Part Three : He Has Board Shoulders, Part One

1K 84 13
                                    

Hai! Welcome back!
Hari ini aku double update. Setelah kamu selesai baca part three, langsung ke part berikutnya ya!

Selamat membaca!

***

4 Januari 2020.

Akhirnya Tiara balik lagi ke sini setelah dua minggu jadi perbantuan di cabang Kelapa Gading. Belum genap delapan jam kerja, udah ada keributan yang dia perbuat bersamaan dengan kakaknya, Rissa. Gue berada di Kitchen diantara kedua cewek berdarah Medan ini. Bisa kebayang seberapa sakitnya telinga gue, 'kan?

"Lo gak usah ngasih tahu gue deh mentang-mentang lo Senior Barista dan gue junior lo! Gue ini kakak lo!" Bentakan pertama dimulai dari Rissa.

Tiara menatap Rissa tajam, kesabarannya udah gak bisa ditahan lagi. "Gue tau lo kakak gue, Sa! Gue kerja disini gak mandang lo junior ataupun kakak gue, kita disini rekan kerja! Gue ngasih tahu juga biar lo paham Standard Operational Procedure (SOP) yang bener gimana! Cara lo tuh tadi salah!"

Kafe ini emang sangat strict kalau berurusan dengan melanggar SOP. Salah satu contohnya, di sini ada topping cincau atau lebih dikenal dengan grass jelly. Standar pembuatan cincau yang diterapkan di Kafe ini emang cukup memusingkan, harus diaduk secara spiral sampai mendidih. Ribet dan bikin pegel, 'kan? Nah, kalau cara gue salah, gue pasti ditegur. Kayaknya ini salah satu alasan kenapa Rissa gak pernah mau disuruh bikin toping cincau. Padahal seribet apapun juga itu udah kewajiban para staf buat memahami semua SOP.

Tiba-tiba gue mendengar suara benda terbanting.

"Udah deh, lo sama Rere aja yang bikin grass jelly! Gak usah nyuruh gue!" Rissa ini punya watak keras kepala. Dikasih tahu yang benar malah melunjak seakan-akan cara yang dia lakukan benar. Cewek gak jelas.

"Astaga, Rissa... Lo gak profesional banget..." Tiara memungut benda yang dibanting Rissa. Untung benda itu cuma Barfork. "Pantesan ya selama ini lo disuruh bikin grass jelly gak pernah mau."

Rissa cuma diam sambil cuci tangan. Mukanya udah mulai kusut.

"Lo gimana gak dilangkahin sama Rio coba, Sa. Diajarin ganti kasir gak mau, bahkan bikin grass jelly yang semua jabatan wajib bisa aja lo gak mau..." Lanjut Tiara.

Perdebatan mereka belum selesai. Saking pusingnya, gue sampai pindah ke Bar sambil menutup telinga. Tahu, gak? Ada beberapa customer melihat kearah Kitchen. Seketika gue merasa malu meskipun gue gak ikut dalam pertengkaran sepele mereka.

"Pusing gue dibelakang!" Keluh gue melepaskan tangan dari telinga.

"Udah, lo didepan aja dulu. Kalo ditanya kenapa gak balik ke Kitchen, bilang aja disuruh gue." Gue akui, Raynald cukup pengertian sebagai Manajer. Setelah itu dia juga bilang kalau Rissa sama Tiara aja yang incharge di Kitchen sebagai hukuman. Raynald juga bukan tipikal atasan yang tega buat memberikan surat peringatan. Mentok-mentok, hukuman ringan udah paling benar bagi dia.

Untungnya hari ini Kafe gak terlalu rame. Masih banyak bangku kosong tersisa dibeberapa spot. Tapi justru karena sepi, customer bisa dengar ocehan dua macan betina ini dengan jelas. Beberapa Barista disini enggan buat melerai mereka. Kata Donny, kalau mereka mencoba buat melerai, yang ada kakak beradik ini makin menjadi-jadi. Bisa juga yang melerai malah jadi sasaran berikutnya.

Gue menyempatkan diri buat nge-chat Rio. Kebetulan dia lagi cuti, dan gue iseng nge-chat dia buat mengabari kalau yang dia bilang beberapa hari lalu benar.

BREAK THE RULES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang