Hari senin yang cerah membuat semua murid sedikit mengeluh karena sebentar lagi upacara bendera akan segera dimulai.
"Kenapa gak hujan aja sih" ucap Aya dengan nada bicara yang sedikit kesal.
"Nanti kalau hujan marah gara-gara becek" ucap Mila yang berasa disampingnya.
"Windu, nanti pulang nya kita kerja kelompok ya" ucap salah satu teman sekelasnya.
"Siap, Wit" ucap Windu sambil menganggukkan kepala dan tersenyum.
"Mil, kita kapan kerja kelompok?" Tanya Aya dengan alis yang dinaikkan.
"Gimana kalau nanti ... ah, diskusiin dulu aja sama yang lain" ucap Mila setelah itu masuk kedalam barisan diikuti dengan kedua temannya.
Upacara berjalan lancar, semua siswa dikumpulkan dilapangan untuk di periksa satu persatu-satu.
"Heh, gue gak pake dasi lagi" teriak Galang di barisan nya.
"Gue bilang apa, senin ini lu harus pake lengkap, tapi dateng-dateng malah gak pake dasi"
Kuta yang melihat temannya sedikit gelisah, entah memang karena panik atau sedang mencari perhatian. Galang memang seperti itu orangnya.
"Untuk kelas dua belas silahkan masuk ke kelas masing-masing, ujian praktek akan segera dimulai" ucap kepala sekolah dengan tangan yang dimasukkan kedalam kantong celana.
Di lapangan hanya tersisa kelas sepuluh dan sebelas. Windu dan kedua temannya diperbolehkan masuk oleh osis karena mereka menggunakan atribut lengkap.
"Untung tadi bawa topi" ucap Aya setelah melepas topinya.
Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam kelas, kegiatan belajar mengajar segera di mulai. Jam pertama di mulai dengan mata pelajaran matematika.
Ayana sejak tadi terus mengeluh, guru matematika yang sangat galak itu cepat sekali masuk ke dalam kelas. Memang sejak sekolah menengah pertama perempuan itu tidak pernah menyukai pelajaran matematika. Ia tidak suka matematika tetapi suka menghitung uang.
"Bu Sri selesai sampai jam berapa?" Tanya Aya kepada Mila yang duduk disamping nya.
"Jam sembilan, sabar deh, mau lu di tunjuk maju kedepan?" Tanya Mila yang sejak tadi lelah melihat tingkah teman sebelahnya ini.
Di lapangan ramai sekali, terdengar suara teriakan serta musik yang sangat keras. Kelas dua belas hari ini sedang melakukan ujian praktek seni budaya. Musik dan teriakan itu disebabkan oleh anak-anak yang melihat kakak kelasnya tampil, ada yang dance, menari tradisional, bermain alat musik, dan lain sebagainya.
"Yaampun, gue kepo bangett pengen keluar" ucap Ayana sambil mendangakan kepala nya keatas.
"Ay, sabar. Kelas Kak Galang juga kebagian tampil nya jam sepuluh" ucap Windu yang duduk didepannya.
"Iya, Pak Mamat juga katanya gak masuk hari ini" ucap Mila membuat Ayana senang seketika.
Pak Mamat mengajar pelajaran agama islam, hari ini memang Pak Mamat izin tidak masuk dikarenakan sedang sakit, Mila tahu itu dari anak sebelah.
Ayana menulis materi yang diberikan oleh Bu Sri dengan lambat, tidak bersemangat belajar matematika. Berbeda dengan kedua temannya, Mila dan Windu. Mereka sangat suka matematika, oleh sebab itulah Ayana semakin malas belajar karena kedua temannya sudah bisa itu saja sudah cukup.
Kringggg kringggg
Bel berbunyi, menandakan waktu pergantian jam pelajaran. Bu Sri pamit keluar, hari ini tidak ada tugas tambahan.
"Kak Kuta ngasih tau gue di line katanya mereka sebentar lagi tampil" ucap Windu kepada dua temannya.
"Mau jajan dulu atau nonton dulu?" Tanya Ayana dengan menaikkan kedua alisnya.
"Nonton dulu aja ya" ucap Ayana sambil berjalan keluar kelas.
"Itu namanya bukan nanya, Ay, aneh banget temen mu, Win" ucap Mila kesal setelah itu menyusul Ayana keluar.
"Eh, mereka nyanyi?" Tanya Windu kaget setelah melihat laki-laki itu ditengah lapangan.
"Ini mah konser bukan ujian praktek" ucap salah satu siswi perempuan disamping Windu.
"Siapa yang bisa nyanyi emangnya?" Tanya Mila bingung, ia tahu kalau Aldo pandai bermain gitar, tapi tidak dengan bernyanyi.
"Yang jelas bukan Kak Kuta, dia main cajon"
"Lah, kalian gak tau? Kak Galang bisa nyanyi, bagus banget suaranya" ucap Ayana sambil tersenyum.
"Serius?"
"Demi apa?"
Windu dan Mila terkejut, pasalnya Galang tidak pernah menunjukkan kalau dia bisa bernyanyi.
"Iya, waktu itu gue ikut dia manggung di cafe"
"Gilaaa"
Tiga lelaki itu melihat ke kelas kekasihnya, kelasnya ada di lantai dua. Ayana, Mila dan Windu tersenyum, mereka melihat dari atas karena di bawah pasti sudah penuh.
"Kalian sudah bisa mulai sekarang" ucap Pak Joko guru seni budaya kelas dua belas.
"Tes tes"
"Cek cek"
Itu suara Galang, sebentar lagi mereka menunjukkan bakat terpendam nya.
"Sebelumnya makasih yang udah nonton, kalau kita buat konser beneran jangan lupa nonton ya" ucap Galang dengan diakhiri tawa.
"Kenalin saya Galang, yang itu Kuta dan disana Aldo" ucap Galang sambil menunjuk kedua temannya.
"Disini kita mau nyanyi lagu Noah separuh aku" ucap Galang.
Suara musik terdengar, gemuruh tepuk tangan terdengar. Tiga perempuan itu merekam aksi langka ketiga laki-laki itu.
Hampir satu sekolah ikut bernyanyi, suara Galang benar-benar indah. Siswi dari kelas sepuluh hingga dua belas seketika kagum pada Galang.
"Ay, pada teriakin Kak Galang" ucap Mila sambil tertawa.
"Biarin, jadi artis sehari dia"
Mereka ikut bernyanyi, suara Galang benar-benar bagus, mungkin kalau dia ikut audisi bernyanyi sudah menjadi juara.
Lupakan tentang suara indah yang dimiliki Galang. Kuta dan Aldo juga bermain tak kalah bagus, semua punya pesona nya masing-masing.
Kuta, laki-laki itu melihat kearah kekasihnya sambil tersenyum manis. Windu mengangkat tangannya, memberi semangat meski dari jauh.
"Lulus sekolah bentuk band pasti terkenal nih mereka" ucap Ayana setelah itu ikut bernyanyi.
"Auto nanti Aya jadi pacar vokalis" ucap Windu sambil menyenggol lengan Ayana.
Mereka bertiga tertawa bersama, membayangkan nya saja sudah membuat nya tak berhenti tertawa. Aneh pikir mereka, mana mungkin tiga laki-laki itu tertarik buat band.
***
Halooo, apa kabar semuanyaa?
Aku balik lagi nihhh xixiJangan lupa patuhi protokol kesehatan yaa
Sehat-sehat buat kita semua🙌Jgn lupa vote, komenn dan share juga yaaa. Maaf kalau ada typo yaaaa xixixi <3
Aku tungguin notif dari kaliannn🔊Sayang semuanyaa🙌☄✌
26/juli/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fictionupdate tidak tentu, bisa malam minggu ataupun hari biasa. **** "Mulai sekarang lo jadi pacar gue" bisik kuta disamping Windu. Perempuan itu tersedak, dengan cepat Kuta mengambilkan minum dan memberikannya. "Nggak gu--" ucap windu terpotong "Mulai se...