Hukuman [hari kedua]

9.8K 541 0
                                    

Hai🌟

Jangan lupa vote dan komen ya.
Sekian bawalen saya.

Maaf kalau ada typo:)

Happy reading:)

💃

Hukuman yang diberikan Pak Gugun itu belum selesai. Hari ini mereka masih menjalankan hukuman yang diberikan. Duduk dilapangan sampai jam pulang lalu ditambah dengan lari 10 putaran. Hukuman itu supaya murid merasa jera dan tidak mau melakukannya lagi.

"Kak masih dihukum?" tanya Windu saat turun dari motor diikuti Kuta yang turun juga dari motornya.

"Iya"

"Kak" panggil Windu

"Apa?" tanya Kuta sambil menatap Windu.

"Jangan tawuran lagi ya" ucap Windu

"Tawuran sih nggak, tapi kalau berantem mungkin masih" ucap Kuta sambil tersenyum tipis "kamu juga jangan deket-deket sama cowok ya Win"

"Kenapa emang?" tanya Windu

"Ya aku cemburu lah pake nanya segala lagi" ucap Kuta sambil mengacak-acak rambut Windu.

"Jangan diacak-acak ih Kak Kuta, aku deket-deket sama cowok aja ah" ucap Windu menggoda Kuta.

"Yaudah sana, nanti aku marah terus cari cewek lain deh"

"Jangan" ucap Windu cepat.

"Cie cemburu ya"

Pipi Windu sudah merah dia menundukan kepalanya.

"Siapa juga yang cemburu, udah sana kelapangan, hukuman menanti lari terus duduk dilapangan"

"Yaudah aku kelapangan ya, belajar yang bener jangan deket-deket sama cowok terus kalau ada yang gangguin kamu bilang ke aku, biar orangnya aku hajar"

"Possessive banget sih"

"Nanti juga kamu seneng sama sikap aku yang possessive"

"Yaudah sana pergi"

"Yaudah aku duluan, pulang aku anter kamu ke kafe. Jangan kangen ya pacar" ucap Kuta sambil pergi dengan senyum yang mengembang.

"udah yuk masuk pacarnya Kak Kuta" ucap Mila.

"Yuk. Eh Mil, Aya kemana?"

"Belum dateng kayaknya"

Mereka berdua masuk kedalam kelas, tidak lama bel masuk bunyi tapi Aya belum juga dateng. Tapi tidak lama setelah bel bunyi, Aya masuk kedalam kelas dengan keringat di dahinya. Habis lari kayaknya.

"Santai-santai gurunya gak masuk kok" ucap Mila.

"Anjir kalau tau gurunya gak masuk gue gak bakal lari-lari dari gerbang ke kelas"

"Kasihan banget sih Aya" ucap Mila

Mereka bertiga mengobrol sampai jam istirahat bunyi.

"Yuk kantin" ucap Aya

Mereka jalan kekantin, melewati lapangan, yap depan orang yang lagi dihukum. Bodo amat, mereka lewat saja, toh banyak juga yang lewat didepan mereka.
"Mau makan apa lo pada?" tanya Mila saat mereka sudah duduk dikursi.

"Gue bakso" ucap Windu.

"Gue bakso juga deh" ucap Aya

"Yaudah bakso semua ya, minum beli sendiri" ucap Mila setelah itu dia pergi ke warung yang menjual bakso.

"Mil" panggil Aya ketika Mila sudah duduk lagi dengan abang-abang bakso yang ikut dibelakangnya.

"Apa?" jawab Mila sambil memberikan bakso pesanan Windu dan Aya.

"Gak jadi, gue lupa mau bilang apa"

"Het bocah"

Mereka bertiga makan dengan tenang, tidak mengobrol.

"Kok gak bawain aku minum sih Windu" ucap Kuta yang tiba-tiba duduk disamping Windu dengan muka yang berkeringat.

"Maaf soalnya aku laper" ucap Windu sambil nyengir

Kuta tersenyum lalu mengangguk "ngak apa-apa" ucapnya.

Tiga laki-laki itu tiba-tiba mengambil bakso yang sedang dimakan Windu dan teman-temannya.

"Kok punya gue dimakan" ucap Aya kesal karena Galang memakan baksonya tanpa izin.

"Laper, nanti gue ganti elah" ucap Galang yang memakan satu bakso lagi.

"Kak Kuta ih kalau mau pesan sendiri sana jangan makan punya aku" ucap Windu sambil cemberut.

"Males beli aku, nih aku suapin. Buka mulutnya princess" ucap Kuta sambil mengangkat sendoknya kearah mulut Windu.

"Mil mau kayak gitu gak? Gue suapin" celetuk Aldo sambil meminum minuman Mila.

"Dih, eh bentar minuman gue Kak Aldo minum ya?" tanya Mila saat dia menyadari minumannya yang sudah hampir habis. Aldo, laki-laki itu tersenyum, menunjukan deretan giginya yang putih tanpa rasa bersalah.

"Panggilan anak-anak yang masih dihukum segera menuju lapangan dari hitungan kesepuluh kalau belum sampai hukuman akan bapak tambah. 1...2...3" ucapan Pak Gugun menggema kepenjuru sekolah. Semua murid yang masih dihukum segera lari dari kantin.

"Pulang bareng aku, jangan kabur. Dah, sayang" ucap Kuta berteriak karena dia sudah berlari ingin keluar dari kantin.

Banyak yang dengar ucapan Kuta tadi, semua orang yang ada dikantin melihat kearah Windu. Ada yang berbisik tentang hubungan mereka, berbisik tentang Windu, ataupun yang lainnya banyak. Windu, perempuan itu mendengar ucapan Kuta tadi hanya bisa tersenyum.

Tersenyum karena Kuta dan tersenyum karena cibiran mereka.

💃

Eh, jangan lupa vote sama komen ya💙

Promosi dikit. Oh iya baca juga cerita saya dilapak sebelah. Judulnya "kenangan" sama "secret admirer" oke oke.

Seneng deh kalau banyak yang baca. Nambah dikit aja udah senyum-senyum, apalagi kalau kalian rajin vote sama komen. Bahagia bangeeetttt kali ya.

Udah segitu dulu, kalau dilanjut bisa lebih panjang dari ini.

See you on the next chapter:)

29 maret 2018

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang