part 63 selalu ada

275 11 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Adit mulai masuk ke dalam rumah. Suasana yang sudah lama ia rindukan. Semenjak sang Bunda mengabarinya bahwa adik kesayanganya mengalami kecelakaan disitulah Adit menyiapkan dan memutuskan akan kembali pulang ke Indonesia.

"Assalamualaiku" salam Adit saat melihat Mira di samping kolam renang bersama Shela.

"Waalaikumsalam. Bang Adit udah nyampe? Kok ga kabarin Bunda sih. Kan kalau gitu Bunda bisa jemputkamu di bandara tadi"

"ga papa Bund" ucap Adit sambil menyalami sang Bunda.

"Bund.... Siapa Bund yang dateng?" Tanya Shela yang kini mulai berjalan di bantu dengan tongkat yang Shela pegang.

Adit yang mendengar suara Shela segerah berjalan ke arah Shela. kemudian memeluk sang adik dengan erat.

"abang?" tebak Shela senang. Kemudian membalas pelukan Adit.

Adit sudah tau jika Shela mengalami kebutaan awalnya ia marah dan sedih tapi Adit sadar kalau itu semua percuma. Dan akhirnya ia mulai memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Sebelum Adit balik ke Indonesia ia sempat menelpon Vano dan menanyakan kabar Shela. Ia juga tau kalau selama ini Vano membantu Shela tampa Shela tau. Dan saat itulah di antara Adit dan Vano bersepakat untuk tidak memberi tahu bahwa Vano tak jadi di kuliah di London.

Sore ini Shela berjalan keluar rumah sendiri tampa di temanin siapapun. Dengan memakai sepatu putih, celana jins dan di padu dengan kaos putih Shela berjalan keluar rumah. Tujuannya hanya ingin berjalan jalan di are komplek perumahannya. Meskipun sekarang ia sudah tak bisa melihat lagi tapi ia masih hapal dengan jalan rumahnya bahkan area komplek rumahnya.

Tongkat yang Shela pegang terus mengarahkan ke arah tepi jalan. Cuaca langitpun kini mulai mendung bahkan rambut coklat Shela mulai beterbangan ke arah belakang akibat tiupan angin. Shela terus berjalan sampai ia tak menyadari bahwa gerimis pun mulai mendatanginya. Tetesan air dari langit terus bertambah sampai akhirnya yang tadi hanya gerimis kini berganti menjadi hujan. Dari arah belakang seolarang cowok mengeluarkan payung putih. Kemudian dia angkat ke atas untuk melingdungi gadis ini.

Cowok itu adalah Vano. Semenjak Shela keluar dari rumah Vano mengikutinya diam diam gadis ini. Tujuannya hanya ini melindungi Shela dari apapun itu. Seperti saat ini Vano memayungi Shela dari arah belakang. Sampai ia tak peduli bahwa dirinyapun sekarang basa kuyup.

Shela yang mendengar bahwa sekarang hujanpun merasakan ada sesuatu yang melindunginya.

"permisi siapa ya?" Tanya Shela. Saat menyadari ia tak terkena tetesan air dari langit.

Vano yang mendengar itupun seketika kaget. Shela ga boleh sampai tau kalau dia adalah Vano. Sampai akhirnya cowok ini melihat seorang mbak-mbak yang lagi berjalan melewatinya. Tak membutuhkan waktu lama Vano meminta tolong ke wanita itu.

"hallo....siapa ya?" Tanya Shela sekali lagi.

"oh. Iya ini saya Tasya tadi ga sengaja liat kamu di jalan" respon wanita itu.

"maaf ya. Mbak ngerepotin. Makasih ya mbak udah bantu saya" jawab Shela tersenyum manis saat mendengar lawan bicaranya.

"iya. sama sama. Biar saya bantu ya"

Shela hanya menggukan kepala. Vano yang melihat itupun seketika lega. Dan wanita itupun mulai pergi meninggalkan Vano dan Shela. Tak lupa Vano mengucapkan makasih yang tentu saja tampa mengeluarkan suara. Hanya melalui pergerakan bibirnya.

Sepanjang perjalanan Vano terus memayungi Shela. Di setiap perjalanan mereka semua diam hanya menyisakan suara air hujan dan suara angin.

****

Setelah memastikan bahwa Shela sudah masuk rumah akhirnya Vano memutuskan untuk kembali pulang. Dengan muka yang begitu pucat tak lupa rasa pusing di kepalanya. Vano menyalakan motornya dan mengendarainya di bawah guyuran hujan.

Hanya membutuhkan dua puluh menit sampai akhirnya motor besar Vano masuk kedalam pagar hitam yang menjulang tinggi. Vano berjalan sambil menenteng helm yang ia bawa. Kepalanyapun semakin pusing saat Vano akan memasuki rumahnya. sudah dua bulan lebih semenjak kecelakaan ia merasakan pusing yang luar biasa.

Lima menit untuk membersikan diri sampai akhirnya Vano keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah Kasur. Ponsel yang ia taruh di atas meja mulai Vano ambil. Dapat ia dengar suara notif line tampa mau menunggu lama akhirnya Vano membuaka notif dari Bang Adit. Dapat Vano liat sebuah foto seorang gadis sedang duduk di depan balkon kamar dengan pandangan mengarah ke arah langit. siapa lagi kalau bukan Shela.

***

Pagi yang cerah ibu kota Jakarta yang bigitu padat kini semakin padat. Shela berjalan melewati zebra cross bersama dengan orang orang yang ada disana. Dengan hati hati Shela berjalan menyebrang zebra cross di antara orang orang yang ada disana. Sampai pada akhirnya mau tidak mau Shela harus menghentikan langkahnya saat ia merasakan ada seseorang yang sedang berjongkok di depannya. Jika semua orang sedang berlari lari bahkan berjalan cepat agar bisa sampai pada tujuannya. Kini berbeda dengan dua orang yangberada di tengah tengah zebra cross.

Shela masih diam menuggu apa yang di lakukan orang ini. Berbeda dengan seorang cowok berjongkok di hadapan Shela dengan tangan yang masih membenarkan tali sepatu gadis ini. Banyak orang orang yang ada disana menyaksikan mereka berdua. Bahkan para pengendarapun ikut tersenyum melihat dua masuia ini

Setelah selesai membenarkan tali sepatu Shela. cowok itu berdiri selayaknya mempersilakan Shela agar menlanjutkan perjalanannya. Dari arah kejauhanpun semua orang tau kalau cowok itu cowok ganteng, tinggi, putih, memakai kemeja putih dengan langan yang di gulung tak lupa memakai celana jins hitam di padu dengan sepatu warnah putih. Sebuah senyum kecil mengembang di sudut bibir Vano saat melihat tali sepatu Shela yang sudah tak lepas.

Sesampai di rumah Shela duduk di atas sofa bersama dengan sang Bunda Mira dan Adit.

"Shel.... Bunda sama Bang Adit bawa kabar baik" ucap Mira sambil mengusap pelan rambut Shela.

Shela masih diam mencoba mendengarkan baik baik apa yang di katakana Mira selanjutnya. Sedangkan Adit tak tahan menahan senyumnya saat melihat bagaimana reaksi Shela nanti.

"Buda sama Bang Adit kemaren dapet kabar kalau kamu dapet pendonor mata" ucap Mira dengan lembut.

Seperti habis hujan kemudian pelangi mulai datang. Seperti initulah perasaan Shela sekarang. Kudua bibirnya iku tersenyum saat mendengar ucapan sang Bunda. Dengan mata yang berbinar binar Shela memeluk Mira.

"Bunda serius?!"

"iya....Shel. masa Bunda boongin kamu" respon Adit yang kini ikut senang.

"nanti kalau Shela udah selesai oprasi, Shela mau ngucapin makasih ke orang baik itu!. Shela janji!" ucap Shela dengan sunggu sunggu. Sedangkan Mira dan Adit hanya diam tampa merespon ucapan Shela barusan.

"Bang siapa yang mau donorin matanya ke Shela?" Tanya Shela.

Adit yang mendengar itu hanya diam sesaat. "nanti kamu juga tau"

Setelah berhari hari akhirnya oprasi akan dimulai. Di ruang VIP sudah ada Mira sang Bunda, Adit, Manda, Rio dan Kevin. Mereka semua senang akhirnya orang yang mereka sayangi bisa melihat kembali. Tapi perasaan itupun di campur dengan perasaan sedih dan takut. Suasa perasaan di dalam ruangan hanya bewarna abu-abu yang artinya tidak pasti. Perasaan tergantung yang tak pasti apakah senang? Atau sedih?.

Hii gais.... Gimana nih?.... Jangan lupa vote, commen dan follow ya....

jangan lupa buat dengerin lagunya ya...

ALVANO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang