Dilarang senyum

17.1K 961 2
                                    

Hai🌟

Jangan lupa vote sama komen ya.
Sekian aja curhatan hati saya:v

Happy reading:)

🙈🙈

Pulang sekolah sesuai perkataan Kuta tadi dia pergi ke kafe seorang diri. Temannya tidak ikut. Satu langkah saat memasuki kafe Bintang tersebut banyak sekali anak muda, kafe ini sedang ramai. Untung masih tersisa satu kursi untuk dirinya. Dia duduk dikursi sambil memainkan ponsel belum melepaskan topi yang ada dikepalanya.

"Maaf mas pesen apa?" ucap Windu saat melayani.

Kuta mendongak ke atas dilihatnya Windu sang pacar sedang memakai seragam kafe lengkap dengan topi dan rambut yang dikuncir menjadi satu.

Saat melihat itu Kuta, Windu ingin sekali pergi dari hadapannya.

"Pesen apa?" tanya Windu ketus sambil memberikan buku menu kafe ini

"Gak boleh kayak gitu, aku kan juga pelanggan disini" ucap Kuta sambil membolak-balikan buku menu tersebut.

"Yaudah, mau pesen apa ya mas?" ulang Windu dengan memberikan senyumannya

"Nah gitu kan enak" ucap Kuta tersenyum melihat Windu. "orange juice satu"

"Itu doang?"

"Hm sama yang layaninnya juga boleh"

"Gak"

"Win" panggil Kuta dengan wajah serius

"Apa?"

"Kalau layanin orang selain aku jangan senyum ya"

"Hah?" ucap Windu tak percaya

"Kalau kamu lagi layanin orang terutama kalau kamu lagi layanin laki-laki jangan kasih mereka senyuman kamu"

"Kenapa? Kan harus ramah, kalau nggak ramah nanti aku dipec--"

Kuta memotong ucapan windu dengan cepat. "Aku cemburu"

"Khusus yang satu ini aja, kamu nurut sama aku" lanjutnya

"Aku nggak bisa" ucap Windu sambil meninggalkan meja yang ditempati Kuta

Lima menit berlalu, Windu datang dengan membawa satu gelas orange juice ditangannya.

"Nih"

"Win please" ucap Kuta sambil menatap manik mata Windu

"Nggak bisa kak" ucap Windu

"Win"

"Aku bilang nggak bisa ya nggak bisa ka" ucap Windu kesal dan pergi meninggalkan Kuta

"Arghhhh" teriak Kuta pelan

Hari sudah semakin gelap kafe ini selalu tutup jam 21.00. Semua pelanggan sudah pergi hanya tersisa satu orang yang sedang duduk dengan satu gelas kosong didepannya. Kuta. Orang itu, Kuta.

"Maaf mas kafe sudah tutup" ucap pegawai di kafe tersebut

"Oh" ucap Kuta kepada seorang pelayan dan pergi meninggalkan kafe begitu saja.

Sampai diluar dia bertemu dengan pelayan laki-laki yang kira-kira usianya diatas dia 2thn mungkin.
Kuta bertanya, dan laki-laki itu pun menjawab.

"Permisi, kenal Windu?" tanya Kuta dengan bahasa yang sopan

"Kenal, ada apa ya?"

"Apa dia sudah pulang? Atau masih berada didalam?"

"Windu dia masih didalam sebentar lagi keluar"

"Oh yaudah kalau gitu terima kasih ya"

"Yoi. Lu pacarnya?"

"Iya" ucap Kuta sambil tersenyum.

"Oh. Yaudah gue pergi dulu" setelah mengucapkan itu pegawai tadi pergi dari hadapan Kuta dengan sepeda motor nya.

5 menit.

Orang yang ditunggu belum juga datang

10 menit.

Dan akhirnya yang ditunggu datang juga. Windu perempuan itu keluar dengan dua orang teman perempuannya.

Windu berjalan menghampiri sepedanya yang terletak di sebelah motor Kuta. Kuta dengan sengaja memindahkan sepedanya supaya dia tidak terlalu jauh mengambil sepeda.

"Aku anter pulang ya"

"Nggak usah"

"Win, udah malem" ucap Kuta khawatir

"Aku bawa sepeda, kakak pulang aja"

"Nggak pokoknya kamu aku  anter pulang"

"Nggak us---"

"Nggak ada penolakan, sayang" ucap Kuta cepat memotong ucapan Windu "aku nggak mau kamu pulang sendiri, ini udah malem. Bahaya kalau perempuan pulang sendiri" lanjutnya

"Yaudah terserah lah"

"Kamu bawa sepeda kamu, aku ngikutin dari belakang naik motor" ucap Kuta sambil menaiki motornya itu.

"Yaudah aku jalan nih ya" ucap Windu sambil menggoes sepedanya disusul oleh Kuta dengan motornya. Malam hari ini kafe sangat ramai, karena itu lah Windu harus pulang jam 9 malam. Biasanya dia pulang paling malam jam 7 tidak lebih dari itu, tapi khusus malam ini berbeda.

Saat sampai dirumah sederhana, rumah yang tidak terlalu besar milik orang tua Windu, Kuta turun dari motornya dan mengikuti langkah Windu untuk menuju pintu depan rumahnya.

Tok.

Tok.

Tok.

Setelah tiga kali mengetuk pintu rumahnya, pintu terbuka, muncul lah seorang wanita paruh baya yang sedang memakai daster. Windu dengan cepat menyalimi tangan perempuan itu disusul dengan Kuta yang melakukan hal yang sama.

"Akhirnya kamu pulang, nak. Ibu khawatir sudah malam tapi kamu belum pulang ke rumah" ucap ibunya

"Maaf bu, aku lupa kabarin tadi dikafe ramai banget"

"Yasudah nggak apa-apa yang penting kamu sudah pulang" ucap ibu Windu, dia melirik Kuta sekilas dengan pandangan bertanya. "Kamu siapa nak?" tanya ibu Windu pada akhirnya

"Saya Kuta bu, pacarnya Windu"

🙈🙈

Yuhuuuu~~

Jangan lupa vote dan komen.

See you on the next chapter <3

09 Februari 2018

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang