"Aku makan ya makanan nya, laper" ucap Kuta sambil berjalan ke meja.
"Kamu kesini belum makan?" Tanya ayah setelah meletakkan ponselnya di kursi.
Kuta menggelengkan kepalanya, lalu mengambil nasi serta lauk pauk yang menggugah selera makannya.
"Sisain buat ayah" ucapnya sambil memberi tatapan tajam pada anaknya.
"Sisain buat bunda juga"
"No" ucap Kuta dan ayah berbarengan.
"Kompak bener, kenapa sih bunda gak boleh"
"Bunda, inget kata dokter gak boleh makan macem-macem, makan bubur dulu aja ya" ucap ayah setelah mengambil lauk pauk yang dibawa Windu.
"Atuh sisain sayur nya, kan itu ada sayur, masa bunda makan bubur doang, sayur di rumah sakit gak ada rasanya" ucap Bunda dengan muka yang semakin memelas.
Windu tersenyum, keluarga ini memang lucu. Banyak hal yang tak terduga tercipta di keluarga ini. Perempuan itu sangat bersyukur karena dipertemukan oleh laki-laki baik seperti Kuta.
"Windu, om itu heran sama kamu kenapa mau sama Kuta?"
Windu tersenyum, "dipaksa om"
"Tuh kan emang bener, anaknya tukang maksa"
"Ayah dulu aja maksa-maksa ke bunda"
"Emang udah turunan dari ayah, Abang Bani aja suka maksa kan"
Bani Prayoga, kakak dari Kuta. Bani seorang yang pendiam, ia sebentar lagi akan menikah dengan pujaan hatinya. Kakaknya ini sekarang tinggal di Malang karena pekerjaannya yang membuat nya harus menetap disana.
"Bani lebih kalem dari pada kamu"
Windu mengerutkan dahinya, ia bingung, Bani siapa? Kuta tidak pernah bercerita tentang kakak nya itu.
"Windu tau gak kalau Kuta punya kakak?" Tanya Ayah.
Windu menggelengkan kepalanya, "Kak Kuta belum cerita"
"Yaampun, udah hampir setahun Kuta belum cerita tentang kakaknya?" Tanya Bunda yang heran dengan anaknya.
"Males juga ceritain Bang Bani" ucap Kuta sambil tiduran di karpet.
"Anak yang paling aneh itu emang Kuta" ucap ayah.
"Bani itu kakak nya Kuta, Win. Sekarang dia tinggal Malang, disana kerja. Kuta sama Bani beda tapi sama-sama jail" ucap Bunda.
"Bang Bani umurnya 24 tahun" ucap Kuta sambil bermain ponsel nya.
Ruang rawat bunda terasa hangat, Windu diterima baik dalam keluarga ini. Tadi juga Windu dikenalkan kepada Bani melalui video call.
"Kuta, kamu udah urus berkas buat ke London?"
Windu mengerutkan dahinya, pikirannya dipenuh pertanyaan buat apa Kuta mempersiapkan berkas untuk ke London.
Laki-laki yang sedang tidur di karpet perlahan langsung bangun untuk duduk, ayah nya itu mengapa harus membahas perihal London saat dirinya bersama Windu.
"Belum, nanti setelah ujian praktek selesai aku urus"
"Secepatnya kamu urus ya" ucap Ayah.
Windu perempuan itu hanya diam, Kuta tidak pernah cerita tentang rencana nya kuliah di London.
"Aku sama Windu pulang sekarang gapapa kan?" Tanya Kuta kepada kedua orang tua nya.
Ayah melihat kearah anaknya dengan tatapan yang meledek, "Bilang aja kamu mau berduaan sama Windu"
Kuta tertawa setelah itu menyalimi tangan kedua orang tuanya diikuti dengan Windu melakukan hal yang sama.
Mereka berdua sudah keluar dari ruang rawat, Windu masih saja diam sejak ia keluar dari ruangan. Kuta tau kenapa perempuan itu sejak tadi diam, ini salahnya.
"Nanti aku jelasin, kita pergi dulu ya" ucap Kuta setelah itu menggenggam tangan kekasih nya.
Mereka berdua sudah sampai di taman, bukan taman rumah sakit, melainkan di taman yang biasa mereka kunjungi.
"Win, aku tau kenapa kamu diem aja dari tadi" ucap Kuta dengan tampang yang merasa bersalah karena tidak memberi kabar.
"Aku bisa jelasin, kamu mau kan dengerin aku?" Tanya nya lagi dengan tersenyum.
Windu melihat kearah Kuta, kali ini tidak ada senyum di wajah manisnya.
"Aku gak bilang ke kamu karena aku gak mau kamu kepikiran, aku juga gak mau kamu mikir yang aneh-aneh nantinya" ucap Kuta dengan tangan yang tiba-tiba menggenggam kekasihnya.
"Justru sekarang aku mikir kalau aku ini gak penting buat kamu. Ini bukan hal kecil kak, London jauh" ucap Windu dengan suara yang bergetar, "Nanti kalau aku kangen gimana?" Tanya Windu setelah itu satu tetes air keluar dari matanya.
"Jangan nangis cantik, aku disana gak cari cewek lain. Kalau kamu kangen kan bisa telfon, aku juga berat buat ninggalin semuanya disini" ucap Kuta setalah itu mengusap air mata Windu.
"Bohong, banyak orang yang gagal LDR"
Kuta tersenyum sambil memeluk perempuan disamping nya ini, "Kamu tuh kebiasaan mikir yang jelek-jelek, banyak juga kok yang berhasil LDR"
"Tapi banyak juga yang LDR gagal"
"Emang kamu mau gagal?" Tanya Kuta dengan mengangkat kedua alis nya.
Windu menggeleng kencang sambil berkata, "Gak mau, jangan nyari bule disana ya"
Kuta tersenyum dan menganggukkan kepala, perempuan disamping nya ini sungguh lucu. Semoga saja tuhan merestui mereka untuk bisa hidup bahagia bersama.
"Berangkat kapan?" Tanya Windu setelah meminum air putih yang ia bawa.
"Masih lama, gak usah dipikirin sekarang"
"Kalau mau berangkat tuh bilang-bilang, aku gak suka kalau kamu diem-diem kayak gini"
"Iya sayang, aku minta maaf ya, janji gak kayak gitu lagi" ucap Kuta dengan senyum manisnya.
Windu menganggukkan kepala dengan senyum tipis nya. Pasalnya dia bukan orang penting yang bisa larang Kuta untuk pergi mengejar cita-citanya.
"Yah, aku harus rajin nabung biar bisa ke London" ucap Windu sambil memegang tangan Kuta.
Kuta tersenyum, semoga mereka masih bisa seperti ini di tahun-tahun berikutnya.
"Aku sayang banget sama kamu, Win" ucap Kuta sambil mengecup kepala Windu.
****
Halooo semuaa☄
Apa kabar? Semoga kalian baik-baik aja ya.
Jangan lupa patuhi protokol kesehatan.Maaf aku baru update hehehe ♡
Maaf juga kalau ada typo, jangan lupa vote sama komennya yaw ♡Dadah, sampai ketemu di part selanjutnyaaaa, semoga aku bisa cepet update hahahahahaha.
Sayang kalian ♡
08 juli 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fictionupdate tidak tentu, bisa malam minggu ataupun hari biasa. **** "Mulai sekarang lo jadi pacar gue" bisik kuta disamping Windu. Perempuan itu tersedak, dengan cepat Kuta mengambilkan minum dan memberikannya. "Nggak gu--" ucap windu terpotong "Mulai se...