Saat diperjalanan menuju kantin, Farrel tak sengaja melihat seorang gadis berjalan kearah toilet. Seketika ide jahil Farrel keluar dari benaknya.
Farrel berhenti, membuat para sahabatnya pun ikut berhenti. "Kenapa berhenti bos?" Tanya Erik menatap Farrel.
"Lo pada duluan aja ke kantin, gue ada urusan bentar" jawab Farrel tanpa menoleh. Matanya masih tetap fokus menatap kepergian gadis itu.
Johan mengikuti arah pandang Farrel, tidak disangka urusan Farrel hanya ingin membuntuti sang pujaan hati. Johan mendekati Farrel, lalu berbisik "Trabas terus bro. Jangan kasih kendor" Ucap Johan. Farrel menoleh sekilas kearah Johan, lalu menatap kembali seseorang yang menjadi titik terfokusnya.
"Cabut! Bos mau PDKT sama ayang beb" Johan melirik Farrel dengan senyum jahil.
"Oalah, PDKT toh" celetuk Erik.
Farrel langsung menoleh kearah Johan dan Erik. Menatap tajam keduanya. Yang ditatap pun hanya bisa menunduk takut.
"Sorry sorry. Yuk kantin" ajak Johan.
Setelah melihat kepergian sahabatnya, Farrel bergegas untuk mengikuti kemana perginya sang pujaan hati.
* * *
"NAYA!" Teriak Abel memanggil nama sahabatnya. Naya yang mendengarnya pun reflek berhenti. Mencari dimana arah suara melengking itu.
"Lo mau kemana?" Tanya Abel saat sudah sampai didepan Naya.
"Toilet" jawab Naya singkat.
"Oh... ya udah, gue mau ke kelas. Bye." ucap Abel lalu melenggang pergi.
Naya menganga heran, tak habis pikir dengan Abel. Memanggil namanya tidak santai, hanya menanyakan hal sepele lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. "Sinting tu anak" maki Naya.
Setelahnya Naya pergi menuju toilet siswa perempuan.
Sesampainya ditoilet, hal pertama yang Naya tuju ialah wastafel. Naya menuju wastafel untuk memakai liptin. Setelah selesai, Naya membasuh tangannya dengan sabun cair yang sudah tersedia disitu.
Naya kaget lantaran ada seseorang yang menarik tangannya. Naya berbalik, dan mendapati lelaki tengil sedang menatapnya dengan tatapan jahil.
"Farrel"
"Lo ngapain disini?" Tanya Naya dengan alis terangkat satu.
Farrel menyandarkan punggungnya ke tembok. Tangannya dilipat didepan dada. Menatap datar kearah Naya.
"Gue? Ngintilin lo"
"Kurang kerjaan banget lo sampe ngintilin gue ke toilet"
"Suka-suka gue lah" sahut Farrel. Tangan kanannya beralih membuka seluruh kancing seragamnya. Menyisakan kaos hitam polos yang melekat ditubuh kekarnya.
Langkahnya berjalan mendekati Naya sehingga mengikis jarak diantara mereka. Naya hanya bisa menelan salivannya. Jantungnya berdetak kencang lantaran Farrel mencondongkan tubuhnya.
"Lo ngapain si rel?" Cicit Naya lirih.
Farrel hanya diam tidak menjawab. Wajahnya mulai mendekati wajah cantik Naya. Memiringkan kepalanya lalu berbisik "Sstt...Lo diem aja. Kita cuma berdua disini. Gak akan ada yang tau" bisiknya dengan suara serak basah.
Suara berat Farrel membuat Naya gugup. Naya mencoba mendorong dada bidang Farrel, namun nihil. Tenaga Farrel jauh lebih kuat darinya.
"Farrel plis, jangan apa-apain gue. Gue masih perawan rel" ucap Naya memohon.
Membuang muka kearah lain lalu beralih mencuci tangan di wastafel, tak lupa untuk mengancingkan kancing seragamnya.
"Dasar otak mesum" sarkas Farrel menoyor pelan kepala Naya.
"Anjing, ngeselin banget si lo" sinis Naya.
Farrel terkekeh melihat wajah kesal gadis dihadapannya ini. "Jadi, lo berharap gue apa-apain, hm?" Tanya Farrel jahil.
"Dih najis"
"Tapi emang bener si, disini kita cuma berdua. Kalo ngapa-ngapain juga gak ada yang tau. Pintunya juga udah gue kunci" kata Farrel.
Mendengar kalimat terakhir Farrel, seketika mata Naya terbelalak. Apa tadi katanya? pintu dikunci? Pantas saja dari tadi tidak ada yang memasuki toilet ini.
"gak guna, mana kuncinya? Gue mau ke kelas"
"Ada syaratnya"
Naya memutar bola matanya malas dan menghela nafasnya kasar "Apa?" Tanya Naya.
Farrel menusuk-nusuk pipi kanannya dengan jari telunjuk. Naya tak mengerti apa maksud Farrel, ia mengerutkan dahinya.
Farrel yang mengerti jalan pikiran Naya lantas menghentikan aksinya. Tatapannya beralih menatap Naya dengan jengah.
"Cium nayyy" rengek Farrel menggoyang-goyangkan lengan Naya.
Naya dibuat tertegun atas perlakuan Farrel. Sangat menggemaskan, pikirnya.
"Siapa gue lo? Sampe gue harus banget nyium lo?""Gue? Calon suami lo" jawab Farrel santai.
Naya melotot, "mimpi!"
"Sesungguhnya mimpi yang indah akan menjadi kenyataan"
"Gak, gue gak mau nyium apa lagi nikah sama lo"
"Nay, cium ihhh" rengek Farrel menjadi-jadi.
Naya terkekeh geli melihat tingkah Farrel.
"Lo gemes banget si rel" Naya mencubit pipi Farrel dengan gemas."Awhh shh, sakit nay" rintih Farrel memegangi pipinya yang terasa panas.
"Masa si? Mana yang sakit? Biar gue obatin."
Cup
Cup
"Udah sembuh belum, sakitnya?" Farrel tak menjawab.
Tangan mungil itu mengambil sesuatu dari saku celana Farrel, tentunya tidak disadari sang empu. Naya berjalan keluar toilet, meninggalkan Farrel yang masih diam tak bergerak seperti patung.
Farrel memegangi kedua pipinya. Tidak menyangka bahwa seorang Naya akan menciumnya.
Setelah tersadar dari lamunannya, Farrel reflek berteriak. Melompat-lompat kegirangan.
"Arghhh anjir gue baper!!" Teriak Farrel.
"Gue gak mimpi kan ya?"
"Naya? Nyium gue?"
"Mamah Farrel baper!!!!!" Teriak Farrel lagi.
* * *
-
-TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFARREL [perjodohan]
Roman pour Adolescents! FOLLOW SEBELUM BACA ! -Bahagia itu ketika melihat orang yang kita sayang bisa tertawa tanpa adanya rasa kecewa dan luka- Rafarrel Geo Darendra. Laki-laki tampan yang kerap dipanggil Farrel itu memiliki beribu-ribu, bahkan berjuta-juta ketampanan y...