Sudah tiga hari Bani dan Citra menginap di rumah bunda dan ayah nya itu. Hari ini mereka akan bertemu dengan Windu. Kali pertama pasangan itu bertemu dengan seorang perempuan yang berhasil menaklukan adiknya.
"Windu ke sini jam berapa?" tanya Bani saat mereka sudah selesai sarapan pagi.
"Ck, antusias banget mau ketemu pacar gue" ucap Kuta sambil menyalakan televisi.
"Heh, emang nya gak boleh?"
"Gak boleh lah, udah ada Mba Citra" ucap Kuta seraya menunjuk Citra yang sedang duduk di samping abang nya itu.
"Apa hubungannya, lo kira gue mau selingkuh hah?" tanya Bani kesal, "Sayang, aku di fitnah sama orang gak jelas" lanjut Bani seraya memeluk istrinya.
"Gak bisa peluk-peluk gini kan?" tanya Bani menaikkan alisnya.
"Bisa" ucap Kuta setelah itu memeluk bunda nya yang ada di samping nya.
"Itu istri ayah, jangan peluk-peluk" ucap ayah setelah menaruh ponselnya di meja.
"Udah sana jemput Windu" ucap Bani setelah itu mengganti channel televisi.
"Masih pagi yaampun, aku janjiannya aja jam sepuluh"
Semua fokus pada tayangan televisi yang menayangkan berita pembunuhan sepasang kekasih, sesekali mereka ikut mengomentari berita sadis itu.
"Mas, kamu bau, mandi dulu sana" ucap Citra.
"Pantes mba, dari tadi aku cium bau-bau busuk, padahal semuanya udah mandi" ucap Kuta sambil menutup hidungnya dengan kaos.
"Punya adek gini amat si" ucap Bani sambil mendorong adeknya setelah itu bangun dan berjalan ke kamar untuk mandi.
"Aku izin ke kamar ya, buat siapin baju Mas Bani" ucap Citra pada mertua dan adik iparnya, semua menganggukkan kepala dan terseyum manis.
"Gak siap-siap kamu? ini udah jam sembilan lewat" ucap bunda.
"Aku ke kamar dulu deh kalau gitu"
Kuta berjalan ke kamar miliknya, setelah sampai di sana laki-laki itu menghubungi Windu, bertanya apakah dia bisa untuk main ke rumah nya.
Windu bisa, laki-laki itu langsung mengganti pakaiannya supaya rapi. Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh.
"Aku berangkat ke rumah Windu ya" ucap Kuta setelah turun dari kamar nya.
"Hati-hati, jangan kencang-kencang bawa motor nya" ucap bunda setelah anaknya mencium tangan untuk pamit.
Kuta sedang memakai helm, sebelum berangkat ia mengabari Windu.
Tidak butuh waktu lama laki-laki itu sudah sampai di rumah Windu, mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh ayah nya Windu.
"Salam ya buat orang tua kamu" ucap ibu setelah mereka berpamitan, ayah pun tersenyum dan menganggukkan kepala menyetujui ucapan istrinya.
Kuta menganggukkan kepala dan tersenyum, kemudian sepasang kekasih itu mulai melajukan motor nya untuk meninggalkan pekarangan rumah Windu.
"Kak, rame ya?" tanya Windu setelah turun dari motor karena mereka sudah sampai.
"Nggak, cuma ada Bang Bani sama Mba Citra" ucap Kuta setelah itu meletakkan helm miliknya dan helm yang Windu pakai di meja.
"Yuk masuk" ucap Kuta seraya menggandeng tangan Windu, "Assalamualaikum" lanjut Kuta saat mereka masuk ke dalam.
"Waalaikumsalam, akhirnya sampai juga" ucap bunda tersenyum setelah mereka mencium tangannya.
"Semua nya pada nungguin, yuk ke ruang keluarga" ucap bunda menggandeng tangan Windu.
"Bunda, aku gak di gandeng?" tanya Kuta saat mereka berjalan ke ruang keluarga.
"Ngapain gandeng kamu" ucap Bani saat mendengar ucapan adiknya.
"Eh, ini Windu" ucap Bani.
Windu tersenyum, kemudian semua keluarga duduk di karpet.
"Jangan duduk di samping Kuta, nanti kamu di gigit sama dia" ucap Bani sambil memberi tempat untuk istri nya duduk, karena Citra baru saja keluar dari kamar mandi.
"Gue udah jinak, puas lo?"
Bani tertawa puas, orang tua mereka hanya menggelengkan kepala.
"Mas ...."
"Apa sayang"
"Duh kamu pakai repot-repot bawain makanan ke sini sih, cukup kamu dateng aja bunda udah seneng" ucap bunda saat Windu memberi kue bolu buatannya.
"Gapapa bun, tadi pagi aku buat kue sama ibu, jadi sekalian aja bawa ke sini" ucap Windu tersenyum.
"Win, kamu tuh kenapa bisa suka sama Kuta?" tanya Bani sambil menaikkan kedua alisnya.
"Kepaksa, bang" ucap ayah dan Kuta secara bersamaan.
Windu tertawa, "Iya betul, kepaksa"
Mereka berbincang-bincang tetang hal apapun sesekali mereka tertawa bersama, memakan kue dan menonton film kesukaan keluarga.
"Hari sabtu nanti kamu ikut ke bandara kan?" tanya bunda tiba-tiba.
"Harus ikut" ucap Kuta.
Windu menganggukkan kepala dan berkata, "Iya bun, nanti aku ikut"
"Kalian nanti ldr kurang lebih empat tahun ya?" ucap Bani bertanya.
"Iya, kata Kak Kuta abang juga dulu ldr ya sama Mba Citra?" tanya Windu.
Bani menganggukkan kepala, "Hampir enam tahun, ayah sama bunda juga jalanin hubungan jarak jauh"
"Ah iya? berapa lama?" tanya Windu.
"Lima tahun, bunda sampai bosen" ucap ayah setelah itu merangkul istrinya.
"Gak usah takut hubungan jarak jauh, Win. Gini-gini Kuta setia sama kamu. Semua pasti baik-baik aja, ya gak sayang" ucap Bani pada istrinya.
Citra menganggukkan kepala, "Ldr itu mudah kalau dua orang yang menjalani nya saling sayang dan percaya satu sama lain"
"Nah, bunda setuju"
"Kamu calon menantu ayah pokoknya" ucap ayah, "Iya gak bun?" Lanjutnya bertanya pada sang istri yang langsung menganggukkan kepala.
"Duh, udah di restuin. Berarti boleh ya lulus kuliah langsung nikah?" tanya Kuta tersenyum lebar.
Semua menatap tajam, salah satu nya Windu.
"Kerja dulu, mau di kasih makan apa Windu nanti" ucap Bani sambil menjitak adiknya.
***
Haloo semuanya apa kabarrr?
Semoga kalian sehat terus yaaa, tetap patuhi protokol kesehatan!!!Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman kaliannn 🙌
Jadi udah siap belum di tinggal Kuta?
Sampai ketemu di part selanjutnyaa🙌
10/09/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fictionupdate tidak tentu, bisa malam minggu ataupun hari biasa. **** "Mulai sekarang lo jadi pacar gue" bisik kuta disamping Windu. Perempuan itu tersedak, dengan cepat Kuta mengambilkan minum dan memberikannya. "Nggak gu--" ucap windu terpotong "Mulai se...