania kabur setelah melihat ada orang lain yang mengetahui kelakuan mereka.

Sementara itu, sore itu Hani akhirnya keluar untuk pergi bekerja. Dan ia cukup terkejut melihat Gita masih berdiri di sana.

"Mbak..." Panggil Hani.

"Saya udah transfer uang ke kamu atas kerja sama kita. Dan sekarang saya minta sama kamu untuk bantu saya bawa kakak kamu ke rumah sakit." Sahut Gita memaksa.

Tentu saja Hani semakin ketakutan dan berusaha menjauh dari Gita.
"Sebaiknya mbak pulang, dan jangan ikut campur lagi urusan keluarga saya. Karena bapak sama ibu ga akan percaya sama dokter." Jawab Hani kemudian melangkahkan kakinya pergi sambil meraih ponselnya di saku celananya yang berdering.

Panggilan telepon itu dari Devano yang sudah sangat lama tak pernah menghubunginya itu.

"Iya, Kak Devan?"

LOVE ME, HEAL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang