Beberapa minggu setelah ujian selesai tiga pasangan itu pergi ke konser bersama. Bernyanyi, joget dan tertawa bersama.
Di depan sana ada idola mereka sedang bernyanyi. Tentu, perempuan lah yang lebih antusias, teriak memanggil nama sang idola yang bahkan tidak mendengar teriakan suara mereka.
Para lelaki menikmati tetapi tidak seperti kekasihnya, mereka sesekali mengabadikan nya, agar suatu saat bisa di lihat lagi.
"Kak, tolong fotoin kita bertiga ya" ucap Ayana sambil memberi ponsel miliknya ke Galang.
Mereka berpelukan di tengah konser, lalu Galang memotret ketiga sahabat itu.
Mereka benar-benar menikmati acara konser itu, senyum terus terbit di wajah ketiga pasangan itu.
"Kamu happy?" tanya Kuta sambil menggandeng tangan Windu.
"Iyaaaaa, happy banget. Makasih ya kak, aku kemarin coba beli tiket nya tapi kehabisan" ucap Windu sambil merangkul tangan kiri pacarnya.
Kuta menganggukkan kepala nya dan berkata, "Aku pesen dari pertama tiket keluar, Galang sama Aldo juga"
Windu tersenyum, "Dua minggu lagi kamu ke London kan?"
"Jangan bahas itu ya, kita baru aja selesai nonton konser. Aku gak mau kamu mikirin itu" ucap Kuta sambil membuka pintu mobil nya.
Kedua temannya memang membawa kendaraan masing-masing. Mereka juga langsung memisahkan diri saat konser telah selesai. Sama-sama ingin menghabiskan waktu sebelum jarak hadir di tengah-tengah mereka.
"Siapa yang bilang aku sedih?" tanya Windu saat mereka sudah di dalam mobil.
"Nebak aja, soalnya aku juga sedih kalau mikirin hal itu"
"Masa laki yang maco bisa sedih" ucap Windu sambil meminum air mineral yang ia taruh di kursi belakang.
"Badan laki, tapi hati tetap hello kitty"
"Di ajarin siapa ngomong begitu?" tanya Windu kaget, selama mereka menjalin hubungan Kuta tidak pernah berbicara seperti itu.
"Di ajarin raja alay"
"Raja alay siapa?" tanya Windu bingung.
"Galang lah, masa aku" ucap Kuta sambil mengeluarkan uang untuk membayar parkir.
"Kita makan dulu ya, aku gak mau kamu pulang dalam keadaan masih lapar"
"Ya emang kenapa sih?" tanya Windu bingung.
"Aku udah ajak kamu pergi, tapi masa iya gak ajak kamu makan, kasian anak orang nanti kelaperan"
"Nyesel aku nanya"
Mereka berhenti di warung nasi goreng Pak Wahyudin, begitu lah tulisan yang ada di spanduk nya. Kuta keluar dari mobil kemudian disusul oleh Windu melakukan hal yang sama.
"Pak, nasi gorengnya dua porsi ya" ucap Kuta sambil mengambilkan Windu kursi.
"Pedas gak mas?" tanya Pak Wahyudin, penjual nasi goreng.
"Yang satunya jangan terlalu pedas ya pak" ucap Windu setelah Kuta meliriknya.
"Siap neng"
Di warung ini hanya ada mereka berdua dan Pak Wahyudin penjual nasi gorengnya. Hari memang sudah malam, mungkin itu yang membuat kedai ini sepi.
"Aku udah kabarin ayah kamu kalau kita pulang telat buat cari makan dulu" ucap Kuta sambil memainkan ponselnya.
"Pantes kok ayah belum chat aku suruh pulang padahal udah jam segini"
Kuta tersenyum, laki-laki itu menunjukkan foto Windu yang sedang memejamkan matanya di tengah keramaian.
"Ngantuk bos? Di foto kok tidur" ucap Kuta setelah itu menjadikan foto itu untuk wallpaper ponselnya.
"Kak, emang gak punya foto aku yang cakep ya sampe foto merem di jadiin wallpaper" ucap Windu setelah itu mengambil ponsel milik Kuta.
"Nanti kalau aku pasang yang cakep orang-orang pada naksir kamu" ucap Kuta sambil memberi sepiring nasi goreng pada Windu.
"Yang ada aku nya malu atuh ganteng" ucap Windu sambil membersihkan sendok dengan tissue.
"Udah makan, jangan ngomong terus"
Windu melirik tajam Kuta yang disampingnya. Perempuan itu langsung menghabiskan makanannya.
"Habis ini pulang kan?" tanya Windu.
Kuta menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Lusa aku ajak pergi lagi ya"
"Kak, pergi mulu. Siap-siap buat berangkat ke London emang udah selesai?" tanya Windu setelah selesai menghabiskan nasi goreng miliknya.
"Belum"
"Tuh, disiapin dulu, aku gak mau pergi sebelum rapi semua" ucap Windu.
"Kita bahas dalem mobil aja, aku bayar nasi goreng dulu" ucap Kuta setelah itu pergi membayar makanannya.
"Kak, harus disiapin dari sekarang, London itu jauh, bukan kayak Jakarta-Bekasi yang bisa pulang pergi" ucap Windu setelah mereka berada di mobil.
"Setelah aku buat kamu senang baru aku siapin semuanya"
"Jujur ya, selama ini aku udah bahagia. Aku gak minta apa-apa kak, yang penting itu komunikasi. Kak Kuta selama ini ajak aku pergi buat bikin aku senang kan sebelum aku sedih karena di tinggal? Kalau iya, kamu udah berhasil buat aku senang sebelum perasaan sedih itu datang karena perpisahan"
"Win..."
"Aku gapapa di tinggal, gapapa harus jalanin hubungan jarak jauh, aku juga gapapa kalau semisalnya kakak disana sibuk sampai gak sempet kasih kabar seharian" ucap Windu sambil memegang tangan Kuta, mereka sudah sampai di depan rumah Windu tetapi mereka lebih memilih untuk tidak langsung keluar.
"Kak, jangan ragu ya, apapun itu pendidikan harus nomer satu. Aku disini baik-baik aja. Ibu juga pernah bilang sama aku kalau jodoh itu gak akan kemana, sekuat apapun kamu jaga kalau dia bukan jodoh kamu ya percuma, itu kalimat dari ibu yang selalu aku ingat sampai sekarang"
Windu tersenyum setelah berkata, hati nya sesak membayangkan jika memang mereka berdua memang tidak berjodoh.
Sekuat apapun di jaga kalau bukan dia jodoh nya, ya percuma.
Tapi, Tuhan pasti punya rencana indah untuk mereka. Apapun itu, akhir dari kisah sepasang kekasih ini merupakan jalan terbaik yang Tuhan berikan untuk mereka kedepannya.
***
Haloo selamat malam⭐🌠
Jangan lupa patuhi protokol kesehatan yaaa ♡
Jangan lupa buat vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian📣☄
Maaf juga kalau ada typo.
Jadi sejauh ini kalian tim #happyending atau #sadending ?Sampai ketemu di part selanjutnyaaa, jaga kesehatan kalian ya🙌
27/08/2021
![](https://img.wattpad.com/cover/134751561-288-k545617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fictionupdate tidak tentu, bisa malam minggu ataupun hari biasa. **** "Mulai sekarang lo jadi pacar gue" bisik kuta disamping Windu. Perempuan itu tersedak, dengan cepat Kuta mengambilkan minum dan memberikannya. "Nggak gu--" ucap windu terpotong "Mulai se...