part 50 kedai kopi & rofftop

322 19 3
                                    

Vano masih diam ia bahkan tak tau harus bagaimana lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vano masih diam ia bahkan tak tau harus bagaimana lagi.ia bingung apa yang harus ia lakukan kali ini.dalam keadaan sekarang yang ia pikirkan hanyalah wajah penuh kekecewaan dari Shela.

"aku akan menunggu sampai kamu mau dengerin semua penjelasan dari aku" gumam Vano.

****

Shela berjalan dan terus berjalan.tujuannya bukan untuk kembali ke kelas.ia tidak ingin sampai Manda dan teman temannya melihatnya dalam kondisi yang sekarang tidak baik baik saja.lihat saja mata sembab di tambah lagi isakan tangisan yang harus ia tahan.langkah kakinya membawanya ke tempat gedung gedung tinggi di SMA Angkasa.kini Shela berdiri di hadapan lorong yang menghubungkan antara gedung kelasnya dengan gedus seni.

"hiks"

"kenapa? kenapa harus kayak gini! kenapa semesta?! apa aku pernah melakukan kesalahan hingga aku harus di hukum kayak gini?!" teriak Shela di sertai dengan tangisannya.kali ini ia tidak bisa lagi menahan amarah sekaligus kekecewaannya.

"kenapa?!"

"kenapa?!"

"kenapa Vano harus hadir di duniaku? kenapa Vano yang harus ngasih kenangan yang begitu indah! kenapa dalam satu detik dia juga yang udah runtuhin semuanya?! kenapa?!" teriak Shela.

"jangan buat aku bingung Van.jangan buat aku seolah olah aku adalah cewek terbodoh.kalau aku boleh milih aku lebih baik milih nggak pernah kenal kamu atau ketemu kamu" gumam Shela serak.

"semesta tolong katakan padaku aku harus bagaimana lagi?"

keadaan begitu sepih bahkan mereka semuapun tau kalau ada seorang yang membutuhkan ketenangan.angin sepoi sepoi menghampaskan rambut panjangnya ke belakang.saat ia ingin membutuhkan pundak untuk bersadar kini sudah tak ada lagi.bahkan cowok yang ia jadikan sandaranpun kini yang menyakitinya.

"maaf" ucap seseorang dari samping Shela.

saat Shela menengok ke samping dapat ia lihat.seorang cowok bertubuh tinggi serta berkulit putih berdiri di sampingnya.

"Alex" gumam Shela.dengan cepat ia mengusap pipihnya agar cowok itu tidak tau kalau ia habis menangis.

"gue udah tau kalau lo nangis.jadi percuma juga kalau di hapus"

"apaan sih gue nggak nangis kok" elak Shela.

"maaf soal kejadiaan waktu itu.gue nggak tau kalau Vano belum cerita ke lo"

"gara gara gue hubungan kalian jadi renggang" lanjut Alex dengan menatap Shela.

"ini bukan salah lo jadi lo berheti nyalahin diri lo sendiri" balas Shela.

"tapi gara gara gue hubungan kalian yang jadi nggak baik baik aja"

"ini bukan gara gara lo.mungkin emang udah waktunya harus kayak gini"

ALVANO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang