Part Twelve : The Unknown Girl

564 49 4
                                    

Hai! Semoga kalian sehat selalu! Jangan bosen-bosen baca Break The Rules, yah. Karena... di salah satu draft part belasan ini aku udah masukin adegan 'itu'. Iya, 'itu'. Tapi akan aku sampaikan dengan tidak frontal, biar kalian tetap nyaman bacanya ;)

Selamat membaca!

- - -

23 Juli 2020.

Ada banyak cerita hari ini. Cerita pertama diawali dari promo. Kafe tempat gue bekerja mengadakan promo yang cukup gila, buy 1 get 50%. Tapi gue bisa bernafas sedikit lebih lega karena promo ini hanya berlangsung dari jam 12.00 sampai 16.00. Hari ini ada 7 staf bekerja dari total 12 staf. Sisanya libur. Menurut gue, Raynald harus dikasih kritik dalam hal mengestimasi, baik dalam estimasi jumlah staf maupun estimasi pengiriman barang. Bayangin aja, disaat promo begini cuma ada 7 staf yang incharge. Kalau saat weekday tanpa promo apapun dengan jumlah staf segitu sih cukup, tapi kalau ada promo ya seenggaknya Raynald nambah satu atau dua staf lagi. Gue tadi sempat keteteran di bagian Mobility section. Oh iya, gue ingatkan lagi, Mobility section itu section di Moonbucks khusus membuat minuman non-blend dan non-shake. Karena banyaknya pesanan di section tersebut, gue membagi tugas dengan Dika, dia membuat minuman dingin dan gue membuat minuman panas.

Alhasil, saking paniknya akibat serangan siang bolong, tangan gue kena steam wand pas lagi bikin milk froth untuk minuman Flat White. Luka bakarnya gak parah, kok. Cuma 2cm dan langsung gue obati pakai Bioplacenton.

Ada cerita lainnya. Hari ini gue masuk pagi berdua sama Donny. Gue datang lebih duluan, gak lupa mengucapkan salam biar gue gak digangguin sama setan penunggu. Tapi kali ini salam aja gak mempan, penunggu di sini mulai berulah. Tong sampah di area VIP tiba-tiba geser dengan sendirinya. Beruntung gue gak penakut karena gue udah biasa dijahilin sama penunggu rumah gue. Gue langsung menyalakan Ayat Kursi di YouTube, kali aja setannya kepanasan terus kapok. Donny sampai heran, begitu dia datang langsung disambut dengan lantunan ayat suci. Donny kira dia bukan sampai di tempat kerja, tapi sampai ke alam kubur.

Cerita terakhir yang bukan akhir dari perjalanan hari ini, balik ke promo. Promo kali ini didominasikan sama orang-orang dari berbagai kalangan, sampai ada Karen (istilah orang Amerika untuk ibu-ibu songong) yang ribut sama customer lain karena maksa menyelak antrian dengan alasan 'anak muda harus mengalah sama yang lebih tua'. Perdebatan itu langsung dilerai sama gue. Biar cepat, gue menanyakan apa pesanan si Karen ini, setelah dia menyebut pesanannya, langsung gue buatkan minumannya dan menyuruh dia untuk pergi tanpa membayar sepersenpun. Bukan apa-apa, orang kayak Karen satu ini harus dibikin malu dengan cara halus. Terus, cara gue juga diakui apik oleh beberapa pelanggan, katanya sarkas banget tapi cemerlang, biar Karen menanggung malu. Jiwa-jiwa sarkas didiri gue ini gue dapatkan dari ibu gue. Beliau emang sarkas kalo ada tetangga ketahuan ngomong yang aneh-aneh soal keluarga gue.

Oh ya, gue juga bilang ke si Karen, "lain kali kalau kami ngadain promo lagi, ngantri ya, Bu. Di belakang ibu banyak kok wanita seumuran ibu yang mau mengantri. Bahkan ada yang lebih tua dari ibu juga, loh. Jadi warga negara yang baik tuh harus mematuhi peraturan, Bu."

Kalau pake cara sopan kurang mempan, ya udah, mau gak mau gue harus pakai cara kayak begitu. Si Karen pun pergi dengan ocehannya. Dasar victim player!

Pada akhirnya promo selesai tepat pada pukul 16.00. Gue berjalan ke Kitchen dan langsung menjatuhkan tubuh gue ke lantai. Gue tiduran di sana tanpa memperdulikan lantainya kotor atau bersih. Capek banget, promo cuma berlangsung singkat tapi antriannya non-stop. Bisa kebayang seperti apa betis gue saat ini, 'kan? Kencang banget!

BREAK THE RULES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang