12. Pengakuan Naya

5K 422 116
                                    

Bahagia itu sederhana.
Ketika tawamu menjadi semangatku.
Ketika senyummu menjadi candu ku.
Ketika hidup bersama mu adalah anugerah terindah yang tuhan berikan padaku.

-farrelgeo-

*  *  *


ceklek

Suara kenop pintu terbuka, Farrel mendongak menatap sekilas seorang gadis yang tengah berdiri diambang pintu. Naya berjalan kearah Farrel yang tengah duduk dipinggir kasur sambil bermain benda pipih ditangannya.

Naya duduk disamping Farrel, memegang pundak lelaki itu. "Lo tega banget si ninggalin gue di restoran. Terus, lo juga tega biarin gue pulang sendiri, kalo gue kenapa-napa gimana coba"

Farrel menoleh menatap Naya dengan alis terangkat satu, "bukan urusan gue" sahut Farrel kembali fokus dengan ponselnya.

Naya menghembuskan nafas perlahan, "Lo gak khawatir sama gue?" Farrel menggeleng.

Drtt drttt

Suara panggilan dari ponsel Farrel berbunyi, dengan cepat ia mengangkat telpon itu.

"Halo"

"Ihh lama ngangkatnya" sahut dari seberang sana.

"Iya maaf"

"Emm, kangen"

"Iya sayang, besok kita jalan-jalan"

Tangan Naya yang mula-mula hinggap dipundak Farrel pun lambat laun memudar, seperti ada yang tergores didalam hatinya dikala mendengar ucapan manis yang terlontar dari bibir Farrel. Naya segera menghapus air mata yang turun mulus di pipinya dengan kasar. Beranjak berdiri lalu masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya, tidak lupa mengambil baju yang ingin ia kenakan.

Farrel menatap punggung Naya yang kian menjauh, ada sedikit rasa kecewa, bersalah, dan khawatir. Bohong jika Farrel tidak khawatir, selebihnya Naya adalah perempuan, gadis yang amat ia cintai. Namun ego nya lebih besar daripada pikirannya.

"Halo bang, Abang!"

Farrel memudarkan lamunannya, "hah, kenapa?"

"Abang gak denger Helen?" Ya, yang menelepon adalah Helena, adik Farrel.

"Denger, udah dulu ya? Kakak ipar lagi ngambek" ucap Farrel.

"Salah paham nih pasti. Abang si panggil Helen sayang."

"Itu juga kar---"

Tut Tut

Belum juga Farrel menjawab, sudah diputuskan sepihak. "Ck, bocah biadab" maki Farrel melempar asal handphone nya. Farrel membaringkan tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Otaknya berkecamuk tentang siapa lelaki yang bernama Thio tadi, ada hubungan apa antara dia dengan istrinya. Cemburu, itulah yang Farrel alami saat ini.

*  *  *

Suara dencitan pintu membuyarkan segala lamunan Farrel, Naya baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Berjalan kearah meja rias dengan tangan yang sibuk mengeringkan rambut dengan handuk, tanpa melirik Farrel sama sekali. Naya duduk didepan cermin lalu mulai memakai skincare.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang