Part Thirty Three : He Dropped Me From A Thousand Feet

446 38 10
                                    

Hari-hari gue berjalan kayak biasa setelah insiden gue dengar curhatan Rio ke Raynald. Rio gak nunjukkin jiwa-jiwa orang banyak pikiran didepan gue setelah dia curhat ke Raynald. Satu sisi, gue berfikiran kalau cowok ini masih mau mempertahankan rules-nya dengan gue. Sisi lain? Ini agak berat untuk gue bahas karena... Ya... mengandung topik Vanessa Celine Amidala.

Rio masih mengajak gue bercanda kayak biasanya. Hari ini dia udah menjahili gue dengan melempar es batu tepat di tubuh gue. Tahu sendiri kan kalau gue gak akan diam pas Rio beraksi? Yaudah, gue balas aja dengan melempar es batu juga ke tubuh cowok itu. Alhasil, lantai Bar basah gara-gara ulah dua orang rusuh ini.

"Rere! Rio! Bersihin lantainya sampe kering!" oceh Ayu bertolak pinggang.

"Iyaaa..." Balas Rio mengambil tongkat pel. Bukannya mengepel, cowok itu malah mencolek punggung gue pakai ujung tongkat pel itu!

"Rio! Ah elah!" langsung aja gue mengadu ke Ayu buat kasih tahu kelakuan si cowok rusuh ini.

"Yah, ngadu! Gak asik!" celetuk Rio pelan sampil mengepel lantai.

Gue pun ketawa sambil mengambil alih pekerjaan cowok itu. "Udah, lo jaga kasir dulu gih. Ada customer."

Tanpa gue sadari setelah selesai mengepel, ternyata customer yang ada di kasir itu Hanna. Hari ini Derren masuk, jadinya dia yang ambil alih melayani Hanna dari memesan minuman, membuat minuman (kalau ini dia harus didampingi sama staf lainnya), sampai minumannya aja khusus diantar ke meja tempat Hanna duduk.

Senang deh lihat Hanna, dia udah dapat cowok yang gak mandang fisik maupun kekurangan lainnya didiri dia. Derren is such a good man.

"Kak Rere!" Hanna melambaikan tangan setelah dia melihat gue berdiri di Bar.

"Hei!" gue membalas sapaannya.

Tiba-tiba Rio datang menghampiri gue sambil berbisik. "Hanna kenapa sih sama gue? Gak kayak dulu."

Gue pura-pura menatap cowok itu heran. "Gak kayak dulu tuh maksudnya gimana?"

"Iya, dulu kan dia sering nyapa gue duluan. Ini enggak. Udah beberapa kali dia ke sini tapi gue dikacangin mulu. Sekalinya dia bales sapaan gue, balesnya jutek."

I'm laughing inside. Hanna begitu karena cerita gue, Rio. Cowok itu gak perlu tahu. Yang jelas, Hanna jadi lost respect on a handsome guy named Sadirga Mario Wijaksana.

"Gue bikin salah apa sih sampe dia begitu?"

"Yaelah! Gak usah overthinking gitu dong!" Balas gue menahan tawa. "Mungkin muka lo ngingetin dia sama someone she hate."

"Emang segitu pasarannya kah muka gue?" Keluh dia cemberut. But suddenly dia balik lagi ke kasir setelah melihat Naura mampir ke Moonbucks sambil membawa botol minumannya. Biasanya Tenant Non Food And Beverages sekitar Moonbucks selalu mampir ke sini buat minta es batu untuk minum.

Gue cuma melihat apa yang terjadi antara Rio dan Naura dari kejauhan. Kenapa? Karena gue malas berinteraksi lagi sama cewek itu. Dari wajahnya Naura sih kelihatan jelas kalau dia udah benci banget sama Rio. Rio nanya ke Naura, kok jarang mampir dan udah gak pernah minta pulang bareng lagi. Naura cuma balas seadanya aja. Plus nyolot.

"Emang harus setiap saat gue nebeng lo? Enggak kan? Gue mau pulang naik apa kek, sama siapa kek, suka-suka gue!"

Bahkan Naura say thank you bukan ke Rio, tapi ke staf disebelah cowok itu, Alit dan Donny. Sekarang mereka lagi ketawa terbahak-bahak.

"Lo apain tuh cewek, wak?!" kata Alit masih ketawa.

"Gak gue apa-apain lah! Gila!"

"Terus kenapa dia jutek banget sama lo?!" Lanjut Alit. Donny juga masih ketawa geli, sampai dia gak bisa ngomong apa-apa selain ketawa.

BREAK THE RULES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang