RAFARREL [perjodohan]

18. Rasa Yang Sama

Happy reading...

-
-

Mencintai kamu adalah hal biasa yang lama-lama menjadi terbiasa dan berakhir meninggalkan luka.

-algidavaren-

*  *  *

"RAFARREL GEO DARENDRA, PUTRA DARI PASANGAN BAPAK GANDI ADINATA DAN IBU MAIRA DENADA. MURID LAKNAT SMA MAHESWARI, SISWA BERANDALAN KELAS XII IPS 2, MANUSIA YANG MEMILIKI SIFAT TENGIL SEPERTI SETAN BESERTA KAWAN-KAWANNYA."

"APA YANG KAMU LAKUKAN SAMPAI KACA RUANG BK PECAH TIDAK BERBENTUK SEPERTI MUKA KAMU YANG JELEK ITU, HAH?!"

Farrel menelan salivanya susah payah. Sungguh, Farrel tidak sengaja melakukannya. Itu semua karena teman-temannya ia harus menanggung segala ocehan, omelan, serta hukuman dari guru killer itu.

Pak Warno mengusap wajahnya gusar. Takdir macam apa ini, beliau harus mengajar siswa berandal yang kesehariannya selalu saja membuat hidupnya terasa tercekik. Untung saja beliau tidak memiliki riwayat darah tinggi. Jika punya, sudah dipastikan hidupnya tidak akan bertahan lama.

Guru killer yang menjabat sebagai guru bahasa Indonesia sekaligus guru BK itu sedang memarahi salah satu muridnya yang sudah memecahkan jendela ruang BK. Entah apa yang diperbuatnya hingga kaca di ruangan itu bisa pecah.

Pak Warno mendudukkan bokongnya dengan kasar, "DUDUK!" titahnya menyuruh Farrel untuk duduk dihadapannya.

Farrel mengusap-usap telinganya yang terasa berdengung. Tidak bisakah guru garangnya ini berbicara dengan lembut, Farrel selalu mengusap telinganya jika mendengarkan omelan maut dari pak Warno.

Lelaki tampan itu duduk di kursi dan berhadapan langsung dengan gurunya.

Pak Warno berdeham, menatap tajam murid dihadapannya. "Apa yang kamu lakukan sampai membuat kaca ruangan saya pecah?!" Tanya guru itu dengan nada membentak.

Farrel menyugar rambutnya, "nggak sengaja, pak" sahutnya dengan santai.

"Tidak sengaja kamu bilang? Punya dendam apa kamu sama saya sampai hampir setiap hari kamu bolak-balik masuk ruang BK, hampir setiap hari kamu bikin nyawa saya hampir melayang karena tingkah laku kamu. Hampir setiap hari juga rambut saya yang hitam berubah putih karena kamu!"

"Loh, jangan salahkan saya, pak. Bapak beruban memang sudah umur. Kalau masalah nyawa bapak yang hampir melayang karena saya, itu sudah tanda-tanda, pak"

Pak Warno mengerutkan dahinya, "maksud kamu?"

"Tanda-tanda bapak mau tiada," sahut Farrel menampilkan deretan giginya yang rapih.

BRAK!

Guru itu menggebrak mejanya dengan nyaring, Farrel sampai tersentak akan gebrakan meja itu.

"DASAR ANAK SETAN!"

"Kemarin bapak bilang saya anak cebong. Tadi bapak bilang kalo saya anak dari bapak gandi dan ibu maira, kenapa sekarang bapak bilang kalo saya anak setan. Yang bener yang mana? Kalo menjelaskan itu yang jelas, jangan kaya hidup bapak yang gak jelas alurnya."

"IYA! KAMU MEMANG ANAK ORANG TUA KAMU, TAPI KUTUKAN SETAN DAN TITISAN IBLIS!"

"dasar tua," gumam Farrel.

Pak Warno menghembuskan nafasnya kasar.
"KELUAR KAMU! LARI LAPANGAN 30 PUTARAN!" bentak pak Warno.

Farrel bangkit dari duduknya, menyugar rambutnya yang berkeringat lalu membuka dua kancing atas seragamnya.