29. Mabuk

3.4K 246 14
                                    

VOTE sebelum membaca !!

-
-

Happy reading...

*  *  *


Kelima laki-laki itu berjalan memasuki area bangunan yang mungkin itu adalah tempat terlarang bagi orang-orang.

Didalam ruangan itu banyak sekali minum-minuman keras yang bisa saja membuat mereka kehilangan akal. Tidak hanya itu, diruangan yang hanya dihiasi dengan lampu yang redup itu menyimpan dan menampung puluhan perempuan-perempuan berpakaian seksi yang bertugas untuk menggoda dan memuaskan laki-laki pecandu seks.

Namun, mereka berlima tidak akan tergoda dengan itu semua. Karena memang niat kelima lelaki itu hanya ingin menghilangkan rasa pusingnya akibat ulangan Matematika yang diadakan tadi.

Semua tatapan orang-orang yang berada didalam ruangan terfokuskan pada kelima pria berpenampilan sangat cool, tampan, mapan, dan elegan. Kecuali Erik.

Farrel, Algi, Johan, dan Nathan. Keempat laki-laki itu menahan malu karena Erik yang selalu saja bertingkah. Jika membunuh teman itu tidak dosa, mungkin malam ini juga Erik akan lenyap dari dunia.

Bagaimana tidak? Pakaian yang dipakai Erik sangat tidak etis untuk kawasan yang sedang mereka kunjungi.

Memakai baju koko serta sarung kotak-kotak yang sudah menjadi ciri khas pakaian yang dipakai oleh bapak-bapak komplek sepulang dari masjid. Dan satu lagi, jangan lupakan peci hitam yang singgah di kepalanya.

Erik berjalan mendahului teman-temannya, lalu merentangkan kedua tangannya untuk menghadang langkah mereka.

Algi berdecak kesal. "Ck. Lo ngapain si, Rik?" Tanya Algi dengan nada datar.

Erik memandangi sekitar, seolah sedang mencari sesuatu. "Coba deh kalian liat kanan, kiri, depan, belakang," suruh Erik dan diikuti oleh keempat sahabatnya.

"Ada yang aneh nggak?" Pertanyaan itu dibalas gelengan dari Farrel, Johan, Algi, dan Nathan. "Nggak ada," sahut mereka serempak.

"Liat yang bener. Masa nggak ada yang aneh sih?" Lagi-lagi mereka menggeleng. "Emang nggak ada yang aneh, anjing," kesal Nathan.

Erik mendengus. "Liat pake mata kepala dong, jangan pake mata kaki lo yang kudis itu,"

"Nggak ada yang aneh, anjir,"

"Yang ada penampilan lo yang aneh," Johan melanjutkan ucapannya. Mengingat bahwa pakaian yang dipakai Erik sama seperti bapak-bapak yang sehabis pulang dari Masjid.

Merasa menjadi tersangka, Erik memerhatikan penampilannya sendiri. "Emang penampilan gue kenapa, Jo? Perasaan nggak ada yang aneh," balas Erik.

"Setelah gue pikir-pikir, kayanya bukan penampilan lo doang yang aneh, tapi otak lo yang aneh sampe penampilan pun ikutan aneh," komentar Johan.

Kedua bola mata Erik membulat. Erik menaikkan sedikit sarung kotak-kotak nya, lalu berjalan mendekati Johan. "Sialan lo," maki Erik menjitak kepala Johan kencang.

"Anjing," umpat Johan tertahan.

"Apa lo? Nantangin gue?" Erik kembali menjitak kepala Johan.

"Gue ketekin juga lo," Erik ingin mengapit leher Johan. Namun, ucapan dingin Algi membuat niatnya ia urungkan.

"Diem atau gue patahin tulang rusuk lo berdua," ancam Algi dingin membuat kedua sejoli itu terdiam dan menjauh satu sama lain.

Nathan memutar bola matanya. Sangat dibuat malu oleh kelakuan dua sahabatnya itu, Nathan ikut bergabung untuk menyudutkan Erik. "Yang dibilang Johan nggak salah. Lo emang malu-maluin," ceplosnya.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang