5 tahun kemudian....
seorang gadis dengan rambut di gerai tak lupa menggunakan jaket hitam tebal. sedang berjalan dengan kedua tangan yang kini sedang memeluk buku buku tebal. gedung gedung tinggi dan di temani dengan pohon pohon hijau membuat banyak mahasiswa siwi yang hanya sekedar duduk duduk bersantai di atas kursi ada juga yang berlesehan di atas rumpu rumput hijau bersama dengan teman teman mereka.bahkan percakapan dengan menggunakan bahasa inggris mulai terbiasa saat percakapan itu masuk ke dalam telinga gadis itu. Tak hanya itu ia kini lebih sering melihat wajah orang asing di bandingkan orang orang Indonesia.
"kring..."
"kring...."
Dapat ia lihat dari arah depan seorang mahasiswa dengan warnah kulit putih pucat serta memakai jaket tebal sepertinya sedang mengendarai sepada gunung. di lain sisi terdapat kantin yang begitu besar dan luas. Bangunan ini kebanyakan bewarna coklat tua di padu dengan warna merah maron, langkah kakinya terus berjalan santai masuk ke dalam sampai, akhirnya, langkahnya mulai berhenti saat ia menemukan meja makan kosong. Buku buku mulai ia letakan di atas meja. di lanjut dengan berjalan menju tempat pemesan taberselang lama ia mulai kembali menuju tempat duduknya dengan membawa nampan yang berisi dua makana serta dua minuman.
"sorry sorry I'm late..."
"it's okay"
"itu pasti buat gue ya,kan?" tebaknnya tanpa menunggu respon dari gadis itu ia segera mengalihkan satu kaleng minuman dan juga satu piring makanan untuk ia lahap.
"thanks, Shel"
Shela hanya mengguk sambil mengunya makanan. Sudah empat tahun ia tinggal dan berkuliah di negara orang. Negara impiannya sejak ia masih duduk di, bangku dasar. Tidak hanya itu saya ia kini sudah terbiasa dengan budaya, cara bergaul dan cara berbicara disini.
"lo habis ini mau kemana?" tanya gadis berambut pendek.
"kayaknya gue mau cari kerja disini deh"
Respon dari Shela cukup membuat gadis itu kaget. Tanpa memperdulikan makananya lagi gadis yang di ketahui bernama Jesmin ini segerah memposisikan dirinya menjadi lebih tegak dan menantap lawan bicarannya penuh curiga.
"lo serius?"
Anggukan dari Shela cukup membuatnya yakin bahwa temannya ini benar benar ingin mencari kerja.
"bentar bentar lo kenapa tiba tiba mau cari kerja?" tanyanya lagi.
"satu minggun yang lalu Bunda gue balik ke Jakarta"
"what! Kenapa tiba tiba?" tanya Jesmin penasaran
"salah satunya ya, karna kerjaan"
"em...gue ada kenalan katanya dia ada lowongan kerja, lo mau?" tawar Jesmin
Sudah empat tahun Shela tinggal di London dan sudah empat tahun juga Shela mengenal Jesmin dengan karakter yang membuatnya takjub.yang Shela tahu Jesmin ini asli Indonesia kemudian menetap di London saat berusia tuju belas tahun. Bayangkan saja tinggal sendirian di negara yang terbilang besar tidak segampang apa yang orang lain bayangkan. Banya alasan yang harus di pertimbangkan sebelum menetap di negara ini. salah satunya biaya kehidupan sehari hari.
Seperti malam ini Shela berdiri dengan pandangan menatap banyaknya pengunjung yang berlalu lalang disana. Sesekali Shela manatap salah satu temannya yang sedang berbicar dengan seorang laki laki berkulit putih pucat. Bisa di bilang laki laki ini asli orang London dan bisa Shela tebak dia adalah pemilik restoran ini.
Setelah menunggu hampir tiga menit akhirnya Jesmin dan laki laki itu berjalan menghampirinya.
"he is the friend i was just talking about" kata Jesmin
"hi I'm Shela" ucap Shela dengan menyodorkan tangannya untuk berjaba tangan.
"William, welcome to our place I hope you enjoy working here" respon William sambil menerima uluran tangan Shela.
"starting tomorrow you can play the piano to entertain the visitors" lanjut William ramah.
Mata Shela melotot kearah Jesmin seperti mengatakan ini serius?
"yes!" balas Shela dengan semangat
Jujur Shela kira ia akan bekerja sebagai pelayan di restoran ini tapi, dugaannya salah besar tenyata temannya mencarikan kerja sesuai dengan kemampuan dirinya.
Setelah keluar dari restoran mereka memutuskan untuk berjalan kaki menuju halte bus. banyak berbagai kendaraan yang berlalu lalang. Dan tak banyak juga orang orang disana yang menggunakan sepada.
"gue ga tau lagi mau bilang apa ke lo selai makasih"
"santi aja" balas Jesmi sambil memeluk punggu Shela
"mau makan dulu?" tawar Jesmin yang mendapatkan anggukan dari Shela.
Disinilah sekarang di pinggir jalan Jesmin mentraktir kebab untuknya tempat Ini adalah makanan yang sering ia beli saat ia pulang dari kerja.
"let's celebrate today friends..." seruh Jesmin sambil menyodorkan kebab kearah Shela.
"of course..."
Berdiri sambil memandangi jalanan tak lupa melahap kebab panas membuat mereka sama sama menikmati suasana hari ini. sesekali Shela meniup niup kebab yang ia pegang kemudian melahabnya.
"kayaknya dia bukan asli orang sini" gumam Shela sambil melihat seorang peria yang berjualan kebab di mobil.
"oh...dia? dia asli Turki" balas Jesmin
"kok lo tau?"
"guekan sering makan disini"
"pantesan..."
"habis ini mau kemana?" tanya Shela
"kerja"
Shela hanya menggukan kepalanya saat mendengar respon dari temannya ini.
"lo sendiri mau kemana?"
"kayaknya mau balik"
Setelah makan kebab tadi mereka memutuskan untuk berpisah disana. Dengan langkah kedepan Shela berjalan masuk ke dalam bus kemudian ia mulai mendudukan dirinya di samping kaca untuk menik mati indahnya malam hari di negara orang di temani dengan headset yang terpasag di kedua telingannya membuat suasana menjadi nyaman apalagi lagu favorite miliknya mulai masuk ke dalam pedengarannya membuat hatinya tenang.
setelah turun dari bus Shela segera berjalan lagi untuk sampai di rumah susun yang ia tinggali selama empat tahun ini. kedua tangan di masukkan kedalam saku jaket tak lupa dengan pandangan yang terus menatap kedepan. Tak jarang jika ada orang yang berlalu lalang di daerah tempat Shela tinggal.
Shela mulai masuk ke dalam gedung yang terdiri dari sepuluh lantai. Setelah menaiki tangga kini Shela mulai berhenti di depan pintu. Tak membutuhkan waktu lama ia mulai masuk kedalam kemudian mengunci pitu. Dapat Shela lihat ruangan tamu dengan ukuran lebar dan di sebelahnya sudah ada dapur di batasi dengan tembok putih. Tamembutuhkan waktu lama Shela segera berjalan menuju pintu kamar miliknya hanya butuh lima detik ia merebahkan dirinya di atas kasur. matanya mulai terpejam bayangan lima tahun yang lalu mulai menguasai isi kepalanya. Kejadian lima tahun yang selalu ia ingat saat ia dalam keadaan lelah inilah alasan Shela selalu mengisi waktunya dengan menyibukan diri sehingga ia tidak ada waktu untuk mengingat masa lalunya. Masa lalu yang membuatnya harus menyalakan dirinya sendiri masalalu yang membuat dirinya ingin memutar waktu agar tidak ada yang terluka di antara mereka.
hai gais sorry baru bisa upload hari ini hehehe aku tau kalian pasti bingung sama chapter ini tenang gais nanti bakal di jelasin di chapter berikutnya kok kalian ikuti aja kisah ALVANO biar kalian nggak ketinggalan sorry ya kalau ada yang tyopo doain ya semoga AlVAN cepat selesai
jangan lupa buat vote, follow dan commen ya oh iya lov💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANO (SELESAI)
Romancesiapa yang ga kenal dengan "ALVANO RADIT ADITIYA"cowok dingin, biang onar di sekolah banyak dari para siswa yang tidak mau berurusan dengannya karena mereka tau apa yang akan terjadi selanjutnya. "SHELA ANANTASYA" cewek baru yang bersekolah di SMA...