Part Thirty Six : Just The Two Of Us

407 35 16
                                    

"Re," sambil memegang kalender Rio menghampiri gue, pas banget gue lagi gak sibuk-sibuk banget di Bar, "kata Raynald tanggal segini kita bisa ambil cuti bareng nih. Si Derren bisa masuk Weekday katanya."

Beberapa bulan udah berlalu, dan kontrak gue dengan Rio masih berlanjut. Gue masih diposisi yang sama, alias masih menjadi Gianina Arethusa si cewek tolol karena belum juga keluar dari zona terlarang ini. Soalnya setiap gue ketemu Rio tuh... it's like... there's a magnet on him, seakan magnet itu membuat gue gak bisa menjauh dari dia. Wow, ini emang aneh sih.

Gue dan Rio juga udah gak sesering dulu berhubungan seksual. Ada beberapa faktor yang menghambat. Pertama, beberapa bulan ini Axel sering menjemput gue kerja. Kedua, faktor dimana tahap pendekatan Rio dan Vanes udah semakin jauh, yaitu ke tahap video call sampai ketiduran. Gue tahu darimana? Thanks to indera pendengaran gue. Ketiga, Rio lagi kepingin nabung. Cowok itu mau menyisihkan sebagian besar gajinya demi keperluan lain. Dia bilang sih buat modal usahanya sama Raynald, makanya dia gak mau check in dulu. Dan terakhir, rumah gue udah jarang kosong. Sekalinya kosongpun cuma siang hari aja. Pokoknya udah susah buat bawa Rio menginap di rumah gue lagi.

"Jadi Raynald accept request kita?"

Rio mengangguk. "Nanti bilang ke orang tua kita kalo kita outing kali ya?"

Ide bagus. Gue juga bisa jadikan itu alasan ke Axel. Axel bukan tipikal cowok yang menuntut gue buat post a picture sebagai bukti.

Gue sempat berpapasan dengan Raynald ketika cowok itu hendak siap-siap pulang kerja. "Mau liburan nih kayaknya." Sapa dia.

Gue cuma ketawa cengengesan.

"Berdua aja sama dia?"

Gue tahu 'dia' yang Raynald maksud siapa. "Sekali-kali ke luar kota. Bosen sekitar Jakarta sama Bekasi mulu."

Cowok itu ketawa sambil menggelengkan kepalanya. "Yaudah, have fun deh kalian, asal jangan keluar didalem aja."

"Pake kondom, Bang. Tenang aja." Balas gue santai.

Sempat ada beberapa staf curiga kenapa gue dan Rio ambil cuti diwaktu bersamaan. Berkat akal-akalan gue yang bilang kalau gue ada urusan keluarga dan Rio mau liburan sama teman-temannya, merekapun percaya. Yah... entah percaya seutuhnya atau setengah-setengah. Kalau Vanno mah udah jelas, dia gak akan percaya.

Tanggal yang gue dan Rio ambil buat cuti adalah tanggal 23 sampai 25 Juni 2021. Iya, cuma tiga hari. Itu udah cukup kok.

Gue sengaja gak bertanya ke Rio kemana dia akan membawa gue vacation. Dia cuma memberikan gue beberapa kode. Di luar Jakarta, tiga jam perjalanan dari Bekasi, dan dataran tinggi.

I fucking know the answer. Bandung!

---

The day is finally come.

Gue dan Rio udah janjian di McDonalds dekat rumah gue. Sengaja janjian di sini, soalnya kalau Rio menjemput gue didepan rumah, nyokap gue pasti curiga.

"Nih," gue menyodorkan sebungkus McDonalds berisikan apple pie, kentang goreng, dan coca cola buat cemal-cemil.

"Lah, gue juga udah beli cemilan," dia menunjuk ke kursi belakangnya. Yang benar aja, ada dua plastik penuh makanan ringan sedangkan cuma dua orang aja yang berlibur?!

Oh iya, lupa, kan usus Rio panjang. Dia aja bisa makan pecel ayam tiga porsi sekaligus. Makanan ringan ini mah gak ada apa-apanya kalau dibandingin sama tiga porsi pecel ayam.

BREAK THE RULES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang